Tahun 1393
Chun-lui dan Chou-lui mendatangi paviliun adik termuda mereka Min-guk dan Min-hwa si kembar, anak dari selir ke lima, selir Yoon.
Sesampainya Chun-lui dan Chou-lui di sana, ternyata Min-guk dan Min-hwa sedang bermain berdua di taman depan paviliun bersama enam orang dayang yang mengawasi.
Min-guk melihat kedatangan Chun-lui dan Chou-lui. "Eo, kakak Chun dan kakak Chou datang!" tunjuk Min-guk dengan suara cemprengnya.
"Kakak!" seru Min-hwa yang langsung memeluk Chun.
Chou merengutkan bibirnya, "Kalian tidak memeluk ku? Padahal aku punya mainan untuk kalian," ucap Chou-lui kesal.
Tiba-tiba Min-guk memeluk Chou-lui. "Kakak, kita laki-laki masa berpelukan," kata Min-guk yang langsung melepaskan pelukannya."Hem, memangnya kenapa?" tanya Chou-lui.
"Aigo!" Min-guk sambil menepuk jidatnya. "Lelaki itu berpelukan dengan wanita, seperti ayahanda dan ibunda, iyakan Min-hwa?" tanya Min-guk yang hanya mendapatkan tatapan polos.
"Memangnya ayahanda kenapa memeluk selir Yoon?" tanya Chou-lui tak kalah polos.
Chun-lui yang mendengar percakapan kedua adiknya hanya menggelengkan kepalanya.
"Entahlah, kami waktu itu tak sengaja mengintip di kamar, ayahanda dan ibunda melakukan itu!" jelas Min-guk.
"Itu apa kakak? waktu itu hanya kakak yang melihatnya, aku tidak." Kata Min-hwa.
"Setelah berpelukan, ibunda mencium bibir ayahanda, seterusnya aku tidak tahu, karena Min-hwa mengajak ku keluar untuk bermain." Ucap Min-guk dengan polosnya.
"Oooohhh, mungkin ayahanda mau membuat adik baru lagi!" celetuk Chou-lui yang membuat Min-guk dan Min-hwa menatapnya.
Chun-lui sudah mengerti arah pembicaraan adik-adiknya yang masih polos ini. Meskipun Chun-lui masih tergolong polos, tetapi ia mengetahui pembelajaran mengenai pembuatan anak di buku pelajarannya.
"Su-su-dah-lah, a-a-dik Chou ka-ka-ta-nya k-k-k-au mem-ba-ba-wa ma-ma-mai-nan!" seru Chun-lui.
"Ah, iya aku lupa," Chou-lui mengeluarkan sebuah paeng dari balik jubahnya.
"Tada!" seru Chou-lui.
"Woah, ini paeng (gasing) bagus kakak, apa kakak yang membuatnya?" tanya Min-guk.
"Hem tentu saja!" ucap Chou-lui bangga. "Ayo kita bermain."
Chou-lui, Min-guk dan Min-hwa asik bermain paeng yang di buat Chou-lui. Sedangkan Chun-lui cukup melihat, dan memperhatikan adik-adiknya yang tersenyum bahagia.
Tiba-tiba saat tengah asiknya bermain, selir Yoon datang menarik Min-guk dan Min-hwa dengan kasar.
"Kalian berdua sudah ibu katakan jangan bermain dengan mereka!!!" tukas selir Yoon penuh amarah.
Selir Yoon menatap Chou-lui dan Chun-lui dengan tatapan kebencian. "Kalian berdua jangan pernah dekati anak-anak ku!!! Aku tidak ingin anak-anak ku tertular bodoh seperti kalian! Lebih baik kalian pergi dari sini!!!" usir selir Yoon dengan emosi yang meluap.
Chou-lui sangat ketakutan, ia bersembunyi di belakang punggung kakaknya.
"Hiks ibu, jangan marahi kakak Chou-lui dan kakak Chun-lui, mereka hanya bermain dengan kami." Seru Min-hwa menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heir To The Throne
Fantasy04-11-2018... Happy Reading... ^^ Di tahun 2030, seorang wanita pembunuh bernama Kim Hyun-hee. Ia terkenal paling di takuti seluruh dunia dengan kekejamannya bak malaikat maut, yang siap datang kapan saja, sehingga tanpa sepengetahuan orang lain, H...