[]
Ketika hati mulai menerimaMaka mulut sulit untuk berucap
[]Menatap langit yang begitu cerah di pagi hari membuat hati Vacha menjadi adem. Tepat pukul 06:00 am, Vacha sudah siap ingin berangkat ke kampus. Alasan Vacha ingin berangkat dipukul enam tidak lain karena ingin menjauhi Naufal, pasalnya pria itu sudah bejanji akan menjemputnya namun Vacha merasa tidak senang dengan semua itu.
Vacha merasa baru mengenali pria itu lantas ia merasa aneh jika harus berangkat bersama pria yang masih asing di kehidupannya.
Tibalah Vacha di depan pagar kampus yang terlihat sangat sunyi, di sana hanya ada seorang satpam yang sedang menunggu di depan pagar, juga ada beberapa bujang yang sepertinya sedang membersihkan pekarangan kampus.
Vacha melangkahkan kaki menuju taman, duduk di kursi itu sembari menikmati angin pagi yang begitu menenangkan pikiran.
Gadis itu menutup mata, menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya secara perlahan juga dengan kembali membuka mata. Ketika membuka mata Vacha malah mendapat sebuah kejutan. Bukan kejutan yang membawa kesenangan melainkan itu adalah kejutan yang membawa keheranan.
Pasalnya yang berdir di hadapnnya adalah seorang pria yang tadinya ia hindari. Ya, Naufal, pria itu tengah berdiri di hadapn Vacha, menghalangi matahari yang mulai muncul di permukaan bumi.
Vacha mendongak menatap Naufal, "Ng-ngapain?" tanyanya dengan gugup.
Naufal menatap Vacha dengan sorot mata yang tajam, "Boleh gabung?"
Vacha menoleh ke kursi sampingnya lalu kembali menatap Naufal, "Boleh."
Ketika Naufal mulai terduduk, pria itu justru menyandarkan punggungnya lalu memejamkan mata seolah menikmati suasana.
Vacha menoleh ke pria itu. Jujur saja, ketika melihat Naufal menutup mata dengan tenang, Vacha malah mengukir senyum manis. Entah mengapa Vacha merasa bahagia ketika melihat pria itu tenang.
"Kenapa berangkat duluan?" tanya Naufal mengagetkan Vacha.
Vacha glagapan dengan mata membulat, "It-itu,"
"Tidak perlu diteruskan." Naufal membuka mata lalu memajukan badannya, membiarkan sikunya berada pada paha.
"Apa kamu pernah jatuh cinta?" tanya Naufal.
Dahi Vacha mengernyit, "Hah?"
Naufal menatap Vacha yang terlihat heran, "Bagaimana perasaan mu ketika seseorang yang kamu cinta justru melupakan mu." tanyanya.
Vacha mengalihkan pandangannya ke arah depan, "Tergantung."
"Maksudnya?"
"Kalau dia melupakan saya karena sengaja ya pasti perasaan saya akan tersakiti, lalu, jika dia justru melupakan saya karena sebuah kejadian mungkin perasaan saya juga tetap sakit tapi sakitnya tidak sebanding dengan yang pertama."
Naufal mengangguk mantap, "Apa terdengar egois, kalau saya ingin dia kembali ke kehidupan saya walau dia sudah melupakan semuanya?"
Vacha tersenyum sinis, "Tergantung." jawabnya.
"Lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Inesperado | ✔
Romantiek[Follow me first] Di tengah sibuknya Naufal mencari kunci dari gembok masalalu gadis dengan wajah yang sama namun nama yang berbeda dengan Keyla tiba-tiba memasuki kehidupan Naufal yang enggan membuka hatinya. Apakah Dia seorang kunci masalalu atau...