21

217 30 1
                                    

“Joohyun-ssi...”

“Oh, dokter Kim.”

“Kau sudah sarapan?”

Joohyun mengangguk.

“Kalau begitu, ikut aku, aku akan membawamu menuju ruang X-Ray untuk melihat keadaan persendianmu. Seharusnya persendianmu yang mengalami dialokasi sudah membaik, jadi sebaiknya kita pastikan sekarang.”

Joohyun mengangguk semangat.

Seokjin tersenyum, pria tampan itu kemudian memangku tubuh mungil Joohyun untuk ia pindahkan kekursi roda. Kemudian didorongnya kursi roda yang diduduki Joohyun untuk ia bawa keruang X-Ray.

***

Seorang pria tampan menghentikan langkahnya ketika ia melihat seorang wanita dan pria yang begitu ia kenal. Pria tampan itu mengernyitkan keningnya ketika melihat wanita yang ia kenal duduk dikursi roda, didorong oleh pria dengan jas putihnya. Keduanya terlihat sangat akrab, tidak seperti dokter dan pasiennya, wanita itu sesekali tertawa ketika pria yang mendorong kursi rodanya mengatakan sesuatu.

“Tuan, anda sudah ditunggu oleh Direktur Jung diruangannya...” ucap seseorang pada pria tampan itu.

Pria tampan itu mengangguk seraya meneruskan kembali langkahnya menuju ruangan Direktur rumah sakit ini.

***

“Persendianmu membaik dengan cepat,” ucap Seokjin.

“Jadi kapan aku bisa pulang?” tanya Joohyun.

Seokjin tersenyum. “Mungkin 3 hari lagi.”

“Tiga hari?? Tidakkah itu terlalu lama? Kau bilang tadi persendianku membaik dengan cepat?” protes Joohyun.

“Persendianmu memang cepat membaik, tapi belum benar-benar sembuh, jadi persendianmu masih perlu perawatan agar bisa sembuh total.”

Joohyun terlihat kecewa.

“Orang tuaku di Daegu tidak tahu keadaanku saat ini, bagaimana jika tiba-tiba ibuku datang dan menemukanku tidak ada diapatemen-ku? Aku tidak bisa menjelaskan keadaanku, jika ibuku tahu aku dirawat dirumah sakit, ia akan sangat khawatir, kumohon ijinkan aku pulang, hm?”

Seokjin menggeleng, tetap dengan keputusannya.

“Seokjin-ssi kumohon...” rengek Joohyun.

Seokjin tetap menggeleng. Membuat perawat yang mendampingi mereka tersenyum geli.

“Aish! Kau menyebalkan,” ucap Joohyun kesal.

“Sebaiknya kau kembali kekamarmu, Joohyun-ssi,” ucap Seokjin hendak mendorong kursi roda Joohyun.

“Aku akan kekamarku sendiri, aku akan menjalankan kursi rodaku sendiri, kau tidak perlu mengantarku,” ujar Joohyun menjalankan kursi rodanya sendiri.

“Jangan begitu,” ucap Seokjin seraya tersenyum geli melihat tingkah Joohyun. Joohyun jadi sangat sensitif sejak ia dirawat dirumah sakit.

“Jangan mengikutiku, Kim Seok Jin!” ujar Joohyun ketika ia mendengar langkah Seokjin mengikutinya. Pria itu pun menghentikan langkahnya, lalu kembali melangkah dengan perlahan ketika Joohyun mulai kembali menjalankan kursi rodanya.

“Kim Seok Jin!” Joohyun menoleh kearah Seokjin. “Kau pikir aku tidak tahu kau mengikutiku? Ck! Jika kau bersikeras mengikutiku aku tidak ingin bertemu denganmu lagi!” ancam Joohyun.

“Oh baiklah, kau bisa pergi sendiri jika itu maumu,” ucap Seokjin menyerah. Ia akhirnya membiarkan Joohyun kembali kekamarnya sendiri. Kemudian terkekeh melihat tingkah kekanak-kanakan Joohyun.

STAY [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang