“Kuperhatikan selama perjalanan pulang wajahmu dan wajah Jeni tampak berseri-seri, ada apa?” tanya Joohyun.
Taehyung tersenyum malu.
“Kalian...”
Taehyung mengangguk tanpa sedikitpun memudarkan senyumannya.
“Woah~ kau pasti tidak ingin kehilangan kesempatan untuk kedua kalinya. Syukurlah, kalian telah menyadari perasaan yang kalian rasakan.”
“Terima kasih nuna, karena kau mengajakku bertemu Jeni hari ini, aku memiliki kesempatan untuk menyatakan perasaanku pada Jeni.”
Joohyun mengangguk. “Berjanji padaku, jangan pernah menyakiti perasaannya.”
“Tentu, aku akan berusaha menjaga perasaannya.”
“Baiklah... besok pagi aku harus kembali bekerja, selamat malam...” ucap Joohyun.
“Selamat malam,” balas Taehyung kemudian masuk kedalam apartemen-nya.
Mulai malam ini Taehyung tidak tinggal diapartemen Joohyun lagi, ia telah menempati apartemen yang ia sewa untuk dua tahun kedepan, dan letak apartemen-nya bersebelahan dengan apartemen Joohyun.
***
Keesokan harinya.
Setelah keluar dari elevator wanita cantik bernama Bae Joo Hyun itu berjalan tergesa menuju ruangannya.
“Apa tamuku sudah datang?” tanya Joohyun pada perawat yang berjaga di nurse area tepat didepan ruangannya.
“Beliau sudah menunggu diruangan anda,” jawab salah seorang perawat.
“Ah~ terima kasih...”
Joohyun masuk kedalam ruanga kerjanya dan ia melihat Chanyeol tengah duduk didepan meja kerjanya.
“Chanyeol-ssi...”
“Oh Joohyun-ssi.”
“Kau menunggu lama?”
Chanyeol menggeleng sembari tersenyum, “tidak, baru sekitar 5 menit yang lalu.”
“Maaf mengganggumu sepagi ini,” ujar Joohyun merasa tidak enak.
“Tidak masalah, lagi pula pagi ini aku ada janji mengambil laporan dari klien Tuan Kim di Cafe dekat rumah sakit ini.”
“Syukurlah kalau begitu. Ah~ kau bilang obat penenang Jeni habis?”
Chanyeol mengangguk.
“Sebenarnya awalnya aku tidak akan meresepkan obat penenang untuk Jeni. Melihat kondisi psikisnya semakin baik, tapi untuk berjaga-jaga aku meresepkan obat penenang dengan dosis yang lebih rendah dari biasanya. Ingat, bagaimanapun obat penenang bukan solusi yang bagus. Jangan berikan ia obat penenang jika ia tidak benar-benar membutuhkannya.”
“Ya... Aku mengerti.”
“Dan untuk saat ini, sepertinya aku tidak selalu bisa mengunjungi Jeni kerumahnya untuk berkonsultasi, akhir-akhir ini jadwalku cukup padat. Jika kujadwalkan dia untuk berkonsultasi denganku dirumah sakit ini, apa Jeni atau Tuan Kim akan keberatan?”
“Sepertinya tidak mereka tidak akan keberatan. Lagi pula Jeni sudah kembali bersemangat, ia pasti akan kembali menjadi Jeni yang tidak betah berada dirumah,” tutur Chanyeol.
“Ah~ begitukah?”
Chanyeol mengangguk.
“Baiklah, kalau begitu aku akan menjadwalkan ulang jadwal konsultasi Jeni. Akan ku kirim melalui email jika sudah kubuatkan jadwalnya.”