24. Daniel dan Alex

1.5K 56 1
                                    

Setelah mendengar kecurigaan pada Alex dan titah Rian untuk menyelidikinya, Daniel langsung mengambil tindakan cepat karena ini menyangkut nonanya.

"Saya mau kalian menyisir tempat ini, mencari setiap cuil petunjuk yang mungkin mengarahkan kita pada Nona Angelia!"

"Yes, Sir!"

"Saya sendiri yang akan menemui Alex Cordova. Okey, kita mulai!"

Kedua mobil berwarna hitam itu keluar bersamaan dari sebuah tempat persembunyian, hingga berpisah di persimpangan ujung jalan.

"Nona Angelia," gumam Daniel.

Di sisi lain, seorang lelaki jangkung dengan setelan rapi juga tengah menyiapkan sesuatu dengan begitu yakin. Beberapa orang laki-laki dan seorang wanita yang menjadi bawahannya kini.

"Ricky, bawa gadis ini ke tempat penyimpanan, aku sangat ingin bermain-main dengannya!"

"Baik, Tuan."

"Untuk Ernand sadap atau lepas sekalian cctv yang ada di sekitar daerah ini! Jangan lupa kamu manipulasi waktu di kamera keamanan yang akan merekam Riana nanti."

"Saya tidak akan mengecewakan."

"Dan sebagai penutup, kita harus mengecoh mereka. Riana, kamu pakai baju ini dan buat seolah-olah Angelia ada di suatu tempat. Ingat, jangan sampai wajahmu terekam oleh siapapun!"

"Akan saya lakukan yang terbaik."

"Untuk sisanya ... kalian awasi setiap pergerakan Rian maupun Daniel, terutama bocah curut itu. Kalau ada situasi yang memungkinkan kalian bisa menyergapnya."

"Siap, Tuan."

"Baiklah ... cepat kerjakan! Saya akan kembali bekerja."

Alex melangkahkan kaki disertai senyum samar. "Bukan hanya kau yang bisa memainkan peran, Rian."

"Din, apakah saya ada janji temu hari ini?" tanya Alex pada sekretarisnya.

"Em ... ada, Tuan. Setengah jam lagi, dengan Nyonya Rachel."

"Okey, terima kasih."

"Tuan?"

"Hem?"

"Em ... saya tadi mendapatkan telepon dari Tuan Daniel. Dia berkata ingin bertemu denganmu," jelas Andini.

Alex tersenyum hangat. "Sudah saya duga. Dia bergerak cepat juga."

Wajah Andini sedikit kebingungan dengan ungkapan Alex barusan. "Eh, maaf?"

"Ah, bukan apa-apa. Kembalilah bekerja. Oh, ya, tolong kabari dia kalau aku akan menemuinya setelah janji temu dengan Nyonya Rachel." Tawa renyah mengakhiri perkataan Alex dan disambut senyuman pula oleh sang sekretaris.

"Baik, Tuan."

Mendengar kabar dari Andini kalau Alex tidak bisa ditemui sekarang membuat Daniel geram. Dia terlalu terbakar emosi dengan hilangnya Angelia. Lelaki itu ingin segera membuktikan kecurigaan pada Alex yang memang bersalah atau hanya sebuah salah paham.

"Terima kasih, Nona Andini." Daniel memutus sambungan teleponnya.

Daniel yang menghentikan mobilnya di tepi jalan menghela napas panjang. Rasa lelah menjalar ke seluruh tubuhnya. Dia merenggangkan tubuh dan menyandarkannya sejenak. Tidak berselang lama, teleponnya kembali berdering. Ternyata dari salah seorang anak buahnya. Daniel pikir mereka pasti menemukan sebuah petunjuk.

"Halo, Sir. Kami berdua diserang!"

"Sial! Di mana kalian?"

"Gang Teratai—"

Dark Angel 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang