Chap 3

51 3 1
                                    

-Jalan taman hiburan 1,wongkaditi barat,kota utara,Gorontalo-

Aku langsung bangun saat merasakan ada yang sedang menampar pelan pipiku.
"Aw"aku meringis.
Aku membuka mata dan fahri lagi fahri lagi.Hidupku penuh dengan pria ini.
"Bangun,shalat subuh.Ambil wudhu,baru pake itu mukena yang di lemari.Tenang,kt p ajus punya itu bukan kita punya."Ucapnya sambil memakai sarung.
Aku melakukan apa yang fahri katakan,ambil wudhu dan segera memakai mukena putih dengan hiasan bunga di bawahnya.
Fahri tampak tampan sekali,memakai sarung coklat muda dan kaus hitam miliknya tak lupa dengan songko hitam.
Setelah selesai melaksanakan shalat subuh,fahri memberikan tangan nya padaku.
"Buat apa?"tanyaku.
"ng pernah nnton sinetron?klo org
Abis shalat itu biasanya?"
"Salaman?"tanyaku sekali lagi.
"Ya ampun susa konek skli.Bagini a,ng tau suami istri yang ada shalat sama sama baru pas abis shalat dpe istri bgmna pdpe suami?"tanyanya lagi.
Kali ini fahri lagi lagi membuatku bingung.
"Cium tangan"kataku yang masih tetap bingung apa mau nya.
"baru?"
"baru apa?"
"Biarjo oliv,biarjo tdausaaaa lamu kita lilahi.So orang yang tda peka bgni ini yg musti mo punahkan"ucapnya sambil menarik tangganya yang diberikan padaku tadi.
Aku yang melihat wajah gusar dan kesal fahri langsung menarik tangan nya dan menaruh tanganya ke pipiku.
"Di pipi dulu aja ya,nanti kalo so halal.Baru bole mo cium wkwk"Ucapku tersenyum padanya.
Raut wajah fahri berubah tersenyum ketika aku melakukan hal barusan.
"Suka capat capat halal deh."ucapnya sambil mengeluarkan rayuan nya.
"Ada mabo fahri?yakali baru kls 9 smp ngana somo ba kse halal?kalo bukan jodoh dng kita?nga bole apa?"Ucapku melepaskan tangan fahri yang sedari tadi aku pegang.
"hm,kalo kita ikhtiar dan percaya kalo nga kta punya? nga bole apa?"Fahri selalu saja membuatku terdiam dengan semua kata katanya.
"Iyain,sultan mah bebas"Kataku mengalah.
Aku sangat tidak suka berdebat dengan seorang lelaki,tidak akan bisa membuahkan hasil.Apalagi lawan debatku dengan seorang Fahri rifkiansyah arsenio

****
Jam di dinding kamar fahri menunjukan pukul 06.00.Aku berjalan menuju kamar mandi.Fahri sedang turun di bawah menyiapkan sarapan,om rama dan tante nanda sudah berangkat lebih dulu ke kantor menyisakan aku dan fahri di rumah.
Aku melangkahkan kakiku ke dalam kamar mandi.Aku kaget melihat surat itu lagi lagi.
Entahlah teror dari siapa ini.
Surat yang sama persis dengan surat surat yang aku temui beberapa hari yang lalu.

Senja briggita nathalia adrista
Olivia regina adrista
1-50

Tulisan itu tertera di kertas yang kutemui sekarang di kamar mandi.Masih dengan warna tinta yang sama.Basah dan seperti baru saja di tulis.Aku masih tidak mengerti dengan apa isi kertas tersebut.

"Oliv,blum mandi?capat sja smo terlambat k skolah"Fahri menepuk bahuku.Membuatku tersontak kaget.
Aku memukul lengan fahri dengan keras.Pria ini selalu saja membuatku kaget setengah mati.
Aku segera mengusir fahri keluar kamar mandi dan menguncinya di luar.
Aku membuang kertas tadi di dalam tong sampah dan segera mandi.
Setelah beberapa menit berada dalam kamar mandi aku mendegar ada yang mengetok pintu.
"We capat saja.smo terlambat kita,tan lagi ada ba apa nga di dalam ini pa loloyata skli"Teriak fahri kearah kamar mandi.
Aku keluar dari kamar mandi memakai handuk dan ramvut basah yang terurai sebahu.
Fahri masih terus memandangiku tidak ada kedipan sama sekali.
"Astga fahri istigfar"ucapnya sambil mengedip ngedipkan matanya.
Aku tersenyum dan langsung berjalan menuju ruang ganti untuk memakai seragam sekolah.

Pukul 06.30
Fahri memakai seragam sekolah putih biru nya tak lupa juga dia memakai jaket hitam miliknya.
Berbeda denganku,seragam putih dengan rok dongker panjang dan hijab yang di belakang nya bertuliskan MtsN gorontalo.
Aku dan fahri sengaja memilih sekolah yang berbeda.
Fahri mengendarai mobilnya dengan tenang,penampilan fahri yang memakai kaca mata hitam membuatnya kelihatan songong di mataku.
"Apa in?pake pake kcamata ini.Macam caleg sup"Ucapku mengeluarkan tatapan sinis padanya.
"Hi hingga kyapa?netizen itu bbdiam ksna sja.Jan mko banya bacot ji"
Ucapnya santai.
Aku merasa kesal dengan pria ini.
Aku ingin sekali memukulnya,tapi sangatt susahh untuk melakukannya.
"Ho turun saja,pulang skola telfon kita.1 minggu ng tinggal pkita dlu,ngpe oma ada ka Makassar dng ng pe tante dia blg pkita tdi malam.Jadi utk bbrpa minggu in ng tinggal dng kita dlu"
Fahri membuka kan pintu mobil nya.
Aku turun dan mengiyakan perkataan fahri,aku malas sekali bertanya apa apa padanya karena tidak akan ada respon.
Aku memasuki ruang kelas ku,masih belum terlalu banyak orang disana.
"Baru sampe?"Tiba tiba suara seseorang mengagetkanku.
"Em,riyan.Iya,baru.Knpa?"
"Hm liv,ada hobi di pramuka?"
"Iyaa pramuka itu the most important part of my life"
"baguslah,dan kebetulan olo pindru disini so pindah dan trg pe pembina mo suru cari pindru baru.Menurut kta ng ccok jdi pindru."Ucapnya.
"hm boleh"kataku sambil mengangkat bahu.
Riyan mengiyakan dan segera mengajaku ke ruang pramuka.
"Assalamualaikum kak,dia yang saya ajukan menjadi pemimpin regu di sini.Kalo misallnya kurang yakin,boleh tes"ucap riyan pada seorang wanita
mungkin dia adalah kakak pembina pramuka disini.
"Hm,tidak perlu di tes.Saya percaya pilihan kamu yang terbaik Riyan.Em,beberapa hari kedepan skolah kita ini akan mengikuti Perkemahan Scout Competition of Man Insan Cendekia.Saya harap,dengan adanya pemimpin yang baru sekolah kita bisa menjadi juara umum.Baiklah saya tinggal dulu.Riyan beritahu padanya tentang kepramukaan disini."Ucap wanita tersebut.Lalu pergi meninggalkan aku dan riyan.

****
"liv,siapkan smua berkas berkas yang mo bwa ksna a.Nnti kl sdah ng kse pkita a"kata riyan.
Aku mengangguk.
Aku melihat fahri sudah menungguku di depan gerbang sekolah.
"Riyan dluan a,so ada jmputan."ucapku pamit pada riyan.Riyan menengok ke arah fahri yang berada di depan gerbang sekolah.
"Pacar?"Tanyanya padaku.
"Tda wkwk.Dluan ya"Aku melambaikan tanganku pada riyan.

Aku melangkah masuk kedalam mobil fahri.
"Spa dia itu yg tdi s?"Fahri bertanya padaku tentang Riyan.
"Oh,dia waketos skligus Pratama di pramuka"
"Oh"
"Ri,kta ad tplih jdi pindru dan mingdep mo iko Scic Di Man Insan Cendekia"
"Ng olo ta iko?kt ol ta iko.Kta jdi wapindru tapi."Ucap fahri.
Aku mengangguk pelan.Mobil fahri melaju kencang di jalanan yang sepi hanya ada beberapa motor yang berlalu lalang di sana.Tiba tiba mobil fahri berhenti di sebuah rumah mewah,tapi seperti tidak berpenghuni.
Rumah berwarna putih ini ditumbuhi bunga bunga yang sudah layu sangat banyak rumput rumput tumbuh di sana.Seperti rumah yang sudah tidak ter urus.

-Tapa,bone bolango,Gorontalo

"Nao maso"Fahri mengajakku masuk kedalam rumah ini.
Jangankan untuk masuk,berdiri di depan rumah ini saja aku sudah merinding.
Aku diam saja didepan rumah ini.Fahri yang merasakan aku tidak mengikuti nya langsung menengok ke arah belakang.
"Nao,di dalam sini ada yang selama ini ngana cari"ucapnya serius.
Aku tidak pernah melihat wajah fahri yang se serius ini.
"Tako uti"ucapku ketakutan.
Fahri memberi tangannya kepadaku.Aku mengenggam tangannya erat sangat erat.
Baru beberapa langkah aku dan fahri masuk kedalam rumah ini aku melihat sosok anak kecil berambut panjang sebahu sama persis dengan rambutku dia kurus lemah tangannya diinfus dengan cairan berwarna merah.Anak itu tertidur di pangkuan seorang wanita kira kira umurnya 20-an.
"Sapa itu?"tanyaku yang masih tetap mengenggam tangan fahri erat erat.
"Senja briggita nathalia adrista"
Ucapnya dengan tatapan yang masih melihat sosok 2 makhluk yang entahlah masih hidup atau sudah tidak bernyawa lagi.
Aku diam,aku tidak percaya anak yang sudah beberapa tahun belakangan ini hilang entah kemana sekarang ada di depanku.
"Spa yg ad dng dia itu?ucapku sambil menahan isakan yang sedkit lagi akan keluar menggema di dalam rumah yang sangat besar dan gelap ini.
"Gracia"ucap fahri lagi.
Aku menatap fahri dengan tatapan tidak percaya.
"Masih hidup drg?"tanyaku yang mulai melangkah mendekati kedua manusia yang ada hubungan darah denganku.
"Jangan kasana liv,gita ada di bawah kendali Bibi gracia."Fahri menarik tanganku menjauh dari 2 sosok itu.
Aku menangis,kini tangisanku menggema di dalam rumah yang besar ini.
"Jangan manangis,lia ksna ti gita ada bae bae disini.Jangan bilang pspa spa trg ada ksini jangan smpe ada yang tau."ucap fahri menenangkanku.
"Oliv,ng tnggu sini.Jngn bdekat ksna,klo ng msi mo lia ti gita bae bae"
Fahri melangkahkan kakinya mendekati bibi gracia dan gita.
Wajah bibi gracia masih sama seperti dahulu,persis seperti wajah mama.
Sedangkan gita,gita sudah seperti mayat hidup.
Fahri yang sudah dekat dengan 2 sosok tersebut mengeluarkan sebuah makanan dari dalam paper bag yang di bawa fahri.
Salah seorang sosok itu menerima makanan yang diberikan fahri.Bibi gracia menerimannya,dengan senyuman.Tapi senyuman itu menuju ke arahku.Tatapannya juga seperti menyimpan dendam kepadaku.
Anak kecil itu bangun dari pelukan bibi gracia.Dan melirik ku,aku tidak bisa mengarti kan tatapan itu.
"Itu Kakakmu"Fahri memberitahu gita tentang ku.
Bibi gracia yang sedang memotek motek roti tadi sekarang beralih melirik ku dengan tatapan yang membuatku takut.
Gita tidak berkata apapun dia masih tetap menatapku dan ya dia menangis.
Aku juga ingin sekali memeluknya tapi dia sekarang dalam kendali bibi gracia.
Sekarang aku sudah tepat berhadapan dengan bibi gracia dan gita.
"Oliv jangan badekat bahaya"Ucap fahri lirih.
Aku tidak menghiraukan fahri.
"Bibi,ini oliv.Oliv mau ajak pulang gita."ucapku sambil menarik tangan gita.
Dan tanpa ku sadari sebuah tangan melesat mencengkram tangan kanan ku dan mencakarnya.
Itu tangan bibi gracia,tanganku sobek.
Aku tidak menghiraukan tanganku.
Aku terus menarik berusaha merebut gita dari genggaman psikopat licik ini.
Bibi gracia bangun dari duduknya dan langsung menamparku dengan sangat keras.Kukunya yang panjang dan runcing berhasil membuat pipiku berdarah.
Bibi gracia terdiam melihat tangannya yang dipenuhi darah dari pipiku.Dia menangis,memandangi ku.Aku menatap bibi dengan tangisan yang tidak ada henti hentinya.
Gita yang sekarang tidak sadarkan diri telah dibawa fahri di sofa tua rumah itu.
Aku berlari menghampiri gita tapi,gita yang berada di sofa tersebut telah berhasil di ambil alih oleh bibi gracia.
"Liv,nao pulang tidak baik trg disini trs nanti bibi gracia marah dan bisa bisa dia mo bunuh ti gita"Ucap fahri meyakinkanku.
Aku dan fahri akhirnya memutuskan untuk pulang dan meninggalkan bibi gracia dan gita di rumah itu.

****

Senjaku Yang Hilang [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang