Chap 15

30 2 0
                                    

Malam ini tak ada satupun bintang dan bulan bisa dibilang malam ini adalah malam yang sangat pekat.

Angin semilir membalut tubuhku yang sedang duduk di rooftop memandangi gelapnya malam hari.

"Sendiri?"

Mataku menangkap sosok yang ada di belakang ku.

"Fahri lewat mana?"

"Manjat"

Aku mengecek ke bawah dan benar Fahri naik dengan memanjat pohon besar yang ada di halaman rumah.

"Lihat,tidak ada bulan kan?" Ucap Fahri sambil menatap kearah langit yang memang sangat gelap tanpa bulan dan bintang.

"Jadi?"

"Semacam hati ku tanpa kamu,gelap"

"Hilih gombal" ucapku sambil tersenyum kearahnya.

Fahri menyandarkan kepalaku di bahunya dan mengusap pucuk kepalaku dengan tatapan nya yang masih mengarah pada langit.

Dingin yang tadi aku rasakan kini menjadi hangat ketika Fahri datang kesini.

Semoga tuhan bisa membuat kenyamanan ini ada untuk selamanya tanpa harus pergi lagi walaupun.

Aku perlahan mulai memejamkan mataku dan terlarut dalam hangatnya pelukan Fahri Rifkiansyah Arsenio ini.

"Aku cuman ingin kita selamanya" Suara serak Fahri dengan nafas berbau Mint dan sangat hangat miliknya bisa ku rasakan.

Kini,tangan nya dengan tanganku tergenggam erat sangat erat.

Tiba tiba dering handphone Fahri membuat suasana pecah dan seketika mungkin aku langsung membuka mataku.

Fahri mengambil handphone yang ada di saku celana nya dan meminta izin untuk mengangkat telefon dan langsung ku balas dengan anggukan pelan.

Setelah menelfon seseorang yang aku tak tahi itu siapa,Fahri segera duduk kembali disamping ku dan dia membuat kepalaku bersandar di pundaknya dan dia menggengam tanganku erat sekaligus mengelusnya pelan.

Mataku takjub melihat kearah bawah,indahnya pemandangan disaat malam hari di Kota Gorontalo ini.

Kelap kelip lampu jalanan dan ramainya kota dapat terdengar jelas dari atas rooftop.

Ada juga pemandangan yang tak kalah indah yaitu sawah yang dihiasi lampu kelap kelip berwarna putih dan disamping sawah itu banyak sekali orang orang yang mungkin sedang berkencan bersama sang pacar.

Tiba tiba Fahri langsung menidurkan ku di karpet hijau yang ada di rooftop dan seketika kami sudah menghadap kerah langit.Fahri meluruskan tangan nya kesamping agar kepalaku nyaman ketika tertidur.

"Manusia tidak akan pernah mendapatkan cinta paling baik. Sebelum merasakan patah hati yang paling buruk.
Karena bintang paling terang,muncul dari malam paling pekat"

Fahri perlahan mulai menghembuskan nafasnya pelan "Apa kau tahu itu Olivia Regina Adrista?"

Aku hanya bisa terus menatap kearah langit yang tak ada apa apa dan tak merespon apa yang dikatakan oleh Fahri.

Namun tampaknya Fahri juga tidak membutuhkan respon ku,aku tidak tahu sejak kapan dia mulai bisa merangkai kata kata seperti itu.

Seorang Fahri Rifkiansyah Arsenio yang otaknya 21++++ bisa merangkai kata seperti ini?hilih.
Mungkin dia menjiplak karya dari seseorang,ya itu mungkin.

Dentangan lonceng berasal dari gereja disebelah rumahku terdengar jelas pertanda itu sudah jam 12 malam namun tak ada tanda tanda bahwa ini sudah jam 12 ku rasa ini baru jam 7 malam.

Senjaku Yang Hilang [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang