37. Sama-sama terkurung

3.1K 251 57
                                    

Sekali lagi, Farel kembali melayang pukulan baloknya ke kepala Naufal hingga pria itu terjatuh di atas lantai. Darah mulai mengalir membasahi lantai.

Naufal memegang kepalanya, darah itu membuat kemarahannya muncul. Naufal berusaha bangkit dan lagi Farel menghantam pria itu dengan baloknya lalu tertawa layaknya psycopath.

"Gue senang lo berdua bisa ada di sini,"

Keyla menggeleng, "Gue mohon jangan sakiti dia,"

Farel beralih menatap Keyla, "Sekarang lo juga mau jadi sok pahlawan? Berdiri aja susah."

"Dasar manusia biadab!"

"Manusia biadab! Nggak tau diri! Psycopath! Julukan apa lagi yang pengen lo kasih ke gue?"

"Sadar Rel. Lo nggak bisa terus-terus seperti ini. Gue yakin lo nggak akan tega lihat gue mati! Lo hanya dikuasai sakit hati!"

Farel melangkah mendekati Keyla, "Tahu apa lo tentang gue?"

Keyla menggeleng ketika Farel kembali mengangkat baloknya, "Rel, lo nggak akan lakuin itu,"

"Kenapa? Lo takut?"

"Farel stop!" Lala muncul dari arah belakang pria itu, ia Memegang tangan Farel dengan wajahnya yang merah padam akibat menahan amarah.

Farel menepis tangan Lala lalu mendorong gadis itu seolah Lala tidak ada apa-apanya di matanya.

Di saat Farel melangkah semakin mendekati Keyla. Naufal berusaha bangkit. Rasa sakit yang ia rasakan tak sebanding dengan rasa sakit ketika dia mendengar Keyla meninggal. Pria itu berjalan tertatih mendekati Farel. Melihat itu Keyla menggeleng. Memberi kode agar Naufal tak lagi melindunginya.

Telat, tubuh itu kembali terjatuh di atas lantai. Darah kembali mengalir semakin banyak. Tubuh itu terlihat sangat lemah sekarang namun si pemilik sama sekali tidak menampakkan kelemahannya.

"Naufal!" Keyla menjerit. Terduduk di atas lantai dengan memangku kepala Naufal.

Air mata sudah tidak dapat terbendung lagi. Keyla menangis menatap pria itu. Gadis itu ikut merasakan sakit melihat Naufal. Berbanding terbalik dengan Naufal yang terus memberi senyum ke Keyla, tak ada rasa sakit yang tersirat dari tatapannya.

Meskipun pada kenyataannya dia memang merasakan sakit akibat pukulan itu. Tapi semesta sudah mengukir kisah mereka. Jika memang harus berakhir sedih maka pria itu meminta izin untuk mengubah alurnya. Terkadang manusia harus merasakan sakit lebih dulu baru kemudian berbahagia, dan kali ini, Naufal ingin dirinya merasakan hal itu.

Membiarkan dirinya menanggung sakit sendiri. Membiarkan sakit terus menghantamnya, membuatnya terus menderita. Lalu memberikan kebahagiaan penuh dengan melihat sosok yang ia sayang hidup dengan tenang. Walaupun tanpa dirinya. Ia tetap akan senang jika Keyla bisa bebas dari Farel.

Farel kembali mengangkat baloknya sebelum akhirnya gerombolan manusia masuk ke dalam rumah melalui jendela maupun pintu.

Farel melongo. Sekolmpok pria berseragam sudah memenuhi rumahnya.

"Sekarang lo terkepung," kata Lim yang baru masuk ke dalam rumah itu.

Semua pistol sudah mengarah ke Farel. Pria itu sudah seperti patung. Kedua tangannya terangkat pasrah. Matanya menyirat kebencian akan situasi.

Segerombol polisi mulai mendekati Farel. Semakin mengepungnya sebelum pria itu malah menurunkan kedua tangannya. Membalas tatapan tajam orang-orang dengan senyum licik kemudian tangan itu kembali terangkat dengan mengeluarkan satu alat yang persis dengan semua polisi itu pengang.

Inesperado | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang