Chap 18

14 2 0
                                    

Jam terakhir sudah berakhir saat nya untuk pulang.Aku segera mengemasi buku buku yang ada di meja dan segera mengisinya kedalam bagpack berwarna hitam milik ku.

Ketika Aku Athala dan Arga berjalan keluar kelas seluruh pasang mata tertuju pada ku dan Arga.

Tidak ada tatapan sinis atau tak suka melainkan mereka malah tersenyum dan berniat mendekati kami berdua.

Aku melihat seorang wanita cantik berambut gelombang sama seperti Athala namun rok nya sangat pendek hampir saja pantat nya kelihatan.

Perempuan itu membawa sebuah kertas dan bolpoin,ku rasa dia ingin meminta tanda tangan Arga.

Namun Arga sama sekali tak merespon nya dia malah membuang muka dan sedikit membawaku jauh dari perempuan itu.

Disana,Athala hanya tersenyum miring padaku dan Arga sedangkan perempuan itu berkacak pinggang dan kembali menatapku sinis.

"Siapa perempuan tadi?"

"Jangan banyak tanya!"

Bentakan Arga membuatku takut dan langsung menunduk tanpa basa basi air mata ku langsung jatuh membanjiri pipi pucat ku.

Telinga ku mungkin sudah kebal dengan bentakan namun,aku belum pernah mendengar dia membentak.

Tatapan nya tajam,tangan nya mengepal rahangnya di gesek gesek kan bisa kulihat wajah nya berubah menjadi merah.

Ada apa dengan Arga?mengapa wajah tampan nya kini berubah menjadi seram seperti ini?

"Hey kenapa sedih" tangan Arga mengangkat wajahku dan kembali menghapus air mataku.

Dengan cepat aku segera menggeleng pertanda aku baik baik saja.

Tuhan,aku ingin pulang aku ingin bertemu Fahri yang sama sekali tidak pernah membentak ku atau berkata kasar padaku.

Dia selalu tersenyum walau aku selalu bertanya dan bawel.Aku merindukan orang itu.

Belum sempat Arga membuka kan pintu untuk ku aku segera berlari masuk kedalam apartement dan membiarkan Arga sendirian.

Suasana kamar Apartement sangat sunyi,ku rasa mama belum pulang.
Pekerjaan seorang CEO adalah pekerjaan yang sangat sibuk,mama seperti tidak ada waktu lagi untuk ku.

Ku rebahkan badanku di atas kasur dan mengecek handphone dan tak ada sama sekali notifikasi.

Grup kelas atau grup lainnya juga tidak ada notifikasi sama sekali.
Aku mulai bingung dengan mereka yang sama sekali tidak merindukan ku.

Apalagi Fahri,untuk menelfon atau memberi ku kabar saja dia tidak ada.

Mataku mulai terpejam tapi terbuka kembali karena bel kamarku sedabg berbunyi.

Sangat terpaksa aku langsung turun dari kasur dan pergi untuk membuka kan pintu.

Disana ada seseorang yang sangat aku kenali siapa lagi kalau bukan Arga Orlando Andreas,dengan wajah memar sudut bibir nya berdarah dan kening nya juga berdarah.

Baju seragam nya robek membuat perut sixpack nya kelihatan begitu indah.

Dia meringis kesakitan dan aku langsung merangkul nya untuk duduk di sofa.

Segera ku cari kotak p3k dan air hangat untuk kompres luka memarnya.

"Kamu kenapa Arga?" Ucapku sambil terus mengobati luka di bibir nya.

Walaupun sedang dalam keadaan seperti ini dia masih bisa tersenyum manis seperti sekarang ini.

"Jawab Arga!" Aku mulai sedikit berteriak.

Senjaku Yang Hilang [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang