Happy reading
.
.
.
Chanyeol mengerutkan kening. Tidak yakin dengan apa yang ia dengar.
"Bagaimana bisa?"
"Sejak Daddy membawaku ke kantor, aku selalu melihatnya. Dia tersenyum padaku. Karena dia sangat cantik, jadi aku memanggilnya Bunda Cantik," kata bocah itu lalu menarik nafas. "Dia selalu mengatakan bahwa dia menyayangiku dan juga Daddy. Kupikir Daddy kenal dengan Bunda Cantik."
Pandangan Chanyeol menjadi kosong.
"Bunda juga pernah mengatakan bahwa dia sangat merindukan Daddy."
Setetes liquid bening jatuh dari mata bulatnya. Dada Chanyeol bergemuruh dan sesak secara bersamaan.
"Daddy?"
"Besok Daddy akan mengantarmu ke rumah Nenek--" kalimatnya dipotong. "Kenapa aku harus ke rumah Nenek?" tanya Nayeon.
Chanyeol mengusap kepalanya. Dia tidak perlu mencari alasan untuk meyakinkan putrinya.
"Daddy mempunyai urusan penting. Sekarang tidurlah."
□ □ 💫 □ □
Hari ini Chanyeol tidak pergi ke kantor. Tidak sulit meminta sekertaris nya untuk menggantikannya selama rapat penting. Ada yang harus ia selesaikan saat ini juga. Sesuatu yang lebih penting daripada rapat bersama para petinggi usaha.
Pria itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Satu hal yang ada di dalam pikirannya saat ini hanyalah menemui mantan istrinya. Jujur, dia sangat merindukannya.
Dia menepikan mobilnya lalu buru-buru keluar. Dia berlari dan setelah sampai, tangannya mengetuk pintu rumah tersebut dengan tidak sabaran.
cklek
"Ibu--"
"Chanyeol?"
"Dimana Wendy?" wajahnya pucat pasi dan bibirnya nampak kering.
Bukannya menjawab, wanita yang diketahui sebagai ibu dari Wendy itu tiba-tiba berjongkok di lantai. Yang mengejutkan Chanyeol adalah wanita itu yang kini mulai terisak.
Chanyeol mensejajarkan tubuhnya.
"Ibu..."
"Wendy sudah tiada!"
Chanyeol terdiam.
"Dia dibunuh setelah bercerai denganmu. Dia salah apa, Chan?!," Ibu Shon semakin histeris. "Apakah karena menikah denganmu? Semenjak kalian menikah, Wendy selalu diteror dan dipaksa untuk berpisah denganmu," mengingat cerita putrinya tersebut malah semakin membuatnya sesak.
Ibu Shon hampir gila mengetahui fakta bahwa Wendy telah meninggal. Dia sangat menyesal mengingat diakhir nafas putrinya, dia tidak ada di sana. Dirinya benar-benar disibukkan dengan pekerjaan saat itu.
Ibu Shon bangkit melihat Chanyeol yang bersiap meninggalkan pintu. "Kau mau kemana, Nak?" tanyanya.
Rahang Chanyeol mengeras.
"Dimana Wendy?"
□ □ 💫 □ □
Dengan mata yang sudah memerah menahan tangis, Chanyeol terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Setelah memakan waktu cukup lama, pria itu telah sampai di tempat tujuan.
Dari sederet nisan yang tercantum, perhatiannya langsung tertuju pada salah satu nisan yang di bawahnya terdapat foto seseorang. Seseorang yang sangat tidak asing di matanya
Chanyeol mendekati nisan tersebut lalu merendahkan tubuhnya. Dia menatap foto itu.
"Wendy... Kau meninggalkanku," katanya, berbisik. "Kau bilang kau merindukanku 'kan? Aku disini, Wen. Kau dimana?"
Dia tetap tersenyum walau air matanya terus mengalir.
"Kenapa kau ingin berpisah denganku? Tolong jawab aku!" dia tidak peduli dengan orang-orang yang memandangnya sebagai pria cengeng. Yang terpenting sekarang adalah ia sangat merindukan Wendy--mantan istrinya.
"Siapa yang mengganggumu?" katanya lagi yang pastinya hanya di balas suara angin.
"Son Wendy, jawab aku!"
"Sayang,"
Chanyeol cepat-cepat membuka matanya dan berbalik ke sumber suara.
"Wendy?!"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories [ Wenyeol ]
Fanfiction[ FANFICTION ] Hiatus Short story yang isinya tentang Wendy & Chanyeol. Suka tinggal baca, kalo ga suka ya gak usah baca. Bakal update kalo memang lagi ada ide. © 2018 Cover by canva