Happy reading
.
.
.
Seoul, Korea Selatan
"Eomma! Bocah ini selalu saja merusak mainan ku!" kata si bocah berjenis kelamin laki-laki sambil menghentakkan kakinya, kesal. Bocah tampan yang nampaknya tidak bisa menahan amarahnya tersebut tiba-tiba menjambak surai panjang bocah yang tak lain adalah Adiknya sendiri yang berjenis kelamin perempuan.
"O-oppa sakit..." lirih Adik kecil sambil memejamkan mata.
Ibu dari kedua anak itu dengan cepat memisahkan tangan si bocah laki-laki dari surai Adiknya.
"Apa yang kamu lalukan? Dia itu Adikmu!"
"Aku tidak suka padanya! Aku benar-benar membencinya!" katanya dengan amarah yang meluap-luap.
Sebelum menyaksikan pemandangan yang sangat tidak disukainya, dia buru-buru pergi dari sana, meninggalkan dua insan yang saat ini tengah berpelukan. Yang satunya menangis sedangkan yang lainnya menenangkannya.
.
.
.
Toronto, Kanada
"Aku tidak mau pulang, aku ingin disini. "
Wendy, gadis berkulit putih itu memutar bola matanya malas. Ini sudah yang ke sebelas kali Appa-nya itu menelepon.
"Tidak ada bantahan atau penolakan! Ini sudah ke berapa kali Appa meminta mu untuk pulang dan jika minggu ini kamu tidak pulang juga, Appa sendiri yang akan menyeret mu."
Hanya itu kalimat penutup dari orang di sebrang sana. Benar-benar menjengkelkan, menurutnya. Dia teringat beberapa tahun ke belakang ketika Kakak tampannya itu mulai membencinya. Appa dan Eomma-nya terpaksa harus menitipkan dirinya pada sang Nenek. Hal itulah alasan kenapa sampai saat ini dia enggan untuk pulang ke tanah kelahirannya.
■ ■ ■
Dua hari setelah berkomunikasi dengan Appa-nya saat itu, kini Wendy sudah berada di Seoul, Korea Selatan. Karena sudah persiapan dari awal, dia tidak perlu pusing lagi mencari apartemen untuk dirinya tinggal sementara waktu, toh sebelum berangkat pun dia sudah memesannya terlebih dahulu.
Dia menghempaskan tubuhnya begitu saja di atas ranjang. Yang ada dia butuhkan saat ini hanyalah istirahat.
Drrt drrtt
Baru saja memejamkan mata, dia malah dibuat geger dengan suara ponselnya. Dia berniat untuk menghiraukan suara tersebut namun semakin didiamkan semakin berisik saja rasanya. Maka dengan terpaksa, dia pun mengangkat panggilan.
"Kau--"
"Aku perlu istirahat, apa kamu tak mengerti hah? AKU BUTUH ISTIRAHAT!" teriaknya penuh amarah.
"Tenanglah sayang, ini Appa. "
"Ada apa?"
"Appa sudah mendaftarkan mu ke sekolah baru. Besok kau bisa langsung hadir ."
Rahangnya mengeras. Dia tidak suka jika diatur-atur seperti ini, apalagi tidak dengan sepengetahuannya. Sungguh menjengkelkan.
"Iya Appa, sudah ya aku ingin tidur. " katanya lalu mematikan sambungan dengan sepihak.
.
.
.
Tatapan tajam dari semua kaum hawa nampaknya membuatnya agak risih. Dia merasa sebentar lagi pasti akan mendengar ocehan dari orang-orang disekitarnya.
"Apa dia orang luar?"
"Mana ku tahu."
Benar saja. Dia mengepalkan tangannya tanpa sadar, mencoba menahan amarah ketika telinganya mendengar bermacam cibiran dari orang-orang yang menyebalkan.
"Masih kalah cantik denganku. "
"Pendek. "
Tbc
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories [ Wenyeol ]
Fanfiction[ FANFICTION ] Hiatus Short story yang isinya tentang Wendy & Chanyeol. Suka tinggal baca, kalo ga suka ya gak usah baca. Bakal update kalo memang lagi ada ide. © 2018 Cover by canva