Chapter 03

60.8K 5.6K 207
                                    

Tahun 1393

Chun-lui dan Chou-lui mendatangi paviliun adik termuda mereka Min-guk dan Min-hwa si kembar, anak dari selir ke lima, selir Yoon.

Sesampainya Chun-lui dan Chou-lui di sana, ternyata Min-guk dan Min-hwa sedang bermain berdua di taman depan paviliun bersama enam orang dayang yang mengawasi.

Min-guk melihat kedatangan Chun-lui dan Chou-lui. "Eo, kakak Chun dan kakak Chou datang!" tunjuk Min-guk dengan suara cemprengnya.

"Kakak!" seru Min-hwa yang langsung memeluk Chun.

Chou merengutkan bibirnya, "Kalian tidak memeluk ku? Padahal aku punya mainan untuk kalian," ucap Chou-lui kesal.
Tiba-tiba Min-guk memeluk Chou-lui. "Kakak, kita laki-laki masa berpelukan," kata Min-guk yang langsung melepaskan pelukannya.

"Hem, memangnya kenapa?" tanya Chou-lui.

"Aigo!" Min-guk sambil menepuk jidatnya. "Lelaki itu berpelukan dengan wanita, seperti ayahanda dan ibunda, iyakan Min-hwa?" tanya Min-guk yang hanya mendapatkan tatapan polos.

"Memangnya ayahanda kenapa memeluk selir Yoon?" tanya Chou-lui tak kalah polos.

Chun-lui yang mendengar percakapan kedua adiknya hanya menggelengkan kepalanya.

"Entahlah, kami waktu itu tak sengaja mengintip di kamar, ayahanda dan ibunda melakukan itu!" jelas Min-guk.

"Itu apa kakak? waktu itu hanya kakak yang melihatnya, aku tidak." Kata Min-hwa.

"Setelah berpelukan, ibunda mencium bibir ayahanda, seterusnya aku tidak tahu, karena Min-hwa mengajak ku keluar untuk bermain." Ucap Min-guk dengan polosnya.

"Oooohhh, mungkin ayahanda mau membuat adik baru lagi!" celetuk Chou-lui yang membuat Min-guk dan Min-hwa menatapnya.

Chun-lui sudah mengerti arah pembicaraan adik-adiknya yang masih polos ini. Meskipun Chun-lui masih tergolong polos, tetapi ia mengetahui pembelajaran mengenai pembuatan anak di buku pelajarannya.

"Su-su-dah-lah, a-a-dik Chou ka-ka-ta-nya k-k-k-au mem-ba-ba-wa ma-ma-mai-nan!" seru Chun-lui.

"Ah, iya aku lupa," Chou-lui mengeluarkan sebuah paeng dari balik jubahnya.

"Tada!" seru Chou-lui.

"Woah, ini paeng (gasing) bagus kakak, apa kakak yang membuatnya?" tanya Min-guk.

"Hem tentu saja!" ucap Chou-lui bangga. "Ayo kita bermain."

Chou-lui, Min-guk dan Min-hwa asik bermain paeng yang di buat Chou-lui. Sedangkan Chun-lui cukup melihat, dan memperhatikan adik-adiknya yang tersenyum bahagia.

Tiba-tiba saat tengah asiknya bermain, selir Yoon datang menarik Min-guk dan Min-hwa dengan kasar.

"Kalian berdua sudah ibu katakan jangan bermain dengan mereka!!!" tukas selir Yoon penuh amarah.

Selir Yoon menatap Chou-lui dan Chun-lui dengan tatapan kebencian. "Kalian berdua jangan pernah dekati anak-anak ku!!! Aku tidak ingin anak-anak ku tertular bodoh seperti kalian! Lebih baik kalian pergi dari sini!!!" usir selir Yoon dengan emosi yang meluap.

Chou-lui sangat ketakutan, ia bersembunyi di belakang punggung kakaknya.

"Hiks ibu, jangan marahi kakak Chou-lui dan kakak Chun-lui, mereka hanya bermain dengan kami." Seru Min-hwa menangis.

Heir To The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang