Stories [ Wenyeol ]

Pom Bensin 2

Happy reading

.

.

.

"Nggak ada receh."

.

.

.

Wendy memandang sinis ke arah Chanyeol.

Belagu banget nggak ada receh.

"Uang besar aja. Ada kembaliannya kok." katanya memaksa. Dia masih belum paham kalo pembayarannya pake kartu.

Chanyeol memandang malas ke arah cewek tersebut. Buang-buang waktu aja. Pikirnya.

"Rese banget sih jadi cewek. Kenapa yang gini diterima coba..."

Wendy mengangguk dan tersenyum manis. "Alhamdulillah Kak, saya diterima kerja disini karena kerja keras."

"Nggak nanya." balas Chanyeol sambil cepet-cepet ngasihin uang kertas berwarna merah.

Wendy menerima uang tersebut. Matanya sedikit membulat. "Eum, Pak--"

"Apa lagi?!"

"Uangnya nggak ada yang kecil?"

Chanyeol mendengus. Bisa-bisa dia ubanan ditempat gara-gara ladenin ini cewek. "Dibilangin kagak ada receh." balasnya dengan ketus.

Wendy ngangguk-ngangguk. "Oh yauda sih, Pak. Saya kan lupa."

Yain.

"Ini, kembaliannya enam pul--"

"Lama." Chanyeol merebut sisa kembalian itu dari tangan Wendy. "Sekalian cuci mobil ya, tolong."

Hening.

TITIITTT (anggap aja suara klakson)

"Oh iya, Kak. Silahkan."

□ ■ □ 🚙 □ ■ □

"Ayo terus... Hati-hati... Jangan nabrak saya, Kak. Loh--kok malah nabrak saya?!"

Chanyeol menatap lesu kearah depan. Tepatnya ke cewek aneh itu. "Bacot banget deh."

Ayah muda terlanjur jengah. Dengan kesal, dia injak gas dan melajukan mobilnya tak tanggung-tanggung. Wendy yang belum sempat menyingkir pun terkejut, "eh eh ini sayanya gimana... KYAAA!!"

Karena panik, Wendy malah mundur dan masuk ke ruang pencucian mobil.

"Kyaa!"

"KYAA!!"

"KYAAAAAA."

Para pegawai lainnya memandang ruangan pencuci mobil itu dengan heran.

Sebagian ada yang berpikir bahwa itu suara anak kecil yang kegirangan dan ada juga yang mikir kalo itu cuma suara orang gila yang ada dipojok pom bensin jalan manggis ini. Memang suka berisik si orang gila itu. Sebut saja si Nyai.

"Hulk, itu si Wendy kenapa?" tanya satpam sekitar yang nggak sengaja lewat dekat ruangan pencuci mobil.

Asw. Gue punya nama! Batinnya berteriak.

"Kagak tau, Sat!"

"Kamu nggak sopan ya manggil saya kaya gitu." balas si Satpam.

Hulk gelagapan. Dia buru-buru gelengin kepala. "Sat--Satpam maksudnya."

"Halah bacot. Itu Neng Wendynya dibantuin dulu cepet!"

Dengan kekuatan kilat, Hulk segera sampai di pintu bertuliskan 'EXIT'.

"Astaga mbak'e?!" katanya histeris.

Chanyeol jadi penasaran. Dia buru-buru keluar dari mobil dan nyamperin si Hulk yang lagi terkaget-kaget.

"Waduh!"

Wendy menengadah. "K-kak, kok jadi s-saya yang dimandiin?"

□ ■ □ 🚙 □ ■ □

Rara, si anak cilik dari Chanyeol sedang memainkan ponsel Ayahnya. Sedangkan si Ayah hanya menatap kaca didepannya tanpa minat

"Makanannya kok lama banget ya Kak?" Chanyeol menoleh malas pada gadis kampung disampingnya. Gadis yang pagi tadi bikin mood untuk jalan-jalan bersama anaknya hilang.

"Kalo nggak mau lama makan rumput aja sana." ketusnya.

Wendy bungkam. Salah dia juga sih minta dibawa kesini. Tapi kan lumayan. Laki-laki itu mau bawa dia ke sini sebagai permintaan maaf. Lumayan juga kan dibayarin(?) Ya udah langsung aja ke restoran mevvah.

Suasana kembali garing. Suara yang menemani palingan cuma dentuman sendok dan piring dari meja sebelah.

"Eh lala bau nyadal talo ada Kakak catik di tini."
(Eh Rara baru nyadar kalo ada Kakak cantik disini)

"Ngomong apa, Dek?"

"Udah sih cuekin aja. Anak kecil make dianggap." kenapa jadi bapaknya yang sewot?!

Tanpa mengalihkan pandangan dari si Rara kecil, Wendy membalas. "Saya tanya Adeknya."

Chanyeol kembali menatap kaca restoran. Sedangkan anaknya tertawa geli. "Kakak milip bunda 'kan Yah?" ungkapnya tiba-tiba.

Wendy cuma masang muka kaget tapi tidak seperti orang kaget. Ngerti lah ya.

Chanyeol mengusap surai anaknya. Lagian ini pelayan kok lama banget sih nganterin makanannya.

"Rara, kamu ngomong apa sih?"

Rara mendongak menatap Ayahnya dan tersenyum. Dia lalu kembali menatap Wendy yang tengah menunduk.

"Kakak catik namanya sapa?"

"Wendy." balasnya sambil tersenyum.

"Kakak Wendy, mau ndak jadi bundanya, lala?"

Tbc

.

.

.