Chap 21

17 2 0
                                    

Hujan deras mulai membasahi kota London pagi ini ditemani gemuruh suara guntur dan riuh pikuk otang orang berlarian mencari tempat untuk meneduh.

Di kamar yang sepi Aku masih terduduk di depan jendela sambil memangku buku diary hitam milik.

Tanganku memainkan bolpoin dan tatapanku mengarah pada langit yang sekarang sedang menangis.

Pagi ini cuaca sangat tidak bersahabat,kali ini dingin nya seakan menusuk sampai kedalam tubuh.

Hanya untuk menggerakan kaki saja rasanya tidak mampu,ini hari ke 5 aku ujian.

Handphone yang dulunya selalu aku pegang kini sudah menjadi pajangan di atas nakas.Tertera foto Fahri dan aku yang sedang makan lolipop di layar handphone itu.

Sweater pemberian Fahri ini membuatku sedikit merasa hangat,wangi badan nya masih tercium di sekitar sweater ini.

Lagi lagi air mata ini turun bersama derasnya hujan di pagi yang mendung saat ini.

"Sayang kamu di dalam?" Mama mengetok pintu kamar ku berulang ulang kali namun aku tidak merespon nya.

Pintu kamar mulai terbuka,pantulan bayangan seseorang dapat kulihat dari arah jendela.

"Pagi Liv,aku boleh duduk dekat kamu?" Arga meminta izin untuk duduk disamping ku.

Dia membawa setangkau bunga berwarna merah dan boneka panda.

"Itu apa?" Ucapku,Arga berhasil membuatku mengeluarkan suara serak ini.

"Oh yah,ini aku memetik bunga mawar ini di halaman Mansion dan ini boneka panda dari Athala"

Arga memberikan itu kepadaku dan segera ku balas dengan senyum tipis.

Tangan nya menyentuh pipi ku yang pucat,sentuhan nya bisa membuat pipiku yang sedari tadi beku kini mencair.

Tidak banyak bicara,aku segera memalingkan wajahku kembali ke arah jendela dan mulai menatap kearah langit.

"gimana soal ujian nya tadi?" Tanya Arga dengan menopang dagunya seraya menatapku.

Suara Arga kembali menjadi radio rusak di telingaku,aku tak ingin merespon lebih baik diam daripada terlalu banyak bicara.

Mulutku kembali terbungkam belakangan ini aku sering menyendiri dan menulis diary.

Kulihat Arga mulai tertidur di sampingku,seandainya orang ini adalah Fahri bisa bisa aku langsung memeluknya.

Arga juga terlihat manis jika seperti ini,wajah tampan nya bisa bisa membuat seluruh kaum hawa terpana.

Perlahan tanganku mulai mengelus pelan wajahnya dan dahi nya sangat panas,mungkin karena dia basah basahan dari luar.

Aku berdiri dari duduk dan mengambil kompresan bersama obat demam yang ku punya.

Arga tersenyum,sambil terus menutup matanya "makasih sayang" ucapnya.

"Mulaaii kamuu" pipiku mulai merona rasanya panas sekali aku memang sangat tidak bisa di panggil sayang seperti ini.

Dia tampak sangat mencintaiku namun aku boleh apa,hatiku sepenuhnya milik Fahri dan itu MUTLAK!

Di kamar yang sunyi dan dingin ini aku hanya bisa duduk termenung sambil sesekali menatap wajah Arga.

Rintikan hujan mulai terdengar bising,membuat kepalaku semakin terasa pusing dan darah itu kembali keluar lagi dari hidungku.

Darah segar berwarna merah dengan jumlah yang cukup banyak ini selalu saja keluar melalui hidungku.

Senjaku Yang Hilang [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang