26. Kotak

2.6K 209 8
                                    

Oh iya. Vacha baru ingat. Dua gadis itu adalah dua gadis yang pernah ia temui di kafe. Hanya sebentar tapi Vacha masih bisa mengingatnya dengan jelas sebab kedua gadis itu pernah menganggapnya Keyla.

Semoga kali ini gue nggak dianggap Keyla, lagi. Katanya dalam hati.

Dari awal Vacha sudah pernah bilang bukan kalau dia selalu merasa takut jika mendengar nama Keyla. Alasan yang cukup lucu, ia takut karena tidak ingin digentayangani arwah Keyla.

"Senang bertemu dengan kalian," kata Vacha memberi uluran tangan.

"Sekarang kemana?" tanya Azka.

Naufal menatap Vacha, "Kemana Cha?"

"Kok gue?"

"Karena kamu itu istimewa,"

"Apa sih?"

"Khm. Sepertinya ada yang udah, itu..." goda Lim dengan tatapan penuh selidik.

"Kalian udah pacaran?" potong Azka, "Pj mana pj?"

"Nggak ada yang jadian,"

"Kenapa nggak jadian aja? Kan enak tuh kita bisa ditraktir."

"Dianya nggak mau diajak pacaran. Maunya langsung nikah. Iya kan?"

"Ngarang!"

Percakapan itu terus berlanjut tanpa mereka ketahui sepasang mata sedang mengamati mereka. Seperti menonton dari kejauhan atau sedang menjaga mangsa dari kejauhan. Masker yang pria itu gunakan membuatnya semakin terjaga dari kenalan orang-orang.

Pria itu terlihat santai terduduk di kursi kayu sudut bangunan. Hanya dibatasi seprai putih  dari tempat Naufal dan yang lain saling bercakap. Angin tertiup semakin kencang membuat udara di sore hari kian nampak.

Pria itu mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya. Mengetik sesuatu lalu kembali memasukannya ke dalam saku. Kemudian meninggalkan tempat itu tanpa diketahui yang lain.

"Dulu, tiga pria ini bandel banget Cha. Suka bolos, ngejekin guru, usil juga." ledek Leta.

"Kalian juga gitu," sanggah Azka.

"Tapi kita pinter,"

"Pinter gangguin hidup orang,"

"Kata siapa?"

"Kata angel dan kawan-kawan," jawab Azka diselingi tawa mengejek.

Vacha juga ikut tertawa karena tawa Azka yang benar-benar seperti mengundang tawa orang lain. Ditambah lagi dengan ekspresi wajah Leta yang sangat tidak suka dengan ejekan itu. Vacha tidak tahu mengapa ekspresi Leta seperti itu yang pasti Leta benar-benar tidak suka dengan nama Angel.

Di tengah tawanya, ponsel Vacha berdering, menampakkan nomor baru yang Vacha tidak kenali.

082293++++++
Aku punya potongan masalalu mu.

Seperti itu pesan yang terpampang di layar ponsel Vacha. Tawa Vacha berhenti. Ia beralih menatap sekelilingnya.

082293++++++
Jika ingin melihatnya, kau bisa temui aku di parkiran.

Inesperado | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang