Taehyung melihat Jeni sedang mengatur tubuhnya untuk berbaring senyaman mungkin diatas sofa.
“Jeni-ah, tidak nyaman tidur disana, sebaiknya kau berbaring disini,” ucap Taehyung seraya menepuk-neluk bagian tempat tidur pasien yang ia sisihkan untuk Jeni.
“Disitu lebih tidak nyaman, sudahlah sebaiknya kau tidur, kau harus banyak istirahat agar lekas sembuh. Sofa ini sangat empuk juga cukup besar, jadi tubuhku tidak akan pegal-pegal jika berbaring disini.”
“Disini juga akan nyaman, lagi pula cuaca saat ini sedang benar-benar dingin, aku akan memelukmu agar kau tidak kedinginan,” bujuk Taehyung.
“Aigo, dasar mesum!” gumam Jeni.
“Aku bisa dengar ucapanmu!”
Jeni mendengus.
“Kau tidak mempercayaiku? Aku tidak akan macam-macam padamu, kau hanya perlu berbaring disampingku.”
“Aigo~ tidurlah, jangan banyak bicara lagi,” ucap Jeni.
“Kim Je Ni!”
“Kim Tae Hyung!”
“Berbaringlah disampingku, seperti saat kita menginap ditempat sauna, ayolah...” rengek Taehyung.
“Aish~!” desis Jeni seraya beranjak dari sofa. “Baiklah baiklah!” ucapnya kesal, ia berjalan menuju tempat tidur pasien.
Taehyung tersenyum. “Kemarilah... Berbaring disini,” ucapnya.
“Kenapa kau menjadi sangat manja?! Menyebalkan, jika tahu akan begini aku tidak akan datang kerumah sakit,” omel Jeni.
“Kau!” ucap Taehyung seraya mencubit pipi Jeni dengan gemas.
“Aw!” pekik Jeni sembari memukul lengan kekasihnya. Sedangkan lelaki tampan itu tertawa geli melihat reaksi kesal Jeni.
“Aigo~” ucap Taehyung sembari memeluk gadis yang kini sedang berbaring disampingnya. “Aku mencintaimu, Kim Je Ni,” lanjutnya seraya mengecup kening Jeni.
Jeni tersenyum didalam dekapan Taehyung, gadis itu mengeratkan pelukannya ditubuh Taehyung kemudian memukul punggung Taehyung dan berkata, “tidurlah.”
Taehyung mengangguk sembari memejamkan matanya, bibir tipisnya menyunggingkan senyum hangat.
***
Seokjin membaringkan tubuh Joohyun diatas tempat tidur pasien.
“Sekarang waktunya tidur, Joohyun-ssi...” tutur Seokjin.
“Terima kasih, Kim Seok Jin.”
Seokjin mengangguk sembari tersenyum hangat.
“Perlu ku temani sampai kau tidur?” tanya Seokjin.
“Kau pikir aku anak kecil? Tidak perlu, kau harus kembali bekerja,” ucap Joohyun.
“Malam ini bukan bagianku untuk berjaga, sekitar 20 menit lagi jam kerjaku sudah selesai, jadi tidak masalah aku berlama-lama bersamamu,” ujar Seokjin.
“Baiklah, terserah kau saja,” ucap Joohyun.
Seokjin menggeser kursi untuk duduk disamping tempat tidur Joohyun. Pria tampan itu mengambil buku ilmu psikologi dinakas disamping tempat tidur pasien.
“Woah~ kau masih bisa membaca buku semacam ini saat kau sedang sakit??” tanya Seokjin.
“Jangan berlebihan, aku tidak sedang sakit parah.”
“Kau memang sudah tergila-gila pada ilmu psikologi. Bolehkah aku membacanya?”
Joohyun mengangguk, “bacalah...”