BAB 29 - MISTERI MATA-MATA DEBELISK! REGALE PENGETAHUAN AKTIF!

47 2 0
                                    

Setibanya di rumah sakit, kami melihat Xion sedang mondar-mandir didepan ruang UGD. Xion mengatakan bahwa ayahnya sedang kritis karena mengalami kerusakan di beberapa jaringan dalam tubuhnya. Discouragon benar-benar keterlaluan.

Xion akhirnya kembali menyesali perbuatannya. Dia terus menampar dirinya sendiri dan berkata bahwa dirinya adalah orang bodoh. Kami berusaha meyakinkannya kalau semua akan baik - baik saja. Tak ada gunanya menyesali yang sudah terjadi karena itu tidak dapat mengembalikan waktu. Kami menyuruhnya untuk berdoa, mendoakan yang terbaik untuk tuan Jefferson. Keajaiban akan datang untuk mereka yang tidak pernah menyerah.

Suasana Royal Hospital tampak lengang hari ini. Tidak banyak siswa yang berlalu lalang. Hanya beberapa saja yang sedang sakit dan harus dirawat inap. Sebetulnya sangat disayangkan. Rumah sakit sebesar ini hanya diperuntukkan untuk para siswa akademi saja. Padahal tempat ini bisa saja dibuka untuk umum karena rumah sakit sejatinya adalah sebuah fasilitas publik. Setidaknya, suasana rumah sakit akan terlihat lebih ramai daripada yang sekarang.

Saat kami sedang harap-harap cemas, seorang dokter yang menangani tuan Jefferson pun keluar dari ruang UGD.

"Ah dokter, bagaimana keadaan ayahku? " tanya Xion.

"Jadi begini, keadaan Tuan Jefferson sedang kritis karena beberapa jaringan dalam tubuhnya rusak parah. Kalau boleh aku tahu, apa yang menyebabkan kondisinya hingga seperti itu? "Kami kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaannya. Tapi wajah Alfi seakan mengisyaratkan padaku bahwa aku harus mengatakan yang sejujurnya.

"Ummm.. Sebenarnya ini disebabkan oleh serangan monster yang muncul, dok, " jawabku.

"Astaga, pantas saja. Kami sampai tidak mengetahui penyebab pastinya tadi. Kami sempat berpikir bahwa tuan Jefferson mengidap sebuah penyakit langka."

"Tapi dok, ayahku masih dapat disembuhkan, kan? " tanya Xion.

"Tenang saja, kami akan berusaha semaksimal mungkin. Kami harus mengoperasinya. "

"Lakukan yang terbaik untuk ayahku, dok! "

"Pasti! Jangan lupa bantu dengan doa juga ya!" Dokter itu lalu pergi meninggalkan kami.

Xion masih murung. Melihat keadannya, kami jadi merasa kasihan pada dirinya. Ingin sekali aku menghiburnya tapi sepertinya ini bukan saat yang tepat. Dia pasti masih merasa terpukul. Kami mengajaknya untuk jalan-jalan diluar tapi dia menolaknya. Alfi meminta kami untuk meninggalkannya sendiri untuk sementara waktu sampai keadaannya sudah benar-benar tenang. Kami lalu meninggalkan Xion dan keluar dari rumah sakit.

"Kenapa kau menyuruh kami keluar, Alfi? " tanya Caelum.

"Kenapa kalian terus memanggilku Alfi? Aku kan sudah bilang, panggil aku Eric, " jawab Alfi.

 "Tapi lebih bagus Alfi. Tenang saja! Didepan orang lain, kami akan memanggilmu Eric, " ucap Petter.

"Baiklah terserah kalian saja. Kita meninggalkan Xion demi kebaikannya juga. Keadaannya sedang shock sekaligus menyesal. Tunggu sampai dia tenang baru kita menghiburnya, " ucap Alfi.

"Baiklah kalau begitu. Oh iya, teman-teman, aku ingin membicarakan sesuatu soal pertarungan tadi, " ucap Tsuki.

"Memangnya ada apa? " tanya Date.

"Saat serangan Cosmo berhasil meledakkan kipas-kipas hitam itu, terjadi ledakan juga ditempat lain yang tidak jauh dari lapangan. Itu aneh sekali! Daerah sekitar lain aman-aman saja tapi hanya tempat itu yang mengalami ledakan juga, " jawab Tsuki.

"Aku juga memikirkan hal yang sama, bagaimana kalau kita periksa tempat itu? " usulku.

Semuanya mengangguk dan kami bergegas menuju kesana. Hari sudah mulai sore. Sore yang menarik, indah, penuh pesona, dan ceria. Sore ini terlihat lebih ramai dan riang rupanya kami mendengar gelak tawa dari beberapa siswa yang berlari-lari tak karuan di rerumputan dan melihat mereka sedang mengayuh sepeda yang mereka kendarai dengan cepat, layaknya seorang pembalap profesional, memperebutkan posisi pertama sebagai sang juara.

ROYAL PRINCE 1: THE STORY OF DREAMERS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang