13. Bunga Tidur

2.6K 93 3
                                    

Happy Reading, guys!!

Aku berdiri di sudut kamar dengan tubuh membeku. Bibirku membisu, suara yang merangkak dari dasar sana, hanya sampai ke mulutku tanpa bisa kuutarakan. Pandanganku yang kabur, perlahan menjadi jelas, dan membuatku tercengang.

Aku tersadar, ini adalah kamar ayah dan mama. Di sana, mereka tengah tidur dengan nyenyak, membuat senyum terukir di bibirku.

Seperti tak menyadari keberadaanku. Mama mengeluarkan pisau lipat yang ia simpan di laci nakasnya. Benakku bertanya-tanya, untuk apa sebenarnya pisau itu?

Dengan gerakan perlahan tapi pasti, mama mendekat ke ayah, sesekali ia mengeluarkan senyum mencurigakan. Jangan sampai apa yang aku pikirkan benar-benar terjadi.

Ingin sekali aku memperingatkan ayah, tapi suaraku terhenti di tenggorokan. Dengan senyum merekah, mama bersiap menghunjamkan pisaunya pada ayah. Tubuhku membeku, tanganku ingin sekali menampik pisau yang sekarang telah menancap pada leher ayahku.

Ayah membelalakkan matanya, sedangkan mama menatapnya dengan senyum penuh kebanggan. Lelaki yang sangat aku sayangi itu terus meronta, tapi mama telah mengikat tangan dan kakinya erat. Entah kapan ia melakukannya, dan sekarang ayah tak bisa berbuat apa-apa.

Mama mencabut pisau itu dan menghunjamnya beberapa kali lagi sampai ayah sudah tidak bernafas. Dengan tawa menggema, wanita itu malah mengiris pergelangan tangannya sendiri, hingga darah segar mengucur dari sana. Tawanya tak berhenti sampai akhirnya tubuhnya ambruk dan dia menutup matanya rapat.

Sejak tadi mataku terbelalak, tubuhku terkunci, dan bibirku terkunci. Air mata tanpa suara mengalir di pipiku. Dengan sekuat tenaga aku ingin lepas dan merengkuh tubuh dingin mereka. Kupejamkan mata dan mengerahkan seluruh kekuatanku.

"AYAH! MAMA!"

******

"AYAH! MAMA!"

Angel terlonjak kaget dan refleks membuka matanya, ia memperhatikan sekelilingnya dengan napas memburu. Dadanya sesak, ia tak tau apa yang terjadi, setengah pikirannya masih melayang entah kemana.

Sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya, air mata langsung lolos begitu saja tanpa ada perintah. Angelia menutup mata dan telinganya rapat, mimpi seram itu masih terngiang jelas di kepalanya kepalanya.


"Huhf, huhf, huhf ...."

Ia mencoba menenangkan pikirannya dengan memikirkan hal positif, namun gagal. Bayang-bayang kejadian itu selalu ikut masuk dalam pikirannya.

"Itu cuma mimpi, jangan terlalu dipikirkan, okay?" Angelia bermonolog untuk menenangakan pikirannya.

BRAK!

Pintu kamar Angelia terbuka lebar. Albert, ayah Angelia langsung masuk dan memeluk putrinya erat.

"Kamu kenapa?" tanya Albert penuh kekhawatiran.

"...." Angelia masih diam membisu dan membalas pelukan sang ayah tak kalah kuat.

"Jelaskan padaku, Sayang! Kalau kamu diam mana Ayah tau?" bujuk Albert.

"Li-Lia bermimpi buruk, Yah," jelas Angelia yang masih betah di pelukan lelaki yang paling ia cintai di dunia.

"Sudahlah, itu hanya mimpi, hanya bunga tidur," jelas Albert untuk menenangkan Angelia.

"Tapi ayah tidak tau kalau di mimpiku, ayah dan mama meninggal!" seru batin Angelia tak terima. Tapi bagaimanapun juga, tetaplah itu hanya sebuah mimpi, bunga tidur yang akan hilang saat sang mentari pagi muncul.

Dark Angel 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang