09. Pom bensin 1

1.3K 168 14
                                    

Happy reading

.

.

.

Non baku.

Mari kita lihat. Seorang pria dewasa bernama lengkap Park Chanyeol itu tengah asik mengemudikan kendaraannya ditemani sang putri yang duduk anteng disampingnya. Dia sesekali tertawa mendengar putrinya yang terus-terusan berceloteh memanggil dirinya.

"Cheol... Cheol!"

Astaga bocah. Hei! Itu Bapak elu, Dek.

Chanyeol geleng-geleng mendengarnya. Untung anak sendiri. Kalo bukan udah dijadiin tumis sama dia.


Well, Chanyeol itu duda beranak satu.

Mobil tiba-tiba berhenti membuat bocah itu panik. "Cheol, tenapah mbeum nya belenti?"
(Chanyeol, kenapa mobilnya berhenti?)

Chanyeol juga bingung kenapa mobilnya berhenti. Tetapi bagaimanapun caranya, hari ini adalah ulang tahu anaknya. Dia tidak mau membatalkan acara jalan-jalannya hanya karena mobil mogok.

"Yaudah, Adek jangan kemana-mana ya. Ayah mau dorong mobilnya." katanya, lalu dia pun keluar dari mobil dan tak lupa menutup pintunya kembali.

Sial banget. Batinnya. Dengan tidak ikhlas, dia mendorong mobil berwarna merah miliknya itu dengan keras dan kasar. Tujuannya saat ini adalah Pom bensin.

Ditengah-tengah kesengsaraan mendorong beratnya mobil, kekesalan Chanyeol semakin bertambah kala sesuatu yang lembab hinggap di atas pundaknya. Itu adalah benda putih nyaris cair dan memiliki bau yang menyengat. Biasanya disebut ee burung karena warnanya putih. Kadang juga ijo.

Chanyeol mengumpat.

"Dasar burung jorok! Enyah lo!" Ayah muda itu teriak-teriak dipinggir jalan sambil melihat penuh dendam ke arah burung yang sedang terbang bebas mengitari langit.


"Burungnya kagak punya WC kali, Pak. Mwehehehe."

Chanyeol yang mau lanjut dorong mobil pun terhenti. Dia menoleh ke samping dan menemukan mamang angkot tengah asyik menertawainya.

"Bacot!"

□ ■ □ 🚙 □ ■ □

Laki-laki berbadan Hulk namun tidak tinggi tiba-tiba menghampiri temannya yang sedang kesulitan.

"Astaga Wendy... Lo kagak tau cara pake kartu gesek?" dia bertanya.

"Y-ya gitu. Gue kan dari kampung. Di sana mana ada kartu gesek-gesek macem gini."

"Ya terus kenapa nggak tanya gue?!"

"Ya gue kira enggak bakal ada yang beginian!"

Lelaki tua berkemeja marun datang menghampiri keduanya. "Beauty and the beast, kenapa malah ribut-ribut? Liat tuh kendaraan udah pada ngantri!"

Wendy dan Hulk pun mengikuti arah pandang bapak-bapak tadi. Dan... WOW PANJANG AMAT BOS!!!

antriannya.

Bapak-bapak berkumis itu melotot garang melihat reaksi dua orang didepannya. "Kok bengong? Cepetan kerja!"

"Eh iya, Pak."

□ ■ □ 🚙 □ ■ □

Chanyeol meraup napas sebanyak-banyaknya. Dihari yang seharusnya membahagiakan malah berakhir sial. Tangannya mulai kebas gara-gara kelamaan dorong mobil. Ditambah cuaca panas dan di eein burung gila tadi malah semakin membuat duda ganteng itu gedek.

"Lama banget njing ngantrinya."

Satu lagi, ngantri lama.

Chanyeol mengusap peluhnya. Hal itu dia lakukan terus menerus sampai menit ke 30. Sekarang bagian mobil dia yang diisi bensin.

Akhirnya!

Chanyeol masuk ke bangku kemudi dan menunggu acara pengisian bensinnya selesai.

"Udah, Pak--eh Kak."

Chanyeol melirik sebentar perempuan yang lagi beresin selang bensin. Dia lalu merogoh isi dompetnya. "Ini," dia menyodorkan kartu ATM-nya.

Si Hulk mana sih? Tuh kan gue bingung nih harus ngapain. Batin perempuan itu hampir gelisah. Sudah bisa ditebak 'kan perempuan itu siapa?

"Kak, ada uang cash nggak?" tanya Wendy hati-hati.

"Nggak ada receh."


Tbc

.

.

.

Stories [ Wenyeol ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang