Prologue

379 5 13
                                    

Huluduotamo,suwawa,bone bolango

Ketika Aku mulai beranjak,rintikan hujan mulai turun.
Frekuensi hujan pun semakin deras turun di permukaan.
Aku berlari sekencang-kencangnya menerobos rintikan rintikan hujan yang ingin sekali jatuh menimpa tanah.Lalu,setelah 5 menit aku berlari menerobos hujan akhirnya terlihat diseberang sana pondok kecil cocok untuk tempat berteduh.
****
Hujan terlihat sudah reda.Hari makin gelap,aku masih saja terjebak di tempat ini sendirian tidak ada siapa siapa disini.Hanya ada suara hewan hewan sawah yang saling bersahutan.
Pikiran ku melayang,aku terus saja melamun memandangi langit yang dihiasi kilauan jingga yang sangat indah.
"Permisi,boleh duduk disini?"
Suara itu membuyarkan lamunanku.Aku mencari dari mana sumber suara itu berasal.
"Ah ya,boleh silahkan"
Aku mempersilahkan pria itu duduk disampingku.
"Kalo bole tau sapa ngna pe nama?"
"Oliv"
"Tida ada yang lebe singkat dri itu?"
"Ada" Jawabku sambil tetap memandangi kilauan jingga di langit.
"Apa?" Tanya nya penasaran seraya memperbaiki posisi duduknya.Sekarang kita sudah duduk tanpa ada jarak lagi.
"olv"
"hahaha.Oliv pulang jo,so sore tidak bole anak parampuan ada diluar rumah jam bagini"
"mo badiri saja kita tida mampu"Kataku sambil tetap memandangi kilauan jingga di langit.
"capat jo oliv pulang sja.bakode mo suru antar in?"
Katanya sambil menarik tanganku untuk berdiri.Aku tak bisa menolak genggaman tangannya sekarang.Diam? ya hanya itu yang bisa kulakukan sekarang.
"dimana ngana pe rumah?"
"disana"
"Iyo dimana?"
"cerewet skli,co bajalan saja"Kataku sambil menarik tangganya untuk berjalan lebih cepat lagi.Kini tanggannya yang sedari tadi menggenggam tanganku sekarang telah berubah aku telah menggengam tangganya.
Hampir 15 menit kita berjalan akhirnya tiba di depan rumah ku.Aku masuk kedalam rumah.Masih dengan suasana yang sama sunyi,sepi seperti rumah yang tidak berpenghuni.
Pecahan pecahan barang ada di mana mana selepas pertengkaran mama dan papa.
Aku benci akan suasana sekarang ini,mempunyai keluarga yang tidak bisa seperti keluarga keluarga sebelumnya.
Mama yang selalu sibuk dengan pekerjaan yang tak ada hentinya papa pun begitu.Mereka jarang pulang rumah bahkan untuk menemui anak nya ini tidak ada.Sekali pulang,hanya untuk bertengkar saling mencaci dan saling memaki.
****
23.32
Aku terbangun dari tidurku,mama dan papa masih belum pulang.Aku duduk di ruangan yang dulu menjadi tempat favorit keluargaku taman belakang rumah.Lama aku tidak mengunjungi tempat ini bahkan sudah tidak pernah sama sekali sejak mama dan papa tidak lagi bersama.
Dulu,papa mama aku dan gita selalu bercengkrama disini.Banyak sekali kenangan yang tidak bisa aku lupakan.Gita,sekarang sudah tidak diketahui dimana keberadaan nya.Gita mengalami depresi.Pada tahun 2011 Gita lari dari Rumah sakit Aloe saboe dan sampai sekarang belum ditemukan.
"gita,ada dimana?kakak rindu gita"gumamku lirih sambil terus memandangi langit yang hitam pekat tak ada bintang dan bulan disana.Aku memandangi sekeliling taman ini,masih sama bersih indah wangi dan sejuk.Suasana yang mengingatkan aku akan keluarga yang utuh.Air mata yang sedari tadi aku tahan untuk tidak membasahi pipi akhirnya bisa mengalahkan usahaku.Aku mengelus dadaku dan segera menghapus air mata yang sedari tadi tak ingin berhenti membasahi pipi.Aku beranjak untuk kembali ke kamar dan berniat untuk tidur lagi.
Hari sudah mulai pagi,kulirik alarm pink polkadot ku di nakas menunjukam pukul 06.12 aku beranjak dari kasurku yang kurasa kasur paling nyaman dibanding pelukan dari seorang ibu.Karena aku tidak pernah tau bagaimana rasanya dipeluk oleh seorang ibu.
Sinar matahari yang terik memancarkan cahaya nya melalui sela sela jendela kamarku.Aku bergegas menuju bathroom untuk mencuci muka dan mengosok gigi.Sesudahnya,aku pergi ke pantry untuk mengambil roti untuk sarapan.
Tiba tiba terdengar suara bel rumah di tekan oleh seseorang diluar sana.
Aku segera membukakan pintu dan disana seseorang pria yang memakai kaos berwarna hitam dan celana pdl (Pakaian dinas lapangan).Aku terkejut,dia orang kemarin yang bertemu denganku di danau perintis.
Aku belum mengetahui namannya.

"eh ngana yg kemarin kan?"Tanyaku.
"bo so langsung batanya ey,tamu itu suru maso dulu baru ba tanya tanya.Ini tamu masih diluar so banya tanya"Cetus pria ini.
"oh ya,maso silahkan"Kataku sambil mempersilahkan pria ini masuk.
Dia memandangi isi rumahku.Seperti orang yang sedang mencari sesuatu.
"Ngana pe papa mana kage dia somo bawa kamari lilang kita ini?tida apa ini kita bertamu?"Tanya nya ber bisik.
"Kase pasti saja mo ba apa ngna disini?"ucapku lantang.
"ey santai.kemarin torang bulum sempat kenalan ngana blum tau kita pe nama kan?"
"baru?bukannya kmrin kt sblg kt p nma?"
"bo oliv,tda puas kita.nama lengkap dang?"
"harus skli nma lengkap?"
"harus dong.mo taru di buku nikah ini" Candanya.
"Olivia regina adrista,kalo nga?"
"Fahri rifkiansyah arsenio "ucapnya
"oam"
"bo oam?masyAllah.dingin nga ini dingin macam frezeer."
Aku ingin sekali tertawa sangat ingiin.Tapi aku berusaha menahanya
"so abis kenalan to?sudah pulang saja"aku beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju pintu.
"Ha?ba usir uti a."ucapnya dengan posisi masih tetap duduk di sofa.
Aku diam,aku mengurungkan niatku untuk mempersilahkan dia pergi.Aku kembali duduk di sofa dengan posisi berdekatan dengan pria ini.
"bo tinggal sandiri di rumah?"tanya nya penasaran.Aku tidak ingin membahas apa apa sekarang aku tidak mau lagi ketika aku katakan semuanya air mataku jatuh lagi.
"hm"ucapku lirih.
Dia menatap ku,aku tidak mengerti tatapan apa itu yang pasti tatapan itu sangat dalam.Aku hanya bisa diam dan menundukan pandanganku.Pria ini masih tetap saja memandangiku.
"Oliv,kita smo pulang a"ucapnya sambil beranjak meninggalkan aku yang masih duduk disofa.Melihat dia yg sudah beranjak pergi akupun langsung berdiri berniat ingin menutup pintu dan langsung ke pantry untuk sarapan.Pagi ini entah mengapa aku sangat sangat bahagia entahlah hari ini lebih baik dari hari hari kemarin.
Kriingg..kriiingg..kriiiinggg
Dering telfon rumahku berbunyi.Selama ini aku belum pernah mendengar telfon ini berbunyi sejak mama dan papa tak lagi satu semuanya berubah.Gita pergi,rumah tak terawat,bahkan aku sekarang sudah tidak lagi sekolah.
"Halo oliv,ini bibi mu.Kamu apa kabar disana?"terdengar suara perempuan paruh baya dari arah telfon itu.
"Baik.Bibi siapa ya?"
"Oliv,ini bibi Gracia adik ibumu.Lama kita tak ada komunikasi sayang.Bibi sekarang ada di Gorontalo."
Aku bungkam.Suaraku sudah tidak bisa di keluarkan,telefon yang tadi ada ditanganku sekarang jatuh menimpa lantai.Entah,air mata ini jatuh lagi.Ini bibi gracia kata kata itu terus terngiang ngiang di telinga.
Bibi gracia adalah adik mama yang terakhir,kata mama dulu bibi gracia adalah psikopat.Setelah keluarga mama tau bibi gracia psikopat,bibi di usir dari rumah dan sudah menghilang 15 tahun yang lalu.Kata nenek,kabar gita menghilang juga berkaitan dengan bibi gracia.
Aku mencoba untuk berdiri,kakiku lemah sekali.Aku tidak ingin bertemu bibi gracia.
Kriiing..kriiingg..kriiiiingggg
Suara telfon itu berbunyi lagi.
"Oliv ini oma,sudah ada kabar dari gita?"
Syukurlah itu suara oma
"Belum ada.Oliv mo datang kasana sbntr sore a.Oliv mo nginap di rumah oma"ucapku.
"Iyo nou"
Oma menutup telfon.

