「Taktik Renjun」

523 92 4
                                    

Peraturan kelima,
Kepintaran tak terhingga merupakan harta manusia yang paling berharga.



Patung Rowena Revenclaw berdiri menjulang dengan anggun seolah-olah sedang menjaga sesuatu di belakang tubuhnya. Renjun menatap patung itu dengan penuh minat dan dengan segera patung itu mengedip.

Bergerak dengan anggun, patung Rowena Ravenclaw balas menatap Renjun. Beberapa detik kemudian mengalunlah sebuah suara wanita, "Ada dua buah kotak dengan isi yang berbeda. Namun jika isi kotak pertama diberikan satu kepada kotak kedua maka isi kotak kedua menjadi dua kali lipat isi dari kotak pertama. Dan bila isi kotak kedua diberikan satu kepada kotak pertama maka isi mereka berimbang. Berapakah isi masing-masing kotak di awal sebelum mereka berbagi?"

Renjun memiringkan kepalanya ke kiri, lalu ke kanan, dengan tatapan mata tetap tertuju pada patung Ravenclaw yang juga menatapnya dengan berkedip layaknya manusia normal. Kemudian ia mengangkat kedua tangannya, menempelkan kedua pergelangannya di pelipis atas dengan tangan menggenggam.

Kemudian dikeluarkan kedua jari telunjukknya dan digerak-gerakan layaknya sebuah antena radar, "Mmmm....." Renjun bergumam sambil menutup mata. Ia menggerakan kepala ke kiri lalu ke kanan dengan irama teratur pelan. Tiba-tiba matanya terbuka lebar dan ia tersenyum lebar, "Aku tahu! Kotak pertama berisi lima dan kotak kedua berisi tujuh," ucapnya yakin.

Patung Revenclaw itu kemudian tersenyum lalu mempersilahkan Renjun berjalan ke sebuah pintu yang tersembunyi di balik tubuhnya, "Terima kasih," ucap Renjun riang, membuka kenop pintu dan berjalan masuk.

Ruang rekreasi Ravenclaw berada di salah satu menara sekolah. Bisa dibilang Menara Ravenclaw mempunyai pemandangan yang paling spektakuler dibanding asrama lain sehingga para penghuni Ravenclaw dapat melihat pemandangan-pemandangan di sekitar Hogwarts.

Renjun menghampiri beberapa anak yang sudah berkumpul di ruang rekreasi. Chenle berdiri bersandar di salah satu dinding dekat jendela menara. Sinar mentari sore yang menyeruak masuk membuat siluet Chenle tampak lebih tinggi dari yang seharusnya.

"Mengapa kau lama sekali, kami sudah cukup lama menunggumu. Dan aku juga tidak mempunyai banyak waktu, satu jam lagi rapat prefek di ruang Transfigurasi. Kau tau betul bahwa itu adalah saat yang paling tepat untuk menjalankan taktik kita," ujar Chenle.

Renjun memandang Chenle datar, "Aku disini kaptennya dan akulah yang memberi komando. Aku pikir sifat diva mu itu akan berubah setelah lima tahun, namun ternyata dugaanku salah," cibir Renjun.

Chenle mencebik dan mengangkat kedua tangannya menandakan bahwa ia menyerah dan menutup mulutnya. Renjun menatap kelima anggotanya satu persatu. Sebagai seorang kapten, dia harus serius. Harus.

"Seperti yang kita tahu bahwa dalam mencapai tujuan terkadang harus ada beberapa strategi 'khusus' yang harus digunakan."

Renjun memperhatikan perubahan suasana di sekelilingnya, "aku tahu bahwa kita berenam mempunyai ambisi yang sama," menarik napas Renjun melanjutkan kalimatnya dengan hati-hati.

"Aku yakin kalian menyadari bahwa ada beberapa orang akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dan itu merupakan suatu alarm bagi kita," Renjun berdiri dan berjalan menuju perapian dan memainkan beberapa ornamen biru-perunggu yang menjadi warna kebangsaan Ravenclaw.

"Jadi... kalian tau apa yang harus kalian lakukan?" ujarnya pelan.

"Kupercayakan Mark Lee padamu mate." dan Renjun pun membubarkan rapat dengan Chenle yang masih terpaku di tempatnya.



bersambung.

ALOHOMORA | skz ft. nct✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang