.
.
.
.
.
.
.
⚠Typo epriwer ockay ⚠
.
.
.
.
.
.
.
Ready?
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca 💕
Cuaca di kota ini sedang tidak mendukung, diguyur hujan bahkan badai. Sebelumnya Jimin dan Hwa Young sudah datang, untung saja mereka datangnya siang. Ya, sementara hanya Jimin dan Hwa Young yang ke seoul dulu dan sementara tinggal di rumah Aera, lagi pula untuk mereka Aera dan Yoongi akan membukakan pintu ya selebar-lebarnya. Bukan hanya itu, Aera juga akan berdua saja dengan Yoongi jadi rasanya kalau sedikit orang yang ada dirimah itu tidak enak.
Seperti yang dilihat sekarang, kedua bocah itu masih bergelut dengan kegiatan masing-masing, bocah berkulit putih tanpa noda itu sedang bergelut dengan buku berhitungnya, sedangkan yang satunya lagi sedang mewarnai sesekali tertawa sendiri.
"Chim." Yang merasa terpanggil menoleh.
"Ne yung?"
"Chim, bagaiman rasanya sekolah bertemu teman-teman?"
"wahh itu enak tau yung, chim beteman dengan tae, dan kuki. Yung mau cekola baleng cim?"
"Aku mau tapi ibu pasti melarangku." Yoongi menekuk wajahnya mengeproutkan bibirnya, menghentikan kegiatan menghitung.
"Chim bilang bibi Aera ya yung ,kalau yung mau cekola baleng chim?" Yoongi menggeleng. Percuma pasti ibunya selalu beralasan diluar itu tidak baik, tidak sehat juga udaranya untukmu, kau belajar dirumah saja ya.
"Aniya... Aku belajar dirumah saja."
"Yah... Yung nggak selu.. Padahal chim seneng kalau yung mau sekola baleng chim." Mata Jimin yang tadinya berbinar kini kehilangan binar dan harapan untuk bisa satu sekolahan dengan Yoongi. Yoongi ingin tapi kendalanya ada di ibunya dan ada di tubuhnya sendiri.
Yoongi menunduk lesu, mereka melanjutkan kegiatan masing-masing dengan gemelut Yoongi yang tidak enak, dirinya merasa tidak enak pada Jimin karena anak itu seketika juga tak menatapnya lagi.
Jimin pergi kekamar yang sudah Aera kosongkan karena memang untuk kamar buat tamu , Jimin melenggang pergi tergopoh-gopoh sebab buku yang ia bawa dan pewarna tak muat dlam dekapannya. Yoongi ngin membantunya.
"Biar hyung bawain ya ?!"
"Tidak, Chim saja!"
"Kau marah padaku?"
"Tidak." Yoongi membiarkan saja langkah jimin yang semakin susah, satu persatu buku yang dibawa Jimin berjatuhan. Toh Yoongi tidak mau menolong lagi pula tadi Jimin tidak mau dibantu.
Jimin merendahkan badannya mengambil buku yang jatuh sialnya malah jadi semua barang yang dibawanya jatuh semua. Jimin kesal.
"Yung.....! Bantuin chim..." Jimin yang melihat Yoongi masih bergemelut dengan hitungan, membuat Jimin kecil mendengus sebal.
"Tidak ,aku tidak mau ! Beresin saja sendiri !" Yoongi merapihkan bukunya lalu pergi ke tempat yang ada televisinya sekalian dia ingin menonton film kartun kesayangannya.
"Yak yung.... Bantuin ,tangan chim kan kecil."
"Aku tidak mau, dadah chim... "
"Biarin aja kumamon yung aku buang wlee." Jimin menjulurkan lidah meledek, si empu yang merasa benda kesayangannya terancam membalikkan badan.
"Biarin , awas aja mainanmu hyung buang semua sampai tidak ada yang tersisa!"
"Yak! Yung... aturan kan chim yang marah kenapa jadi galakan yung?!"
🍁🍁
Langit menggulung awannya menjadi petang, burung-burung saling bersautan sebagai pelengkap petang. Aera dan Hwa Young sedang kalut, mereka panik. Ya, panik karena Jimin dan Yoongi sedari tadi belum pulang.
Aera sudah melarang Yoongi untuk keluar karena memang tidak baik untuk dirinya, dan Jimin lah yang memang mengajak Yoongi untuk main diluar. Jimin dan Yoongi sebelum kabur mereka dapat teguran dari Aera, tapi Jimin yang ber label anak 'keras kepala' mempunyai rencana untuk kabur bersama Yoongi dan dengan polosnya Yoongi mengikuti.
Yoongi pikir ini akan menyenangkan dan tak akan berpengaruh pada tubuhnya jadi ia mengikuti Jimin saja.
🍁🍁
Jimin yang sedang menikmati keindahan langit seakan lupa akan waktu begitu juga Yoongi
Hei ingatkan mereka bahwa orang tersayangnya sedang menunggu dengan kepanikan.Jimin masih asik memainkan pasir , tangannya sudah penuh bahkan sampai kemuka yang fatalnya jika pasir itu tak sengaja tertelan. Sebelumnya Jimin tidak sengaja mengemut jarinya sendiri dan itu sudah terlimur pasir . Jangan ditanya lagi gimana reaksinya, bukan hanya itu ,Yoongi yang melihatnya juga panik karena Jimin tidak berhenti batuk dan meludah pasir.
Yoongi masih memerhatikan Jimin yang sedang berkutik dengan pasir membuat gundukan yang tak jelas akan membangun apa, Yoongi bosan, Yoongi takut kalau dimarahi lagi pula udara juga semakin dingin.
"Chim ayo pulang !" Ajak Yoongi.
"Sebentar lagi yung...! Chim lagi membuat mobil !"
Apa Jimin tidak bisa membedakan mana sebuah gundukan dan mana sebuah mobil, hei ayolah Jimin punya khayalan sendiri jadi hanya perlu dianggukan saja.
Tunggu...
Yoongi seketika terdiam sebentar
Tidak! Ini jangan terjadi lagi!
Yoongi jatuh teruduk, masa bodo dengan nasib bokongnya. Yoongi meremat baju tepat di dadanya, sakit ,ya itu yang dirasa sekarang.
Tidak tau tempat saja dimana harus kambuh, mengapa harus saat ini.
"Yung chim sudah selesai ayo yu~
" Yungi yung.... !!!"
Tebece
***
Hola... 👋
Anyyeong 👋Haahh balik lagi hehehe
Nggak tau sih ada yang kangen atau nunggu ep ep ini 😅Makasih buat yang vomment atau sekedar nengok aja 😊🙏
Wahh ini akan terbengkalai setahun loh , hehehe
Apa bakal ada yang kangen dengan ASTLONOT nya Yoongi dan Jimin? 😂Sekali lagi makasih buat kalian yang sudah membaca emfisem, big love buat kalian 💞💜
Pai pai 👋👋👋
Tetet alien ultah lohh 💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Emfisem
Fanfiction🄱🅁🄾🅃🄷🄴🅁🅂🄷🄸🄿 [TAHAP MAGER; belum ada revisi] let the time that answers when will fight and give up. ________________________________ "Untuk apa hidup kalau persentasi hidup saja sudah tak ada lagi, dan aku ingin menyerah." -Min Yoongi __...