10. Perpisahan

2.8K 124 8
                                    

"Yah, nanti dateng ya ke acara perpisahan Lia, kalau bisa ajak mama sekalian," pinta Angelia pada Ayahnya.

"Iya, sayang," Albert mencium puncak kepala sang putri lama untuk merasakan kehadiran Angel masalalu disana. "Ayah anter yuk!"

"Ayo," Albert menggenggam tangan putrinya menuju mobil yang telah siap di halaman rumah.

Beberapa menit berlalu, di dalam mobil hanya ada keheningan, tak ada topik pembicaraan saat ini. "Sayang," panggil Albert memecah keheningan.

"Kenapa, Yah?" tanya Angelia.

Albert masih fokus memperhatikan jalanan, saat jalanan tak begitu ramai, ia menyempatkan menengok pada putrinya dan kembali memfokuskan pandangan pada jalanan. "Nggak kerasa ya, putri kecil ayah udah mau lulus SMP. Rencananya mau ke SMA mana nih?" tanya Albert.

"Belum tau, Yah. Angelia masih bingung, pengennya ke SMA Negeri tapi aku teratarik sama salah satu SMA swasta di luar kota," jelas Angelia pada sang ayah.

"Kalau ayah terserah kamu saja, kalau kamu suka ayah pasti dukung. Karena menurut ayah pribadi, nggak penting kamu sekolah di mana. Entah itu di sekolah negeri atau swasta, cuma tergantung sama niat kamu sekolah aja," Albert memberikan kelonggaran pada Angelia, karena tak mau melihat putrinya tertekan hanya karena hal sepele.

"Makasih, Yah." Angelia mencium pipi ayahnya singkat. "Iya, sayang," tanggap Albert.

"Udah sampai nih," ucap Albert dan menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah Angelia.

"Ya udah, nanti jangan lupa datang ya. Ajak mama juga," pinta Angelia.

*****

"Pagi, semuanya," sapa Bu Grace.

"Pagi, Bu," jawab semuanya serentak.

"Baiklah, saya langsung ke intinya saja. Hari ini adalah hari yang paling saya tunggu-tunggu, mungkin tidak untuk kalian, karena ini adalah hari perpisahan kelas kalian," jelas Bu Grace.

"Harapan saya pada penampilan kali ini, tidak ada yang mengecewakan, dan semuanya berjalan sempurna. Terutama Angelia dan Justin, saya masih sedikit was-was pada kalian. Awas kalau kalian tidak menampilkan penampilan terbaik kali ini!" harapan Bu Grace yang berakhir dengan ancamannya pada Angelia dan Justin.

"Siap, Bu. Pokoknya kami akan menjadi pemeran terbaik dalam drama ini," jawab Justin.

"Halah, saya nggak butuh omongan kamu. Yang paling penting, saat nanti di atas panggung jangan membuat saya sebagai pelatih kalian merasa malu," tegas Bu Grace.

"Semuanya bersiap di posisi, 10 menit lagi adalah saat penampilan kalian. Saya akan duduk di kursi paling depan untuk menyaksikan penampilan kalian kalian," ucap Bu Grace.

"Sekarang adalah acara puncaknya, penampilan drama yang berjudul Ramayana dari kelas 9!" ucap pembawa acara.

Pembaca naskah memulai penampilan Angelia dkk. "Di hari yang cerah, Rama, Shinta, dan Laksmana sedang berjalan-jalan di Hutan Dandaka,"

Justin dan Angelia memasuki area teater dengan bergandengan tangan, sedangkan Fadhil, pemeran Laksmana mengikuti mereka dari belakang. Berasa jadi obat nyamuk yak.

"Kakanda, adinda pengen kijang emas disana," ucap Angelia, pemeran Shinta pada Justin, pemeran Rama.

Justin tanpa beban langsung mengusap puncak kepala Angelia dan mencium keningnya singkat. Angelia terpaku ditempatnya sejenak karena kaget dengan apa yang dilakukan Justin padanya. "Totalitas banget sih, si Justin," pikir Angelia.

Dark Angel 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang