Chapter 15

34.2K 3.6K 69
                                    

Komentar kalian keluarin dong :(


Happy Reading...

Chou-lui tengah membidik seekor burung diatas pohon taman istana, menggunakan ketapel.

Tiba-tiba Chun-lui datang mengagetkan Chou-lui yang membuat arah bidikan Chou-lui meleset mengenai seseorang yang tengah tidur di atas pohon besar nan rimbun, dekat dinding pembatas taman.

Pletak

"Arghhh," teriak seorang lelaki yang tidak di ketahui Chou-lui di mana wujudnya.

Chun-lui pun ikut heran, bagaimana mungkin ada orang yang mengerang kesakitan sementara wujudnya tidak ada dimana-mana.

"Kakak apa itu hantu?" tanya Chou-lui yang segera menghampiri sang kakak dan bersembunyi di belakang tubuh Chun-lui.

"Mana ada hantu di siang seperti ini adik Chou," kata Chun-lui.

Gong-chan yang berada di samping kiri tuan putrinya pun ikut ketakutan dan mulai merapat pada sang putri.

"Ck, kalian berdua ini kenapa menempel semua padaku?" tanya Chun-lui melihat kanan yang ada Chou-lui dan kirinya ada Gong-chan.

"Ha-hamba takut yang mulia, konon taman ini katanya sangat angker dan banyak penghuninya! Apa lagi di pohon besar yang sangat rimbun itu nona, hiiii..." Tunjuk Gong-chan yang gemetaran.

Dari tadi seorang lelaki yang tengah berada di atas pohon rimbun itu, mendengarkan percakapan mereka, sambil mengintip dari celah-celah dedaunan. Ia mengusapkan jidatnya yang mulai kelihatan benjolan akibat bidikan Chou-lui.
'Sial sakit sekali, ini semua pasti ulah pangeran Chou,' batin lelaki itu melihat ketapel di tangan Chou-lui.

Hingga terberisitlah ide jahil untuk mengerjai Chun-lui, Chou-lui, dan dayangnya. Ia pun menggoyang-goyangkan pohon tempat ia berpijak hingga menimbulkan kegaduhan pada pohon.

Sontak hal itu membuat kaget Chun-lui, Chou-lui, dan Gong-chan. Spontan Chou-lui memeluk tangan sang kakak, sementara Gong-chan makin merapatkan tubuhnya pada sang putri.

"Kakak a-aku takut, sepertinya penghuni pohon itu marah." Kata Chou-lui dengan nada yang peluh kesah.

"Pu-putri sebaiknya kita pergi dari sini, hantu pohon tua itu pasti marah." Bisik Gong-chan dengan gemetaran.

Tiba-tiba suara aneh berasal dari pohon itu keluar, "Huuuuuu... Siapa kalian yang berani mengganggu tidurku! Aku akan memakan kalian!" kata pohon itu dengan suara dibuat-buat seram.
Lelaki yang di atas pohon itu pun terkekeh geli, mengintip ekspresi Chou-lui dan dayang putri Chun yang tampak ketakutakan. Berbeda dengan putri Chun yang hanya berwajah santai dan datar. Lelaki itu pun makin mengencangkan goyangan pada pohon.

"Kakak hantunya berbicara." Kata Chou-lui.

"Hantu bodoh! Heh aku baru tahu hantu bisa bicara!" kata Chun-lui menyunggingan bibirnya sambil melipat kedua tangannya dengan santai. 

Keringat dingin membasahi wajah Gong-chan, ia benar-benar tidak sanggup lagi. Rasanya ia ingin sekali pingsan, tapi ia takut terjadi sesuatu pada sang putri. Jadi dia harus siap siaga dekat dengan putri Chun.

Heir To The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang