Chapter 18

29.4K 3.7K 62
                                    

Aku cuman mau memberi tahu, budayakan sebelum baca untuk memberi vote. Lalu, budayakan baca cerita dari awal agar nyambung. Soalnya nanti bakal ada sangkut pautnya. Dijamin yang baca suka nancep-nancep pasti kebingungan sendiri...

Happy Reading...

Saat ini pendekar Mo yang di ketahui sebagai putri Chun-lui tengah di aula istana. Kaisar Yi benar-benar sangat marah melihat kelakuan sang putri yang sangat berbeda dengan sebelumnya.

Saat di arena pertarungan kaisar Yi menyuruh para prajurit untuk menyeret putri Chun-lui kembali ke istana. Orang-orang yang melihatnya pun merasa keheranan. Putri Chun hanya bisa pasrah, ia tahu ini memang salah, tapi Chun-lui bukanlah tipe putri yang hanya diam dan duduk manis saja di paviliunnya.
Kaisar Yi dengan wibawanya duduk di singgasana bersama permaisuri Sin yang menemaninya serta selir utama, selir Won. Para seluruh anggota keluarga sudah berkumpul, kecuali pangeran Chou-lui, Min-guk, dan Min-hwa.

Sekarang Chun-lui berdiri di bawah depan kaisar Yi. Chun-lui hanya bisa diam menatap orang-orang yang kini meratapi dirinya.

"Kau benar-benar keterlaluan putri Chun, kau telah melewati batasanmu!" terang kaisar dengan amarahnya. "Apa kau memang benar-benar putriku?...  Aku selama ini tidak pernah berfikir, kau menjadi orang yang seperti ini!  Aku selalu mencoba untuk melakukan apapun demi menjadi ayah yang baik, tetapi apa ini balasanmu terhadapku? Aku hanya ingin kau menjadi seorang putri yang baik, menaati semua peraturan di istana ini! Tapi apa yang kau perbuat ini putri Chun! Kau memang pantas mendapatkan hukuman atas perbuatanmu ini!" tukas kaisar Yi dengan suaranya yang sangat tegas.

"Aku akan menerima semua resikonya, tapi aku hanya ingin berkata. Selama ini, apa yang mulia pernah berfikir apa keinginanku? Dan apa yang mulia merasa aku telah mempermalukan harga dirimu yang mulia?... Aku rasa itu tidak yang mulia, aku tidak berbuat masalah, aku hanya ingin menikmati dunia luar, karena memang inilah hidupku yang sebenarnya. Aku, putri Chun!?...  Putri Chun sudah mati, dan putri Chun yang sekarang berdiri ini bukan putri Chun yang dulu selalu terhina... Akh, apa kau tahu kalau putri Chun dulu selalu menderita?... Tidak bukan? Bahkan kau sendiri meminta maaf karena merasa kurang memperhatikanku!... Sekarang ini jangan salahkan aku jika aku memberontak... Aku tidak akan berani melawan semua perintahmu, tetapi untuk kebebasanku aku akan memberontak, karena setiap manusia memilik haknya masing-masing!" sengit Chun-lui dengan keberanian menatap sang kaisar. Kaisar Yi mengeratkan tangannya, ia benar-benar sangat marah atas perkataan sang anak yang tidak punya sopan sama sekali. Sejujurnya hati kaisar Yi sangat sakit mendengar perkataan putri tertuanya yang sangat menusuk.

"Aku benar-benar sangat marah padamu yang mulia, aku dan pangeran Chou selama ini hidup dalam hinaan-hinaan yang penuh dengan siksaan!... Dan apa selama ini kau tahu tentang itu!?... Tidak bukan!?... Selama ini yang kutahu kau hanya duduk di singgasanamu yang penuh dengan harta dan kekuasaan! Jangankan aku dan pangeran Chou, ayahanda saja lupa akan rakyat kecil di luaran sana yang banyak menderita! Apakah ini yang di sebut-sebut sebagai sang pemimpin!" tukas Chun-lui.

"Putri Chun cukup! Kau telah melewati batasanmu!" tukas permaisuri penuh amarah melihat putrinya yang dengan berani tidak menghormati sang kaisar.

"Aku tidak akan bisa berhenti ibunda, aku ingin mengungkapkan semuanya. Aku hidup selalu dalam kemenderitaan! Kenapa!?... Yang mulia apa kau pernah ingat perkataanku, kau ingat bukan aku pernah mengatakan 'aku memanggil kau dengan sebutan ayahanda jika kau kelak mendapatkan stempel yang cocok di hatiku,' kau ingat bukan? Tapi sepertinya itu tidak akan pernah terjadi, karena kau tidak cocok menjadi ayahku!" tukas Chun-lui.

"PUTRI CHUN!!!" teriak kaisar Yi.

Para menteri yang menyaksikan ikut turun tangan, "Putri Chun harus di hukum berat telah mengatakan hal-hal yang buruk kepada kaisar." Ucap menteri Yang. Menteri Yang ini adalah seorang menteri hukum.

"Kenapa yang mulia? Apa kau akan menghukum ku? Baik aku akan menerimanya, bahkan jika kau membunuhku. Aku merasa sangat tenang karena telah mengeluarkan semua sampah yang ku pendam di dalam jiwaku selama ini!" tukas Chun-lui.

"Baiklah, kau memang sudah sangat melewati batasanmu putri Chun! Untuk itu, aku kaisar Yi, akan memberimu hukuman cambuk 50 kali dan mengeluarkanmu dari istana ini seumur hidup! Dan kau akan menjadi rakyat biasa bukan seorang putri kerajaan ini atau pun anak ku!" tukas kaisar Yi.

Semua orang benar-benar kaget dengan keputusan sang kaisar,  termasuk para pangeran. Seon-lui tersenyum penuh kemenangan, Sedangkan Sun-lui hanya termenung dengan wajah yang tidak bisa di artikan. Bahkan beberapa selir pun juga ikut tersenyum bahagia.

"Baiklah aku menerimanya, laksanakan hukumanku. Yang mulia, kau akan menyesali apa yang telah kau perbuat. Aku putri Chun bersedia akan keluar dari istana ini!" jawab Chun-lui tanpa beban karena memang itulah tujuannya. Keluar dari istana menikmati kehidupan di luar yang penuh kebebasan.

"Prajurit! Bawa anak itu ke alun-alun untuk segera melaksanakan hukumannya!!!" titah kaisar Yi.

Dua orang prajurit pun datang, dan langsung membawa Chun-lui ke alun-alun istana melaksanakan hukuman cambuknya.

Permaisuri Sin menangis tersedu-sedu. Ia berusaha meminta permohonan pengampunan, tetapi kaisar Yi seperti sudah di butakan, kali ini ia tidak akan mengampuni putri Chun yang sudah sangat melewati batasannya.

Selir Jang ikut terpukul, ia bisa merasakan apa yang di rasakan permaisuri Sin saat ini.

Di balik semua kejadian ini seseorang menyeringai bak iblis. Rencananya menghancurkan keluarga permaisuri Sin terpenuhi. "Tak perlu susah payah, ternyata si bodoh itu membuat masalahnya sendiri! Kali ini, aku akan menjalankan rencana kedua ku."

Sebenarnya ada seorang pangeran yang selama ini mengikuti putri Chun, sejak ia menabrak dirinya dan memergoki Chun-lui yang mengira putri Chun seorang pencuri.

Ia benar-benar kaget melihat orang aneh yang ia ikuti kemarin ternyata itu adalah putri Chun, dan Chun-lui sendiri selama itu tidak menyadari telah di ikuti seseorang.

Rasanya pangeran itu ingin sekali membela putri Chun tapi ia takan bisa karena tidak mempunyai bukti, di tambah ia hanya seorang pangeran biasa.Sekarang ini hanya takdirlah yang dapat menunjukan niat kebaikan sang putri yang sebenarnya.

'Kau memang seorang putri yang sangat hebat, aku beruntung mempunyai kakak sepertimu, meskipun kita berbeda ibu.'

***

'Aku terpaksa melakukan ini, selain untuk mendidikmu, aku punya sebuah rencana untuk melindungimu.'

'Aku tidak tahu apa yang aku lakukan saat ini, tapi hukuman ini akan aku terima. Ingatlah bahwa rasa sakit hukuman ini tidak akan bisa mengubah rasa sakit kecewaku selama ini.' batin Chun-lui.

Chun-lui tidak mengetahui kenapa ia merasa memilik sifat ganda. Ia merasa tubuh putri Chun memang ia (Hyun-hee) yang menguasainya. Tetapi, kenapa rasa jiwa ini sedikit seperti bukan sifat Hyun-hee?

'Apa mungkin putri Chun yang asli sebagian jiwanya masih bersemayam di tubuhnya?' batin Chun-lui bertanya-tanya.


Heir To The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang