Kenyataan 2

3.9K 340 10
                                    

Happy reading

.

.

.

"Pendek. "

Lagi-lagi dia menggeleng, berusaha menyingkirkan bisikan-bisikan yang sangat mengganggu pikirannya itu.

"MINGGIR!"

Dia tersentak ketika suara bentakan tiba-tiba menggelegar dari arah belakang. Tubuhnya kini mulai bergetar karena ketakutan.

"M-maaf Sunbae...." katanya, bergetar. Dia tidak hanya terkejut tetapi juga takut dengan tatapan orang itu. Tatapan yang tidak bisa dijelaskan namun nampak mengintimidasi.

"Kau kah murid baru itu? Maafkan aku."

Orang yang beberapa detik lalu berteriak itu bernama Park Chanyeol. Dia mengelus kepala gadis didepannya, bermaksud untuk menenangkannya.

"Tidak apa," Wendy menundukkan kepalanya. "Aku permisi." katanya lagi sebelum memutuskan pergi dari koridor.

■ ■ ■

Kantin

"Hei, mengapa sendirian?"

Wendy terperanjat. Lagi-lagi dia dibuat terkejut dengan manusia bertelinga caplang itu. Laki-laki sebelumnya yang bernama Park Chanyeol.

"Ada apa, Sunbae?" Walaupun terkejut, dia berusaha memasang ekspresinya tetap datar.

Chanyeol terdiam memikirkan topik yang harus ia lontarkan untuk berbasa-basi dengan gadis cantik didepannya.

"Park Chanyeol," katanya sambil menyodorkan sebelah tangan dan senyuman yang sedikit canggung.

Wendy hanya mengangguk. Chanyeol yang mendapat respon kecil pun tertawa kecil. "Dan kau?"

"Wendy--"

"Baiklah. " dia menurunkan tangannya dengan enggan. Lagipula Wendy tidak akan membalasnya. "Malam ini kau ada acara penting tidak?" tanyanya lagi. Dia mengurungkan niatnya untuk berbasa-basi.

Beberapa saat, Wendy menatapnya dengan bingung.

"Tidak, kenapa?"

Dia tersenyum. Gadis didepannya ini sepertinya sangat tertutup. Dia merasa aneh pada dirinya sendiri, mengenai pertemuan pertamanya dengan gadis itu yang membuatnya dengan mudah merasakan debaran lagi setelah sekian lama.

"Karena aku belum memiliki rencana, bagaimana jika dinner? Aku tidak mengharapkan penolakan. "

"Tapi--"

"Aku akan menjemputmu jam tujuh." katanya dengan cepat lalu pergi begitu saja meninggalkan gadis cantik yang tengah kebingungan itu.

.

.

.

Drrt drrt

Dia menghela napas. Ternyata pria itu tidak main-main dengan ucapannya.

Sebenarnya dari setengah jam yang lalu dia sudah siap dengan dress dan make up tipisnya. Jika kalian berpikir bahwa Wendy seperti wanita kebanyakan yang didekati oleh pria tampan mau-mau saja, kalian salah besar. Dia tidak seperti itu. Dia hanya tidak enak saja untuk menolaknya, toh jika dia menolak pun tidak akan digubris oleh si pria.

Dia menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan. Sempat terpikir, darimana pria itu mendapatkan kontaknya?

"Ya?"

"Bisakah kau memberikan alamat rumahmu?"

"Gangnam COEX Luxury Apartment. "

"Eum, aku akan sampai dalam lima menit. "

"Baik. "

Bip.

Dia menghela napas. Dia merasa tidak enak pada Sunbae-nya itu. Semua ini karena rasa traumanya terhadap pria, kecuali sang Appa. Ya, rasa trauma ini timbul setelah dirinya bertengkar dengan sang Kakak. Tepatnya 12 tahun yang lalu.

Message

Loey Park
Aku sudah dibawah

Ok

.

.

.

Sedari tadi Chanyeol sedikit tidak fokus dengan kemudinya. Dia sangat terpanah dengan kecantikan gadis disampingnya.

Wendy sebenarnya risih dengan perlakuan Sunbae-nya itu yang selalu mencuri pandang ke arahnya. Padahal dia hanya memakai dress simpel dan make up tipis yang cenderung tidak terlihat.

"Kita mau kemana?" tanyanya memecah keheningan.

Drrt

"Sebentar,"

Chanyeol menepikan mobilnya.

"Ada apa, Eomma?"

"..."

"Tapi aku baru saja keluar."

"..."

"Eomma cerewet sekali sih, baiklah aku akan pulang. "

Bip.

"Ada apa?"

Chanyeol menghela napas. Padahal dia sangat ingin menghabiskan waktu bersama gadis disampingnya ini.

"Wen,"

Gadis yang namanya disebut pun menoleh.


Cup.

Tbc

.

.

.

Stories [ Wenyeol ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang