「Gryffindor vs Ravenclaw」

406 71 1
                                    

[ QUIDDITCH ]

"Sarcasm is nature's natural defense against stupidity."Ravenclaw.



Jeno terbangun dari tidurnya dengan perasaan gelisah. Hari ini pertandingan Gryffindor melawan Ravenclaw akan digelar. Dalam sejarahnya, Gryffindor tidak pernah kalah dan memang tidak boleh kalah. Dengan semangat meluap, Jeno bangkit meraih handuknya dan berjalan ke kamar mandi.

Aula besar sudah dipenuhi dengan berbagai macam makanan dan celoteh riang para supporter tim masing-masing. Langit terlihat bersih dengan awan-awan putih dengan berbagai bentuk menghiasi setiap ruang yang terlihat.

Jeno tidak ingin makan. Ia hanya meminum segelas susu dan selembar roti panggang. Perutnya melilit untuk alasan yang tidak jelas. Namun ia melihat seluruh anggota timnya makan dengan dengan lahap, terutama Mark. Ia selalu mengira bahwa Mark tidak pernah makan selama sebulan.

Mark sudah pulang dari rumah sakit pada malam sehabis Jeno menggelar rapat tim. Mereka semua sepakat─secara tidak langsung─untuk tidak membahas masalah itu di depan salah satu beater mereka itu.

Menjelang pukul delapan, tim Gryffindor memutuskan untuk mengakhiri acara sarapan pagi mereka dan berjalan ke ruang ganti pemain untuk berganti kostum Quidditch dan mengambil sapu. Sebagai info seluruh tim menggunakan sapu jenis Flash Light seri pertama, jenis sapu yang katanya di seri kedua nanti akan digunakan oleh tim nasional Inggris di pertandingan piala dunia Quidditch di Skotlandia tahun depan.

"Hari ini bukan lawan yang terlalu berat, tapi juga tidak bisa kita sepelekan. Kekuatan mereka terletak pada ketiga chaser mereka," Jeno membuka sesi pidato sebelum pertandingan seperti biasanya.

Sang kapten memandang anggota timnya satu persatu, memastikan mereka benar-benar menyimak apa yang akan ia katakan, "Haechan, aku mau permainan cepat. Sebelum para chaser itu membuat gol terlalu banyak, cepat tangkap Snitch." Haechan mengangguk.

"Untuk kita bertiga..." Jeno memandang ke arah dua partner chaser-nya, Yeri dan Eric, "Block tiga chaser mereka. Kali ini satu lawan satu seperti yang telah kita latih sebelumnya."

"Sedangkan untuk kalian berdua..." Jeno menunjuk ke arah dua beater-nya, Lucas dan Mark, "Arahkan bludger ke chaser kemudian press beater mereka, kalau perlu ikuti semua geraknya," Jelas Jeno.

"Terakhir, pastikan jumlah gol yang mereka cetak adalah seminimal mungkin," Pernyataan ini ditujukan kepada si penjaga gawang, Heejin.

"Ada yang ditanyakan?" tanya Jeno. Mereka semua menggeleng, tanda bahwa instruksi yang diberikan sudah jelas.

"Baiklah, mari kita jemput kemenangan kita," Jeno mengambil sapunya dan berjalan ke lapangan diikuti seluruh timnya.

"Dan ini lah dia tim Gryffindoooorrrrrrrr...." Suara sorak sorai langsung membahana di seluruh penjuru lapangan.

"Eric, Heejin, Lucas, Yeri, Haechan, Mark, dan Jeeenoooo...." Gegap gempita mewarnai tribun Gryffindor yang dihiasi banyak panji-panji bewarna emas dengan lambang singa. Satu persatu para pemain meluncur ke angkasa dengan sapu mereka sesuai dengan nama yang dipanggil. Park Woojin, si komentator terpilih kali ini, suaranya sudah diperkeras dengan mantra sonorus.

Jeno menaiki Flash Light-nya dan menjejak tanah. Melesat tinggi yang hanya menyisakan sekelebat bayangan merah jika dilihat dengan mata telanjang. Sapuan angin membangunkan seluruh panca indranya. Pemanasan sedikit─melesat, menukik, mengerem dan melesat lagi─Jeno bisa melihat antusiasme yang sama di tribun Gryffindor dari tempatnya berada. Ia merasa bahwa kali ini semua akan berjalan sesuai yang ia rencanakan.

ALOHOMORA | skz ft. nct✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang