[]
Dia yang selalu hadir belum tentu jodohNamun bisa jadi iya:))
[]Disinilah mereka berada, di depan pagar sebuah rumah dengan pandangan lurus menatap pos satpam yang tak menampakkan sosok penjaga.
Azka melangkah lebih dulu kemudian mengintip dari balik pagar besi yang dicat hitam itu, dan rupanya seorang pria tua sedang terduduk dengan santai di dalam ruangan sembari menyeruput minuman yang mengeluarkan uap ke udara.
"Pak!" teriak Azka mengambil alih tatapan pria itu.
Pria itu berjalan ke arah Azka,
"Cari siapa, dek?""Naufal."
Pria tua itu hanya mengernyitkan dahi, tak mengenali nama Naufal yang disebutkan oleh Azka.
"Dasar bego!" lagi, Lim menyodor kepala Azka, "Vacha ada, pak?"
"Ooo, aden-aden temannya non Vacha, toh." pria tua itu membuka pintu pagar.
Seketika pandangan Lim langsung dihadiahi mobil hitam yang terparkir dengan manis di halaman rumah itu. Jika ingin mengukur tingkat kebahagiannya mungkin itu hanya mendapat nilai 50% karena sebagiannya terisi dengan rasa tak percaya.
Dua pria itu masuk ke dalam halaman rumah dengan penuh kehormatan, tentunya tidak seperti seorang maling jemuran. Dua pria itu bergegas menuju pintu rumah yang akhirnya di buka oleh seorang wanita paruh baya.
❄❄❄
Naufal sedang duduk dengan santai di sebuah sofa empuk yang ada di ruang tamu bersama Vacha yang malah asik bermain dengan ponsel miliknya. Suasana di ruangan itu seperti tak berpenghuni, seperti sebuah tv yang bergambar namun tak bersuara.
Vacha terus saja men-scrol laman instagramnya tanpa benar-benar memperhatikan sesuatu yang nampak di laman itu karena sebagian konsentrasinya malah dinganggu oleh tatapan Naufal yang tak kunjung lepas dari dirinya.
Karena mulai risih dengan tatapan itu, Vacha pun menurunkan ponselnya dengan kasar ke atas paha, "Kenapa, sih?"
Naufal malah tersenyum sinis. "Rindu aja."
"Lo tuh aneh, tau nggak?"
"Bukannya dari dulu emang gitu ya?"
"Dari dulu?"
Bunyi bell berhasil memotong percakapan itu. Naufal dan Vacha mulai fokus menatap seseorang yang berada di balik pintu.
Perlahan langkah Lim dan Azka mulai muncul dari ambang pintu. Dua pria itu masuk dengan tatapan langsung terarah ke Naufal.
Vacha berdiri untuk menyambut kedatangan dua pria itu, "Kalian?" herannya.
Langkah Lim dan Azka terhenti tepat di samping Naufal lalu tersenyum sopan ke arah Vacha.
"Boleh dipinjam?" tanya Azka dengan senyum menjijikan.
"Pinjam apa?" heran Vacha.
"Naufal."
Naufal refleks menyodor kepala Azka, "Lo kira gue ini barang, apa?"
"Ouh, dengan senang hati." jawab Vacha dengan senyum ikhlas.
Alih-alih langsung membawa Naufal pergi, dua pria itu malah refleks membuang tawa mereka tanpa melihat tempat. Vacha malah merubah senyumnya dengan wajah heran begitupun dengan Naufal.
Sepergian mereka dari tempat itu, suasana kembali menjadi sunyi sama seperti hari-hari sebelumnya di mana semua itu berawal sejak kepergian Keyla. Namun, kehadiran Vacha sedikit demi sedikit mulai bisa mencairkan kedinginan dari sang pria humor itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inesperado | ✔
Roman d'amour[Follow me first] Di tengah sibuknya Naufal mencari kunci dari gembok masalalu gadis dengan wajah yang sama namun nama yang berbeda dengan Keyla tiba-tiba memasuki kehidupan Naufal yang enggan membuka hatinya. Apakah Dia seorang kunci masalalu atau...