****
Aku mengambil koper berwarna navy yang tergeletak diatas lemari mama.
Setelah aku membuka koper itu,aku menemukan secarik kertas yang sudah menguning dan usang.Bahkan kertas ini sudah tak layak disebut kertas.Tulisan tulisannya juga sudah memudar,tapi mataku bisa melihat
Satu kalimat disana,ada namaku
Olivia regina adrista tertulis disana.
"Kertas apa ini?"aku membolak balikan kertas ini.Tidak ada apa apa selain namaku.Aku melipat kembali kertas tersebut dan menaruh nya di dalam lemari pakaian.
Aku mulai mengisi pakaian yang ingin aku pakai di rumah nenek.Aku membawa semua bajuku aku sudah tidak ingin tinggal disini lagi.Entahlah disini aku merasa untuk bernafas saja aku sudah tidak bisa.
Selepas mengunci rumah ini aku bergegas pergi mencari bis atau apapun itu untuk aku tumpangi.
"Mau naik?"
Aku kaget,tiba tiba suara itu tepat dibelakangku.Pria itu lagi
Ia turun dari mobil Honda brio hitam.
"Capat jo nae,somo ujan"katanya sambil membukakan aku pintu.
Kakiku melangkah masuk kedalam mobilnya.Sesegera mungkin dia masuk kedalam mobilnya.Dan ya,hujan pun turun membasahi Desa Huluduotamo,suwawa,bone bolango.
"Mo kamana liv"tanyanya memecahkan suasana yang sedari tadi hening.
"Ah sebentar"Aku mengambil secarik kertas yang tertulis alamat rumah oma.
"Mm perumahan kaputi indah,dulalowo timur. "Kataku sambil melipat kembali kertas yang tadi.Fahri melajukan mobilnya,menerobos hujan yang sangat deras.Sekitar 1 stengah jam lebih kita sampai di rumah omaku.
Hujan masih tetap deras,seolah tak ingim berhenti.
"Yang mana nga pe oma pe rumah"tanya nya sambil membuka jaket yang sedari tadi dia pakai.
"Yang sana rumah hijau"tunjuk ku ke arah rumah hijau yang dipenuhi pekarangan bunga.Rumah yang cukup sederhana,tapi bisa membuat siapa saja nyaman jika berada disana.
"Ho pake ini jaket,ada ujan mo basah."ia memberikan jaket hitam polos yang ia kenakan kepadaku.
"Hm,mksi"ucapku seraya memakai jaket nya.
Fahri turun duluan dari mobil nya dan segera membuka kan pintu untukku.
Aku mencoba menekan bel brharap ada yang membukakan pintu.Tapi,nihil tak ada seorang pun yang membuka nya.Aku memilih untuk duduk di kursi rotan kecil di teras rumah.
"Anggu tida ada yang kaluar kamari ini"ucap fahri yang masih terus melihat jendela rumah.
Tiba tiba seorang wanita paruh baya membuka pintu.
"Eh oliv,sini masuk.Tidak dapa dengar tadi oma ada di dapur"itu adalah omaku.
Aku berjalan masuk kedalam rumah diikuti Fahri yang ada di belakangku.
Aku dan fahri duduk di sofa tua berwarna merah maroon.Sofa ini sudah ada sejak aku masih berumur 2 tahun sampai sekarang aku sudah ber umur 15 tahun pun masih ada.
"Bagaimana sekolah mu?"tanya beliau
Aku bingung harus jawab apa.
"Hm,oliv sudah tidak sekolah oma"
Raut wajah beliau seakan tidak percaya.
"Kenapa?"
"Panjang ceritanya oma"ucapku lirih.Sekarang mataku ingin sekali mengeluarkan air lagi tapi aku terus berusaha untuk tidak mengeluarkan nya.
"Sekolah di sini saja,dekat rumah oma ada Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri.Oliv bisa sekolah disini."Ucapnya sambil mengelus kepalaku.
"Iya oma,oliv mau"
Beliau kaget melihat seorang lelaki yang ada dibelakangku.
"Mm itu siapa?"
"Oh ini,kenalkan oma ini Fahri teman oliv"kataku sambil memperkenalkan fahri kepada beliau.
Setelah berbincang bincang lama,akhirnya aku memutuskan untuk memberitahu oma tentang telefon dari bibi Gracia tadi pagi.
"Oma,tante gracia tadi ada ba telfon pa oliv"ucapku setengah takut.
"Gracia?"
"Iya oma,anak oma.Bibi gracia"jawabku meyakinkan beliau akan sosok bibi Gracia.Seketika,semua hening tidak ada kata kata yang keluar dari mulut beliau.Hanya suara derasnya hujan dan angin yang terdengar.
"Ah yasudah oliv oma sudah sediakan kamar untuk oliv.Nanti,berkas berkas oliv masuk sekolah oma urus besok.Supaya secepatnya oliv masuk sekolah"Ucap beliau
****






Senjaku Yang Hilang [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang