.
.
.
.
.
(typo bertebaran)Selamat membaca 🐣
Semuanya berjalan dengan baik-baik saja sampai saat ini. Ya, baik-baik saja untuk hal tertentu dan pribadi orang tertentu, berbeda dengan Min Yoongi yang tak pernah luput dari pandangan orang-orang tersayangnya.
Min Yoongi tidak pernah baik-baik saja ,ingat. Tidak pernah baik-baik saja. Mencoba tersenyum gelagat anak laki-laki seperti biasanya.
Bermain riang gembira tanpa memikirkan apa yang dirasakan, yang terpenting dirinya masih bisa tersenyum untuk orang lain yang melihat tingkahnya. Seperti saat ini Yoongi kecil tak pernah luput untuk tersenyum dan membuat kegaduhan.
"Ibu Yoongi nanti kalau sudah besar ingin menjadi astlonot," ucap Yoongi sambil memainkan robot astronotnya.
"Astronot yang benar Yoongi sayang." Aera mendekat lalu mengusap surai hitam Yoongi dengan lembut.
"Tidak ibu yang benar itu astlonot." kekeh Yoongi.
"A- S -T- R- O -N -O- T sayang... "
"Astlonot ibu... "
"Siapa yang mengajarkan bilang astlonot?" Aera sudah menduga kalau Yoongi buka belajar penybutan nama itu sendiri pasti, ini dari Jimin kecilnya.
"Jimin bilang ke Yoongi kalau robot ini namanya astlonot." Benar saja, Jimin lah dibalik penyebutan nama yang belum benar. Harap dimaklumkan karena Jimin juga masih kecil dan belum terlalu jelas berbicara.
Aera tertawa sambil memukul keningnya pelan, menyalurkan rasa tidak menyangka dan lucu.
"Kau ini, yang bener ini namanya astronot. Ingat, ASTRONOT."
"Ne.. Astlonot iyakan bu?" Yoongi tak menatap gerakan bicara ibunya karena ia masih asik menggerakan kaki robot astronotnya.
"Astronot Yoongi sayang.."
"Astronot? Tidak...tidak itu tidak benar bu yang benar itu astlonot, Yoongi percaya sama Jimin saja ah.. "
"Terserah padamu... Kalau Jimin berkata untuk menceburkan diri ke danau lebih baik apa kau akan ikut? Aneh-aneh saja, untung kau anak ibu terlucu." Aera menyerah kali ini memang keras kepala sekali, Aera baru ingat kalau ia tadi memasak air dengan segera berlari ke arah dapur. Jangan lupakan dengan cubitan pipi yang masih memerah di pipi Yoongi. Aera merasa greget.
"Aku ini ganteng ibu!"
"Terserah kau Yoongi! " Teriak Aera yang sudah berada di dapur.
🍁🍁
Semilir angin menemani mereka di bangku halaman belakang rumah, melihat bulan dan bintang yang cukup terang untung malam ini. Untung saja malam ini cuacanya mendukung.
"Ibu, lihat! itu ada bintang yang terang sekaliiiii" Yoongi menunjuk salah satu bintang, bintang itu terlihat lebih terang dari yang lainnya.
"Kau ingin bintang itu? Baiklah ibu akan mengambilnya untuk mu. " Aera hanya bergurau disini.
"Memang ibu bisa? Kan sangat jauh... "
"Bisa, kau mau?" Yoongi mengangguk, "Baiklah."
Happ!!
"Ibu sudah dapat bintangnya.. "
"Kenapa ibu memelukku? Katanya ibu ingin menagkap bintang." Yoongi mendongah menatap Aera bingung.
"Untuk apa ibu susah-susah menangkap bintang itu? Sedangkan bintang yang paling terang saja sudah ibu miliki dan sudah ibu peluk." Aera tersenyum hangat.
"Aku bintang itu?" Aera mengangguk, "Kalau aku ingin bintang yang itu.. " Yoongi mengarahkan telunjuknya kelangit malam ,menunjuk ke bintang yang kecil, redup, dan terpisah dari rombongan bintang terang yang sedang mengumpul.
"Ibu tidak akan mengambilnya untuk Yoongi, karena Yoongi akan tetap menjadi bintang yang terang itu." Aera mencium pucuk kepala Yoongi dengan lembut . Yoongi mengalihkan oandangannya dari sang ibu lalu menatap lurus tak ada pandangan yang hidup.
Selepas dari obrolan itu Aera sebisa mungkin berinteraksi kembali dengan candaan bersama Yoongi. Ini malam yang indah Aera tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Jarang-jarang bulan dan bintang bisa sama-sama terang.
Terkadang juga kicauan burung malam terdengar ditambah angin yang bersiul dari celah-celah pepohonan menambah malam klasik tambah indah.
Yoongi bergelut dengan buku gambar yang sedari tadi ia lukis dengan pewarna. Aera mendekat sambil membawa makanan untuk menyuapi Yoongi.
"Yoongi apa yang kau gambar?" Yoongi duduk dan menunjukan hasil gambarannya.
"Lihat ibu! Aku menggambar ibu, aku, ayah, Jimin, dan bibi." Aera terharu dengan gambaran itu . Yoongi sudah tau ayahnya tidak akan hadir kembali pasti ayahnya sudah bahagia disana.
"Ibu..."
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Emfisem
Fanfiction🄱🅁🄾🅃🄷🄴🅁🅂🄷🄸🄿 [TAHAP MAGER; belum ada revisi] let the time that answers when will fight and give up. ________________________________ "Untuk apa hidup kalau persentasi hidup saja sudah tak ada lagi, dan aku ingin menyerah." -Min Yoongi __...