BAGIAN DELAPAN : Pendekatan

549 39 0
                                    

Selamat membaca Bumi Bagian Delapan! Budidayakan Vote sebelum membaca. Terimakasih >3

***

Percayalah, suatu saat akan ada masa di mana alasan kamu tertawa bahagia adalah karena aku dengan segala tingkahku.

****

Sebuah motor sport berwarna putih keluar dari sebuah perkarangan rumah yang dia tempati selama beberapa tahun belakangan ini. Nyatanya benar, walaupun kejadiannya sudah bertahun yang lalu dan dia menempati rumah yang berbeda dari kejadian itu, Bandung yang mempunyai kenangan buruk itu, maka Bandung yang harus di hindari. Tetapi, ini kebalikannya. Dia harus menetap di Bandung dengan duka yang pernah ada.

Motor itu berhenti di parkiran sebuah sekolah swasta yang sudah berdiri berpuluh-puluh tahun sebelum dia ada di Bumi ini. Tanpa menghiraukan sekitar dan suasana hatinya yang sedang tidak ingin di ganggu, Lelaki jangkung itu melengos begitu saja menuju ke arah perpustakaan, bukan ke kelas.

Di raihnya sebuah buku berjudul Astronomi dan Astrofisika yang di tulis oleh S. Eka Gautama yang berada di rak ke lima dari bawah. Karena postur tubunya yang tinggi, dia bisa mengambil buku itu dengan tangannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Mengingat cita-cita nya adalah menjadi seorang Astronot, rasanya mulai sekarang dia harus bisa lebih giat belajar mengenal Angkasa luar agar bisa masuk Universitas Negeri Moskow di Rusia. Memang kelihatannya sulit, tapi apa yang tidak bisa jika Tuhan sudah berkehendak.

Tertarik pada bagian Revolusi Planet, tangannya langsung membuka halaman 77 di buku itu.

Hukum I Keppler
Hukum I keppler menyatakan bahwa planet-planet beredar dalam lintasan berbentuk elips dengan Matahari berada pada salah satu titik fokusnya.

Dia masih konsen untuk membaca buku yang sebagian dari isinya itu termasuk rumus-rumus fisika yang menyebalkan bagi kebanyakan orang.

Bel masuk berbunyi nyaring di setiap sudut sekolah tepat pada pukul 07.00 WIB. Setiap siswa ataupun siswi yang bersekolah di sini harus siap tidak siap menerima pelajaran hari ini. Karena terlalu tertarik dengan buku ini, aku berniat meminjamnya dan menghampiri penjaga perpustakaan, Bu Anes namanya.

"Bu, 2 minggu ya."

Bu Anes hanya mengangguk mengerti, dia mencatat judul buku, nama peminjam, tanggal, serta tanda tangan, sebagai bukti peminjaman.

Lelaki itu berjalan di sepanjang koridor yang bisa di lihat hanya tersisa sedikit orang yang berlalu lalang. Dia melewati lift untuk naik ke lantai dua, lebih memilih untuk naik tangga saja.

Sampai di kelas, pintu yang tertutup itu dibukanya. Sebagian orang menoleh, lalu melanjutkan kegiatan tertunda mereka tadi. Dia melewati meja Bulan. Gadis itu sedang fokus membaca sebuah novel dengan alunan musik yang di dengarkannya melalui earphone putih kilat itu. Bahkan di perkirakan gadis itu sama sekali tidak sadar bahwa seorang lelaki yang baru saja memasuki ruangan kelas sedang memandanginya.

"Tumben lo lama?" Rayhan menatap ke arahku sebentar, setelah itu dia mengutak-atik kembali ponsel nya lagi.

"Dari Perpus," ku letakkan tas yang sedari tadi ku bopong itu ke kursi di sebelah Rayhan,"Gue kira gue telat tadi, perlu selametan ni kayanya."

Rayhan tertawa renyah, lelaki itu mengantongi ponselnya di saku baju putihnya. "Ngaco lo! Pak Selamet masuk lo selametin dah"

"Eh, bener juga lo ya Re! Pak Selamet masuk pelajaran ke berapa?"

BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang