BAB 12 - CAHAYA MIMPI TSUKI MEMUDAR! KEKUATAN ALAM YANG AJAIB!

48 3 0
                                    

Pesta penyambutan kemarin begitu konyol. Bagaimana tidak. Kami semua di red dorm harus dapat meyakinkan kedua orangtuaku agar mereka percaya bahwa semua sikap diskrimasi di akademi hanyalah sebuah bagian dari pesta penyambutan siswa baru. Ditambah, mereka juga berpikir bahwa serangan despair monster juga merupakan suatu pertunjukkan hiburan. Ya untungnya Taka dan red dorm lain mampu berakting lebih baik sehingga mereka percaya. Siswa Royal academy sudah mengetahui tentang monster-monster yang belakangan ini muncul. Tetapi orangtuaku? Televisi saja tidak punya dan mereka tiap hari sibuk menjaga toko kerajinan kayu kami. Apabila mereka mengetahui bahwa monster kemarin yang muncul itu asli, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka. Hari ini adalah hari baru. Aku sangat kelelahan setelah semalaman membersihkan puing-puing benda yang hancur dan bekas pertarunganku kemarin. Untung saja, tidak ada siswa asrama lain yang tahu kecuali teman-teman royal princeku.

Para reds menjadi sering membicarakan tentang royal prince apalagi aku. Mereka ingin sekali bertemu dengannya, bahkan sampai mengagumi sosoknya. Aku kadang tersipu malu saat mereka membicarakan kehebatanku. Sebenarnya aku tidak sehebat itu, royal insignia inilah yang membuatku kuat. Dia seperti mengalirkan energi yang luar biasa kedalam tubuhku. Aku dapat merasakannya. Ah sudahlah, nanti juga mereka akan berhenti dengan euforianya. Atsui... Aku teringat padanya. Dimana dia sekarang. Aku yakin monster koki tadi adalah ulahnya, mimpi Chef Harri yang diubah menjadi sesosok monster mengerikan. Aku tahu dia menderita tapi aku tidak akan membiarkannya mengambil mimpi orang lain lagi. Tidak. Aku pasti akan mengeluarkannya dari dunia kegelapan. Alanar, Wish, dan Hope membuyarkan lamunanku. Aku sudah melamun berapa jam. Kulihat jam dinding kamarku sudah menunjukkan pukul 6.50.

"Eka! Ayo cepat kita akan terlambat!" Ucap Alanar sambil tergesa-gesa memasukkan semua buku pelajaran dalam tasnya. Ya ampun Alanar, kau mandi atau berendam. Dia pergi mandi setengah jam yang lalu dan sekarang dia baru selesai. Kami selalu berangkat bersama, Alanar memang membutuhkan waktu yang lama untuk mandi. Namun, kali ini adalah yang terparah. Raut wajahku masam karena perilakunya ini tapi dia selalu bisa membuatku tersenyum kembali walaupun aku sedang marah sekalipun. Barry, Kenta dan Natsuko mungkin sudah berangkat duluan. Ah mereka, sangat tidak setia kawan. Untung saja kami belum terlambat, guru masuk dua menit setelah kami memasuki ruang kelas. Hari ini kami akan belajar Sains dan Bahasa Inggris. Harus kuakui, ini adalah dua pelajaran favoritku jadi hari ini pasti akan menyenangkan. Guru sainsnya bernama lady Marry dan guru bahasa Inggrisku bernama sir Phillipe. Keduanya merupakan guru yang sangat baik dan sabar. Berbanding terbalik dengan Duchess Valerie yang sangat keras. Mungkin karena Duchess sudah senior jadi cara mengajarnya jauh berbeda. Atau bisa jadi.... Karena dia guru yang berasal dari indigo dorm, dia memperlakukan kami dengan keras karena kami para reds, siswa dari asrama yang paling dibenci oleh para indigo. Sepulang sekolah, aku akan menemui teman royal princeku di lapangan utama akademi.

Lonceng istana utama berdentang. Kelas telah usai. Kubereskan bukuku kedalam tas. Dan lagi... Aku teringat Atsui yang belakangan ini jarang hadir dikelasnya. Apa dia bertemu Impossiblade. Atau menghisap mimpi orang lain lagi?

"Eka.. Kau memikirkan apa?" Tanya Natsuko padaku.

"Tidak... Aku hanya sedikit pusing"

"Beristirahatlah , daripada nantinya akan semakin buruk." Ucap Kenta. Aku tidak tahu harus sampai aku berbohong pada orang lain tentang yang aku lakukan sebagai Royal prince. Aku merasa semakin tidak pantas menjadi seorang pangeran yang seperti aku impikan, karena hidupku penuh dengan ketidakjujuran ini. Alanar memintaku untuk beranjak dari kursiku untuk segera menemui yang lain dilapangan utama. Wish dan Hope pun sudah ada disana. Pukul 3 lewat... Suasana akademi ramai oleh para siswa yang beraktivitas dan melaksanakan kegiatan ektrakurikuler. Aku belum bisa memilih program eskul yang sekiranya cocok untukku. Aku terlalu sibuk dengan tugas sekolahku, tugas menjadi royal prince, dan hobi menulisku. Mereka semua penting dan aku tidak dapat mengorbankan salah satunya. Aku begitu naif tapi memang seperti itulah kenyataannya. Aku memang sulit untuk memutuskan sesuatu seperti anak kecil yang kebanyakan lebih cenderung memilih semua pilihan yang ada dibanding memilih salah satu pilihan.

ROYAL PRINCE 1: THE STORY OF DREAMERS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang