BAB 45 - 3 ROH PEMANDU! SAATNYA MEMANGGIL LEVIATHAN!

62 3 4
                                    

Kekecewaanku pada Alanar telah mengantarkanku pada rasa benci yang teramat sangat. Kesalahannya tidak dapat ditolerir lagi. Dia tidak hanya membahayakan kami sebagai temannya, namun juga seluruh penghuni akademi. Aku sangat mengerti betapa dia mencintai adik tersayangnya, Karen. Dia bagaikan kehidupannya. Tapi itu tetap tidak dapat dijadikan alasan untuk menghancurkan semuanya. Aku yakin kalau Karen pun tidak menginginkan kakaknya berbuat seperti itu. Aku sangat mengerti perasaan Alanar. Melihat adik kesayangannya yang sedang dalam keadaan kritis pasti begitu berat untuknya. Tetapi seharusnya dia mengetahui akan takdir setiap orang. Tidak semua penyakit harus ada obatnya. Tidak semua dokter dapat menyembuhkan semua orang secara total. Semuanya dikembalikan pada Tuhan. Sang pencipta setiap umat. Apakah Alanar tidak menyadari akan semua hal itu? Apa yang membuatnya berpikir kalau Demon lord dapat menyembuhkan manusia? Mereka iblis, hanya dapat menghancurkan dan melakukan tipu daya.

Membangkitkan Greedamn agar dia dapat berkeliaran dengan bebas merupakan suatu tindakan yang tak termaafkan. Aku sudah tidak perduli lagi akan nasibnya. Aku tidak akan menyaksikan proses persidangannya di gedung penyidangan akademi. Aku percaya apapun keputusan yang diberikan oleh anggota dewan akademi pasti merupakan hal yang terbaik untuk semuanya. Aku tak sanggup melihat Alanar lagi setelah apa yang terjadi. Aku tidak ingin api amarahku tersulut. Jadi lebih baik untuk sementara aku menjauh terlebih dahulu. Aku, Guggenheim, Wish, Hope, Caelum, Xion, dan Skye menunggu yang lain di basecamp. Mereka sedang melihat proses sidang Alanar untuk mengetahui perkembangannya. Di basecamp aku diam seribu bahasa. Saat yang lain mengajakku berbicara, aku tak merespon. Mereka sudah tahu apa yang sedang aku rasakan jadi mereka pun tidak terlalu menggangguku.

Sudah 2 jam berlalu sejak proses sidang Alanar dimulai. Kami terus menanti kedatangan Date, Tsuki, Petter, dan Asura untuk mengetahui hasil putusan dewan yang diberikan pada Alanar. Aku terus bertanya-tanya, hukuman apa yang kira-kira akan diterimanya setelah melakukan penghancuran akademi. Beberapa lama kemudian, penantian kami usai dan mereka pun datang.

Kami segera menghampiri mereka untuk menanyakan hasil keputusannya.

"Date, bagaimana hasilnya? " tanyaku.

"Dewan sempat memberikan hukuman penjara pada Alanar selama 20 tahun di wilayah pengasingan namun karena bantuan para royal prince hukumannya pun diubah. Itu juga berkat Duke Alcyone yang meminta dewan untuk meringankan hukumannya, " jawab Date.

"Jadi apa hukuman barunya? "

"Alanar dikeluarkan dari Royal Academy dan dikembalikan ke keluarganya. Besok dia harus segera keluar dari akademi. "

Dikeluarkan? Apa artinya aku sudah tidak dapat bertemu dengannya lagi nanti? Selama ini kami selalu bersama setiap waktu. Menghabiskan hari-hari dalam canda dan tawa. Akankah aku kehilangan sosoknya? Pasti keadaan kamar akan terasa sangat berbeda tanpa kehadirannya. Kamar kami selalu penuh cerita olehnya. Dia yang selalu memulai pembicaraan untuk memecah keheningan dan sikap kaku diantara kami.

 "Eka.. Kau tidak apa-apa? " tanya Asura.

"Aku tidak apa-apa. Lagipula siapa yang perduli padanya. Kalau dia dikeluarkan ya baguslah, " ucapku.

Teman-temanku yang lain tahu kalau aku pasti sama sedihnya dengan mereka. Perasaan sedihku yang disembunyikan seakan mudah terbaca oleh mereka. Entahlah rasanya sangat aneh. Apa aku harus sedih atau kecewa? Ini dua perasaan yang sangat bertentangan satu sama lain. Aaarrggh.. Ini sungguh membingungkan! Apa yang harus aku lakukan sekarang?

"Eka, apa kau akan pulang ke asrama malam ini? " tanya Tsuki.

"Aku tidak akan pulang selama dia belum pergi. Izinkan aku untuk menginap di basecamp ini satu malam saja. "

ROYAL PRINCE 1: THE STORY OF DREAMERS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang