03. Jebakan

21.3K 2.2K 137
                                    

"Gue anggap bola yang lo lempar ini hati lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue anggap bola yang lo lempar ini hati lo. Lo lempar gue tangkap!"
一Tommy Ferrario


***

Hivi一Mata Ke Hati (acoustic version)

***


"Lo mau nggak jadi pacar gue?" tanya Tommy.

Ellen gugup. Apa yang harus dijawabnya sekarang. Sesungguhnya ia tidak tertarik dengan cowok di hadapannya saat ini. Tetapi, karena sebuah misi yang ia rencanakan sendiri, mau tidak mau ia harus terlibat dengan cowok itu.

"Lo tembak gue?"

Cowok itu mengangguk santai. "Yap."

"Kenapa lo bisa suka sama gue? Kita, kan, nggak pernah saling sapa," ucap Ellen berterus terang.

"Emang suka sama seseorang harus ada alasannya?"

"Bisa aja, kan, lo lagi bercanda."

Tommy membungkuk hingga bertatapan sejajar dengan wajah Ellen. Kedua pipi gadis itu sedikit merona karena wajah mereka kini benar-benar dekat.

"Gue serius." Tommy menjauhkan kembali wajahnya.

"Terima aja, Len. Terima. Inget rencana, lo," bisik temannya di telinga Ellen.

Gadis itu masih diam.

"Udalah, Len. Terima aja. Lo mau balas dendam, kan, untuk sahabat lo? Ini saatnya rencana lo bakal berhasil."

Ellen bingung, ia memilih diam lagi hingga beberapa detik kemudian ia menjawabnya. "Ya udah," ucap Ellen.

"Apanya?" tanya Tommy pura-pura tidak mengerti.

"Ya, itulah pokoknya."

Tommy terkekeh. "Apanya?"

"Gue mau jadi pacar lo."

"Bener?"

Ellen menjawab dengan sedikit kesal. "Iya."

Tanpa disangka, Tommy tiba-tiba mengecup pipi kiri Ellen dan membuat gadis itu benar-benar terkejut. "Makasih." Tommy menunjukkan senyuman tertampan andalannya.

"CIEEEEE! ELLEN TERIMA TOMMY!"

"BARU KALI INI ADA COWOK YANG DITERIMA ELLEN!"

"EMANG LUAR BIASA SI BRADER!"

Ellen merasa malu sendiri. Ia berbalik meninggalkan kantin tanpa diikuti kedua temannya. Sepanjang langkahnya ia bergumam, "Kenapa semuanya terlalu cepat?"

Ellen mengusap wajahnya, kemudian melangkah masuk ke toilet. Sedangkan Tommy bersama teman-temannya duduk di meja kantin sambil menikmati hidangan makanan. Tommy terus tersenyum sedari tadi karena rencananya berjalan dengan mulus.

TOMMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang