"Li, ada satu hal yang pengen aku ungkapin sama lo dari dulu, bahkan sebelum kejadian nahas di rumah lo itu."
"Apa?" tanya Angelia penuh keingintahuan.
Justin menelan ludah dengan susah payah, dirinya gugup. "Gue suka ... sama lo," ucapnya sambil memejamkan mata. Tidak ada respon dari Angelia, Justin mengintip dan akhirnya membuka matanya lebar-lebar. "Lo nggak kaget?"
Angelia memasang tampang biasa saja. "Nggak."
"Lhah?" Justin merasa malu dengan dirinya sendiri.
"Gue udah tahu," ungkap Angelia tanpa ada kesan spesial. "Jadi lo nembak gue?"
Tidak ada lagi kata-kata yang terlontar dari bibir Justin, dia canggung. Lelaki itu hanya menganggukkan kepala dengan tatapan penuh harap.
"Oke, gue terima."
Oh, ya ampun. Dia sama sekali nggak peka. Nggak bisa ya siapin bunga atau cokelat gitu kalau mau nembak cewek, batin Angelia kesal ... dan sedikit bahagia.
Ya Tuhan ... dia sudah tahu. Tapi kenapa dengan nada jawabnnya itu? Sama sekali tidak berkesan, batin Justin menggerutu.
Kalian berdua ini apa-apaan? 😕 Cara jadian yang nggak romantis, Author ikut-ikutan.
*****
Angelia menghempaskan tubuhnya di atas ranjang seraya merentangkan tangan. "Gue bosen!" teriaknya frustrasi. "Tiap hari gini-gini mulu. Makan, tidur, main game, keluar sama Justin, makan, tidur, main game ... bosen, ya ampun! Gitu aja terus sampe mati. Gue kangen sekolah."
Gadis itu langsung mendudukkan diri. Dia menatap yakin ke depan dengan sorot mata tajam. "Gue bakal minta Rian buat daftarin ke sekolahnya Daniel. Bisa mati terisolasi kalau home schooling terus. Pokoknya dengan cara apa pun dia harus bolehin."
Angelia bergegas menuju ruangan Rian untuk mengutarakan niatnya. Pintu besar ruangan itu tertutup, Angelia masih saja berdiri selama beberapa menit di sana. Gadis itu tidak berani masuk. "Ayolah, lo bisa!"
Tok ... tok ... tok ....
"Masuk!" Saat mendengar suara dari dalam sana, Angelia memberanikan diri untuk melangkah memasuki ruangan.
"Ada apa anda menemui saya, nona?" tanya Rian yang tengah duduk di sofa ditemani secangkir air lemon.
"Em ... gue mau sekolah," ucap Angelia lirih. Dia menggembungkan pipinya untuk membuat dirinya rileks. Matanya melirik ke kiri dan ke kanan menunggu jawaban Rian.
"Baiklah."
Angelia langsung menegakkan kepala menatap langsung pada manik mata Rian. "Eh ... apa?"
"Tidak ada pengulangan," ucap Rian datar. "Tapi bukankah sebaiknya mulai tahun depan saja, ini sudah tengah tahun ajaran."
"Nggak-nggak, pokoknya gue mau sekolah lagi," ungkap Angelia yakin. "Daniel aja boleh sekolah, masa gue home schooling, kan nggak adil."
"Baiklah. Saya akan mengurus berkas-berkasnya, mungkin mulai minggu depan Nona Angelia sudah bisa bersekolah."
Angelia girang bukan main. "Terima kasih, Rian!" Gadis itu langsung keluar ruangan dengan senyum merekah dan bibirnya tidak berhenti mengucapkan kata-kata penuh kebahagiaan.
"Yeay, akhirnya gue sekolah!" ucap Angelia pada Daniel. Gadis itu hendak memamerkan diri karena Rian mengizinkannya.
"Dasar anak kecil," ketus Daniel.
"Apa lo bilang?"
"Anak kecil," ulang Daniel.
"Awas aja, ya!" Angelia langsung pergi meninggalkan Daniel yang tengah mencuci piring itu. Dia tidak mau berdebat dengan Daniel karena dirinya sedang bahagia dan sekarang dia berniat akan menghubungi Justin untuk menyampaikan berita baik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Angel 2
Fiksi Remaja[COMPLETE] Book 1 : Beautiful Psychopath (Dark Angel) Book 2 : Dark Angel 2 Angelia Kharisma Rajendra Putri semata wayang dari Albert Jonathan Rajendra dan Alexandra Rosabel. Menjadi pribadi yang tertutup setelah menginjakkan kaki di bangku SMP, ban...