“Bagaimana keadaan pasienmu?” tanya Seokjin.
“Pasienku yang mana?”
“Kim Je Ni.”
“Keadaannya sudah membaik. Ah, dia dan Taehyung sudah menjadi sepasang kekasih. Hal itu menjadi salah satu faktor yang membuat kondisi psikisnya semakin membaik.”
“Juga karena usahamu melakukan terapi pada Kim Je Ni dan memberi edukasi pada orang-orang disekelilingnya bagaimana cara mereka memperlakukan Jeni agar konsisi psikis-nya bisa membaik. Kerja yang bagus, Joohyun-ssi...” puji Seokjin.
“Kau berlebihan dokter Kim!” seru Joohyun.
Seokjin tersenyum. “Bagaimanapun sebagai sahabatmu aku merasa bangga padamu karena telah berhasil menangani pasien-pasienmu dengan sangat baik. Aku iri padamu, sepertinya menjadi psikiater memiliki tantangan yang lebih berarti, apa sebaiknya aku kuliah lagi dan mengambil fakultas psikologi??”
“Kenapa? Kau tidak suka dengan pekerjaanmu?”
“Tidak, akhir-akhir ini aku hanya sedikit merasa jenuh dengan bidangku.”
“Itu hal yang wajar, aku pun sering kali merasa seperti itu. Kau harus bisa merubah pola pikirmu bahwa diluar sana akan banyak orang yang membutuhkan jasa kita, kita harus bisa menolong mereka,” ujar Joohyun.
“Woah~ sekali lagi aku merasa beruntung memiliki sahabat seorang psikiater. Kau memiliki pemikiran yang luas.”
“Berhenti menggodaku Kim Seok Jin!” ujar Joohyun seraya memukul tangan Chanyeol.
Pria tampan itu tertawa geli. Sejak dulu hingga saat ini Joohyun satu-satunya wanita yang tidak pernah mempan jika Seokjin menggodanya.
***
Taehyung dan Jeni berbaring dengan posisi saling berhadapan, mereka saling menatap, sesekali saling melempar senyum hangat.
Taehyung mengusap lembut pipi Jeni. “Jeni-ah...”
“Hm?”
“Ada hal serius yang ingin aku sampaikan padamu...”
Jeni mengangguk, “bicaralah...”
“Seandainya suatu saat nanti kau mengetahui fakta bahwa masalalu ku tidak baik, apa yang akan kau lakukan?”
Jeni mengernyitkan keningnya tidak mengerti.
“Maksudku... Kau tahu aku menderita gangguan kepribadian ganda. Aku memiliki alter ego yang sifatnya sangat bertolak belakang denganku. Dia bisa melakukan apapun tanpa sepengetahuanku ketika dia mengambil alih tubuhku. Jika mungkin suatu saat kau menemukan fakta bahwa alter egoku pernah melakukan hal yang tak termaafkan dimasalalu, apa kau masih mau menerimaku?”
Jeni menelan kasar salivanya.
“Aku tidak yakin apa yang akan aku lakukan. Memang apa yang telah alter egomu lakukan hingga kau mengatakan hal yang dilakukan alter egomu dimasalalu tak termaafkan?”
Taehyung tak langsung menjawab, ia sedang berpikir bagaimana cara yang tepat menyampaikan masalalunya pada Jeni agar mudah dimengerti dan tidak menyakiti hatinya.
“Taehyung-ah...”
“Oh?!”
“Masalah seperti apa yang alter egomu lakukan?”
“Apapun... Masalah apapun, jika suatu saat kita, terutama kau mengetahui alter egoku pernah melakukan kesalahan yang tak termaafkan dengan menggunakan tubuhku, apa yang akan kau lakukan?”
Jeni menatap Taehyung, kemudian gadis itu menyentuh pipi Taehyung dan mengusapnya dengan lembut sembari memejamkan matanya. “Aku mencintaimu, Kim Tae Hyung...” ucap Jeni menyerah, ia tak tahu harus berkata apa karena ia tak bisa menjanjikan apapun pada lelaki itu, yang ia tahu saat ini ia mencintai lelaki itu, ia tak ingin memikirkan yang lainnya.