Untuk Bumi

4.5K 157 7
                                    

Untuk Bumi,
Aku ingin mencurahkan beberapa kalimat tentang salah satu makhluk hidupmu. Tentang kehadiran dan kepergian yang seenaknya. Tentang tawa dan tangis akannya, bahkan tentang semua kenangan yang diisinya.

Bumi,
Maukah kau mendengarkannya? Aku sudah terlarut lebih dalam akan pesonanya, bahkan sampai tidak bisa untuk melupakan. Setiap ingin melupakan, ada saja yang membuat ingat, kehadiran nya dengan tiba-tiba contohnya.

Bumi,
Tolong peringatkan ini sekali saja kepada makhlukmu. Bilang kepadanya bahwa ini hati bukan gantungan kunci, yang terlalu seenaknya di gantungin tanpa di berikan seuntai kepastian.

Untuk waktu ini,
Detik ini,
Saat ini,
Di bumi.

Sedikit demi sedikit aku mulai belajar untuk melupakan, walau rasanya sulit meninggalkan beribu kenangan, sulit sekali! Ini penekanan. Tapi harus kulakukan.

Katakan padanya untuk jangan kembali jika yang dibawa hanya segenggam ketidakpastian belaka, aku benci hal itu. Aku benci jika hati ini harus merasakan luka lagi. Tapi anehnya, tidak bisa benci kepada sang pembuat luka.

Bumi,
Tolong atas beberapa pengakuan di atas, maaf jika memang kau rasa aku yang salah, aku yang bodoh. Tapi aku sudah terlewat nyaman, maafkan.

Memang aku yang memulai, dia yang terlibat, dia yang mengakhiri, dan aku yang tak bisa melupakan.

Teori yang terlalu singkat namun jelas maknanya bahwa dia datang untuk mengakhiri. Kenyataan pahit tetapi memang itu faktanya.

Sekali lagi,
Bawa dia pergi jika hadirnya hanya sebatas keambiguan. Karena jujur, aku sudah sangat malas jika harus berteman kembali dengan setumpuk harapan, dengan orang yang sama.

Sekali lagi, ini yang terakhir.
Bawa dia pergi! Karena sampai sekarang pun tidak ada yang tau hatinya untuk siapa dan sedang berlabuh dimana.

Dari aku,
Untuk makhluk bumi.
Tidak perlu kusebut namanya, nanti kamu juga akan tau.


*****

Salam hangat,
@wilyahalfanisaa

Jum'at, 16 November 2018.

BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang