🌹🌹🌹
SEORANG cowok tengah berlari kecil mengejar seorang gadis yang berjalan cepat di depannya, hingga cowok itu akhirnya berjalan mundur di hadapan gadis yang sedang mencuekinya itu.
"Ellen. Udah maafin gue, kan?"
"Udah."
"Beneran?"
"Iya."
Tiba-tiba Tommy berhenti dan membuat Ellen ikut berhenti secara paksa karena terkejut. Jika ia tidak berhenti, sudah dipastikan bahwa dahinya akan menubruk dada bidang pacarnya itu. Tommy yang tinggi membuat Ellen harus mendongak menatapnya.
"Mana senyumnya?" tanya Tommy dengan senyuman indah di wajahnya. Jujur saja, Ellen sempat terpesona dengan senyuman itu.
Ellen menampakkan senyum manisnya, berharap agar Tommy segera pergi dari hadapannya. "Udah, kan? Gue mau ke kelas."
Baru saja Ellen melangkah, Tommy sudah melingkarkan lengan kanannya di bahu Ellen. Gadis itu terlonjak kaget, tidak menyangka Tommy begitu dekat dengan dirinya saat ini.
Mata Ellen memicing tajam ke arah Tommy. "Ini di sekolah, lo nggak boleh terlalu deket sama gue."
"Kenapa?" tanya Tommy bingung.
Karena nanti gue malah baper!
"Ya, karena nggak boleh aja. Masa di sekolah deket banget, kan, tempat umum. Ya, nggak boleh, lah," tukas Ellen cepat.
"Siapa bilang nggak boleh? Sering tuh gue lihat orang pacaran deket-deketan di taman, Cafe, toko buku, pasar juga. Itu tempat umum juga, kan?"
"Iiih! Pokoknya nggak boleh, ya, nggak boleh!"
Tommy melepaskan rangkulannya. "Ya, udah. Gue maklumin kok kalo lo malu atau nervous ada di deket gue."
Ellen memutar bola matanya malas. Ia tetap melangkah menuju kelasnya dengan buku paket di tangan kanannya, namun saat melihat Tommy masih ikut melangkah di sampingnya, Ellen menghentikan langkahnya lagi.
"Balik ke kelas lo sekarang. Jangan bolos!"
"Iya, nanti."
"Sekarang, Tommy. Lo juga ngapain, sih, ikutin gue mulu?"
"Emang salah nganterin pacar sendiri ke kelasnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TOMMY
Teen FictionTommy Ferrario, murid yang di Drop Out dari sekolah lamanya karena sikapnya yang begitu berandal. Cowok dengan segudang masalah yang mencoba untuk selalu terlihat baik-baik saja di setiap harinya. Ia pindah ke sekolah SMA Harapan Bangsa dan menjadi...