19. Perasaan aneh

3K 192 28
                                    

Tubuh Vacha mulai terbaring lemah. Aliran cairan infus perlahan memasuki tubuhnya. Nafasnya pun mulai teratur bersama detak jantung yang sesuai dengan detik pada jam. Mata Vacha masih terpejam. Di dalam ruangan, dokter serta seorang perawat mulai melakukan pekerjaannya. Memberi cairan ke dalam infus melalui jarum suntik.

Naufal, Leta, dan juga Lisa berdiri panik di depan ruangan. Menunggu kabar orang yang ada di dalam sana. Semenjak kedatangan mereka di rumah sakit, Naufal memilih menjelaskan semua mengenai Vacha kepada Leta dan Lisa. Dua gadis itu sama sekali tidak mempercayai perkataan Naufal.

Keyla memang telah dikubur tepat di depan mata mereka. Mereka menyaksikan tubuh gadis itu tertimbun tanah merah bahkan batu nisan sudah sangat menjelaskan bahwa yang meninggal adalah Keyla. Itu makam Keyla. Data rumah sakit serta beberapa saksi juga mengatakan itu adalah Keyla.

Lantas mengapa ketika melihat Vacha mereka justru masih mengira itu adalah Keyla? Perasaan mereka mengatakan hal itu tapi logika mereka justru bertolabelakang dengan semua itu.

Pria berkacamata yang tidak lain adalah dokter yang menangani Vacha keluar dari dalam ruangan itu.

"Bagaimana?" tanya Naufal mendekati Dokter itu.

"Apa pasien sedang mengalami amnesia?" tanya balik dari Dokter.

Naufal mengangguk. Vacha memang pernah mengatakan hal itu kepadanya.

"Kalau begitu kalian tidak perlu khawatir. Pasien hanya mengalami pusing akibat reaksi dari masalalunya."

"Maksud dokter?" tanya Leta dengan kernyitan di dahi.

"Beberapa kejadian membuat emosi pasien terganggu, masalalu yang dulu hilang perlahan ingin kembali."

Lisa melangkah mendekati Dokter, "Apa itu berita baik?"

"Itu hanya akan kembali pada reaksi pasien. Terkadang hal itu justru Bisa membuat pasien mengalami stres."

Keheningan kembali tercipta. Mereka sama-sama bungkam dengan pernyataan itu. Di satu sisi mereka merasakan bahagia namun detik yang bersamaan mereka mengalami takut. Jika memang ingatan itu akan kembali itu berarti mereka bisa lebih mudah mengetahui masalalu Vacha. Namun, jika kemungkinan kedua yang terjadi maka mereka akan merasa bersalah.

Suhu di lorong mulai terasa sesak. Tak ada langkah yang terdengar dari lorong itu. Sunyi. Hingga akhirnya suara benda jatuh membuat pikiran mereka buyar. Naufal, Leta, dan Lisa berbalik. Menatap ke sumber suara.

Dua orang telah berdiri sekitar tiga langkah dari tubuh Lisa. Mereka adalah Chayadi dan Sela. Suara tadi berasal dari tas Sela yang terjatuh di lantai. Raut wajah dari dua orang itu terlihat kaget.

Sela menggeleng tidak percaya, "Tidak. Vacha tidak akan stres."

Chayadi mengusap lembut pundak Sela. Sela menepis tangan Chayadi kemudian melangkah mendekati Naufal.

Sela berdiri di depan Naufal, "Kamu apain anak saya?"

"Saya?" Naufal menunjuk dadanya. Masih tidak percaya dengan tuduhan yang dilontarkan wanita paruh baya yang ada di hadapannya.

"Kamu mau bantu dia buat ingat masalalunya? Kamu pikir kamu ini siapa? Kamu bahkan tidak tahu bagaimana masalalu Vacha, lantas mengapa kamu malah ingin membuatnya mengingat masalalunya?"

"Sela," Cahyadi kini berdiri di samping Sela. Kembali memegang pundak istrinya.

"Lepasin mas," Sela kembali menepis tangan Cahyadi.

"Sela!"

"Kenapa? Kamu mau membela pria ini?"

"Sudah, Vacha pasti baik-baik saja,"

Inesperado | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang