“Woah~ ini benar-benar galbi jim terenak yang pernah kumakan, kau membeli makanan seenak ini dimana??” tanya Joohyun sembari mengunyah potongan daging sapi didalam mulutnya.
“Ibuku yang membuatkan galbi jim ini untukmu,” jawab Seokjim.
Joohyun tersedak mendengar perkataan Seokjin
“Pelan-pelan,” tutur Seokjin segera memberikan segelas air putih untuk Joohyun minum.
Wanita cantik itu kemudian tersenyum kaku. Ini kali pertamanya Seokjim membawakan masakan ibunya untuk Joohyun.
“Kau serius, ini buatan ibumu?” tanya Joohyun merasa tak percaya.
Seokjin mengangguk sembari menyumpit galbi jim.
“Masakan ibuku enak sekali, kan?”
Joohyun mengangguk. “Hm... Wanjeon daebak.!”
Seokjin tersenyum geli. “Ah~ ibuku berpesan padaku, lain kali kau harus makan malam dirumah orang tuaku, ibuku akan membuatkan berbagai masakan yang enak untukmu,” tutur Seokjin.
“Mengapa tiba-tiba?”
“Aku sering bercerita tentangmu pada ibuku. Hal itu membuat ibuku ingin bertemu denganmu, jadi dia mengundangmu makan malam jika kau ada waktu.”
Joohyun menatap curiga kepada Seokjin
“Ada apa?” tanya Seokjin heran mendapatkan tatapan curiga dari Joohyun.
“Kau tidak mengatakan hal yang macam-macam kan tentangku atau tentang kebiasaan anehku pada ibumu?”
Seokjin terlihat berpikir. “Entahlah... Kurasa tidak. Tapi... Mungkin saja pernah ku ceritakan saat aku tidak menyadarinya,” goda Seokjin.
“Apa kau gila?!” protes Joohyun yang begitu saja mempercayai ucapan Seokjin.
Seokjin tertawa geli melihat reaksi Joohyun. Ia sangat suka menggoda wanita cantik itu.
***
“Terima kasih banyak, ibu... Kau sudah memberikan begitu banyak kebaikan padaku,” tutur Jeni. Keduanya baru saja keluar dari departement store, dan Nyonya Kim membelikan sebuah tas juga sepatu merek ternama untuk Jeni yang tentu saja harganya cukup mahal. Jeni berulang kali berusaha menolak pemberian Nyonya Kim, namun Nyonya Kim bersikeras membelikannya untuk Jeni. Jadi Jeni tidak bisa berbuat apa-apa.
“Apa yang kau bicarakan? Jangan berlebihan, itu tidak banyak. Seharusnya aku yang berterima kasih padamu karena seharian ini telah meluangkan waktu untuk menemaniku.”
Jeni tersenyum. “Lain kali, aku yang akan mentraktir ibu, hm?” ucap Jeni.
“Baiklah, aku setuju.” Nyonya Kim tersenyum.
Karena sepanjang perjalanan mereka asyik mengobrol. Jeni sampai baru menyadari bahwa Nyonya Kim membawa Jeni kerumahnya. Itu berarti Jeni akan bertemu dengan Taehyung. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, pertanda ia merasa gelisah karena ia belum siap bertemu dengan Taehyung. Lagi.
“Mampirlah dulu, Taehyung pasti akan sangat senang bertemu denganmu.”
Jeni yang tengah sibuk dengan pikirannya, sedikit tersentak dengan ucapan Nyonya Kim.
Nyonya Kim tersenyum, ia menangkap raut gelisah diwajah Jeni.
“Ayo, masuklah...” ucap Nyonya Kim mempersilahkan Jeni masuk kedalam rumah mewahnya.
Jeni menuruti perkataan Nyonya Kim untuk masuk kedalam rumahnya.
“Sebelum pulang, makan malamlah dulu, hm? Pelayanku telah membuatkan makan malam spesial untukmu, kau pasti akan menyukainya,” tutur Nyonya Kim.