BAGIAN DUA : Gerhana Dermaga Angkasa

1.4K 85 1
                                    

Selamat membaca Bumi Bagian Dua! Budidayakan vote sebelum membaca, terimakasih >3

***

Sepertinya, takdir mempertemukan kita dengan alasan untuk mempersatukan kita.

****

Seorang pria berparas putih bersih mulai memasuki kawasan yang hampir sebelumnya tidak pernah didatanginya. Menjadi seorang siswa baru, dikota baru, bahkan disekolah baru dengan orang-orang asing. Itulah keadaannya sekarang.

Ia berbelok kearah kiri ketika menemui sebuah pertigaan. Tujuannya sekarang adalah menuju kantor sekolah barunya ini.

Dengan bermodal insting dan tadinya sempat tersesat sampai ke toilet wanita, akhirnya pria ini berdiri kokoh didepan pintu bertanda School Office. Ia masuk kedalam ruangan yang bernuansa putih dengan harum khas lavender. Seorang wanita paruh baya dengan tanda pengenal bernama Mifta Azraini yang ia yakin adalah seorang guru langsung menyapanya.

"Siswa baru ya? Sini ikut saya" wanita itu berjalan menuju mejanya lalu duduk, pria itu mengikuti apa yang dilakukan nya.

"Saya Ibu Mifta guru bimbingan kesiswaan di sekolah ini," ujar wanita itu sembari mencari selembaran kertas diantara tumpukan map berwarna-warni.

Pria itu terlihat mengangguk, lalu tak lama wanita di hadapannya itu menyodorkan sebuah kertas selembaran Formulir Pendaftaran. Pria itu mengisi setiap datanya dengan teliti.

"Baik, jadi kamu saya masukkan di kelas Sebelas Ipa 1, jika butuh apa-apa tanya saja kepada siswi kelas kamu yang bernama Bulan. Dia siswi unggulan disini" Pria itu hanya mengangguk tanda mengerti. "Jika kamu menemui gadis tercantik seantero sekolah ini berarti dia adalah Bulan" tambahnya. Sementara pria itu hanya terus mengangguk pertanda mengerti ataupun bisa juga karena sudah terlalu malas mendengarkan.

"Baik buk, saya permisi dulu terimakasih!" pria itu berlalu, meninggalkan ruangan itu dan berpetualang kembali mencari ruang kelasnya.

*****

Gerhana Dermaga Angkasa. Seorang siswa baru yang memiliki visi 3T yaitu Tampan, Tangguh, dan Terlalu Rupawan. Memiliki nama yang unik, namun sama sekali tidak berhubungan jika diartikan.

Jika sebagian orang bertanya mengapa aku pindah alasannya simple, karena sudah tidak nyaman. Mau bertahan sekuat apapun kita namun jika sudah tidak ada perasaan itu sama saja membohongi hati. Siap bucin haha. Itu kalau jawaban bohongnya.

Faktanya saja, aku pindah karena mengikuti kehendak pekerjaan papa ku yang memang selalu tidak menetap. Aku bahkan hampir mengelilingi semua kota di Indonesia.

Baik, tujuanku sekarang adalah menemui seorang gadis yang bernama Bulan. Tunggu, namanya? Sepertinya aku pernah mengetahuinya, tidak asing rasanya.

Aku mengelilingi seluruh penjuru sekolah seperti lapangan besar, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi sampai sekarang pun gadis itu tidak dapat dijumpai.

Tempat terakhir, lapangan belakang. Namun kurasa disini tidak ada, mana mungkin gadis seperti dia mau menghabiskan waktu di tempat yang sama sekali jarang di kunjungi orang sekitar. Tapi tunggu dulu, aku melihat seorang gadis berparas bak Putri Angkasa, ini serius. Tanpa menunggu lama aku langsung mendatanginya, bertanya seputar beberapa hal, walaupun kurasa gadis itu enggan menanggapi obrolan tidak penting yang ku ungkapkan.

"Bulan ya?" Gadis itu mengangguk, tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Gerhana Dermaga Angkasa" aku menyapanya dengan cara mengembangkan tanganku di udara. Bisa dilihat dengan sedikit ragu gadis itu meraihnya "Bulan".

BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang