07. Mata yang Tak Mampu Berbohong

16.9K 2.1K 174
                                    

"Karena setiap kali gue dekati, lo selalu cari cara untuk menghindar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena setiap kali gue dekati, lo selalu cari cara untuk menghindar." 一Tommy Ferrario

🌟🌟🌟

07. Mata yang Tak Mampu Berbohong

🌟🌟🌟

Setelah mengantar Ellen pulang ke rumah, Tommy memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas lain. Setelahnya, ia memilih baju santai karena tidak ada jadwal berkumpul di markas Fatal. Ponselnya di atas nakas bergetar membuat sang pemilik meraih benda pintar itu.

Sebuah panggilan dari Roger Ferrario, ayahnya.

Tommy tidak berniat untuk mengangkat panggilan itu karena ia merasa cukup muak dengan keluarganya sendiri. Ponselnya ia tinggalkan di kamarnya, kakinya menuruni anak tangga menuju dapur.

Lagi-lagi Tommy hanya memakan dua potong roti dengan selai pandan di tengahnya. Ia menuang susu kotak yang diambilnya dari kulkas ke sebuah gelas. Telepon rumahnya berbunyi, Tommy tidak menghiraukan karena ia tahu itu pasti dari ayahnya.

Dalam keheningan, Tommy menikmati makan malamnya. Setelahnya, ia mencuci peralatan makannya lalu bergegas ke kamarnya. Tiduran sambil menatap langit-langit rumahnya yang bercorak galaksi. Sungguh, entah sampai kapan ia harus sendirian seperti ini.

Tidak ingin terlalu bergelut dengan pikirannya, ia memutuskan untuk mengirim pesan kepada seseorang. Belum sampai semenit, pesannya telah dibalas.

Tommy: Hey, babe.
Ellen: Alay banget lo.
Tommy: Nggak suka gue panggil babe?
Ellen: Enggak!
Tommy: Ya udah. Lagi ngapain?
Ellen: Baru siap mandi.
Tommy: Wah, ngapa nggak ngajak gue?
E

llen: Dasar cowok mesum!
Tommy: Mesum-mesum gini cowok lo juga kali.
Ellen: Ya udah. Gue mau makan dulu, udah ditungguin di bawah. Lo juga makan sana.
Tommy: Iya.
Read

Karena tidak tahu harus melakukan aktivitas apa lagi, Tommy memilih untuk beranjak menuju meja belajarnya. Ia membuka laptopnya dan bersiap-siap untuk memainkan game RPG yang ada di sana.



***

Pagi hari. Tommy hampir sampai di gerbang sekolah SMA Harapan Bangsa. Melihat seorang gadis yang ia kenal tengah memasuki gerbang, dengan cepat ia melajukan motornya dan membunyikan klakson motornya dengan panjang hingga gadis di depannya terlonjak kaget.

"Gila nih orang. Belum lihat gue marah kali, ya." Gadis itu bergerutu kesal lalu berbalik untuk melihat si pemilik motor.

"Pagi, Ellen!" sapa Tommy dengan semangat yang sedari tadi telah membuka helmnya.

TOMMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang