BAB 18 - KESEDIHAN ALANAR! CAHAYA MIMPI YANG BERSINAR TERANG!

45 3 0
                                    

Malamnya, aku dan Alanar belum tidur. Kenta dan Natsuko sudah terlelap dalam dunia mimpinya. Malam itu begitu tenang, mengiringi kesederhanaan suasana asrama kami di malam hari, sayup-sayup terdengar suara jangkrik memecah keheningan malam, sesekali suara burung malam terbang penuh harapan. Udara terasa dingin menyegarkan. Langit cerah dihiasi bintang-bintang bertebaran menemani gagahnya raja malam yang bersinar terang menebar cahaya berkilauan. Nyamuk juga tidak mau kalah, terbang kesana kemari berhamburan mencari hamparan kulit untuk mengobati kehausan. Sungguh hebat Kenta dan Natsuko yang tidak merasa terganggu sedikitpun dengan dengungan nyamuk-nyamuk itu. Bahkan gigitan nyamukpun tak terasa oleh mereka. Betapa malam ini penuh dengan kebahagiaan, jiwa-jiwa yang kelelahan terlelap dalam tidur malam. Namun, aku tak kunjung mengantuk walaupun tubuhku sudah merasa sangat kelelahan.

Alanar terus memikirkan keadaan adiknya, Karen, yang sedang berjuang melawan penyakitnya. Kejadian hari ini membuatnya sangat terpukul. Dia yang biasanya terlihat riang menjadi kelihatan lebih murung. Aku, Wish, dan Hope tidak tega melihatnya.

"Alanar, adikmu pasti cantik ya. " ucap Wish.

"Iya. Dia juga sangat baik dan tulus. Dia selalu menolong orang lain dan rela berkorban untuk membahagiakan orang yang dicintainya. "

"Alanar.... " ucapku. Alanar sepertinya sosok seorang kakak yang sangat sayang terhadap adiknya. Tidak seperti aku. Aku sering bertengkar dengan ketiga adikku hanya karena hal sepele. Aku sangat malu pada Alanar.

"Harusnya aku yang mendapatkan penyakit itu, bukan dia. Harusnya aku yang menderita. " ucap Alanar yang mulai meneteskan air matanya.

"Alanar, semua yang terjadi sudah digariskan dalam takdir setiap orang. Kita tidak bisa menyangkalnya. Yang terpenting, kau harus sering berdoa agar adikmu cepat sembuh. " ucap Hope.

"Hope benar, Alanar. Perbanyaklah berdoa. Doa yang tulus akan melesat seperti panah yang tak akan meleset pada sasarannya. " ucapku. Alanar hanya terdiam lalu membaringkan tubuhnya lalu menutupnya dengan selimut. Aku sangat mengerti perasaan Alanar. Hatinya pasti sangat hancur. Tega sekali Discouragon melihat penderitaan terdalam seseorang hingga orang tersebut terus mengingat rasa sakitnya.

"Eka, sebaiknya kau istirahat. Besok kau akan pergi berlatih lagi kan? "Tanya Alanar yang bertanya tidak menghadapku. Hadapannya membelakangi ku, menyembunyikan air matanya yang telah membasahi wajahnya.

"Iya baiklah. Kau ikut juga kan besok? " tanyaku.

"Sepertinya aku ingin sendirian dulu besok. Maaf. "

Aku mengiyakannya. Terkadang seseorang membutuhkan waktu sendirian agar dirinya tenang dan dapat keluar dari masalahnya. Aku menghargai keputusan Alanar. Dia tahu apa yang terbaik untuk dirinya.

Keesokan paginya. Tepat pukul 6 aku terbangun di iringi dengan suara burung bernyanyi seolah ingin membangunkan orang – orang yang masih tertidur serta dapat kulihat mereka berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Jari timur sang surya menyapu dengan malu – malu untuk menampatan cahayanya. Baiklah! Akhirnya aku tidak telat lagi. Teman-temanku sudah menunggu diluar asrama red student. Seperti biasa, pagi ini terlihat indah. Langit masih kelabu. Udara sekitar terasa dingin menyentuh kulit. Terlihat beberapa siswa red dorm berlari kecil untuk berolahraga. Oh itu Taka, Kenta, dan Natsuko, mereka memang sudah biasa melakukan lari kecil seperti itu. Alanar sudah tidak ada di ranjangnya. Aku keluar asrama sambil membawa Wish dan Hope.

 "Hey! Kenta, Natsuko! Apa kalian melihat Alanar? " tanyaku.

"Tadi dia pergi pagi -pagi sekali. Entah kemana. Tapi dia bilang hanya sebentar saja" ucap Kenta

"Oh baiklah. Thank you. Oh ya aku pergi dulu ya bersama teman-temanku ini"

"Kau mau pergi kemana , kalian tidak ingin sarapan dulu bersama kami? Barry memasak ayam goreng" ucap Natsuko.

ROYAL PRINCE 1: THE STORY OF DREAMERS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang