0.8

658 101 54
                                    

⚠serangan typo ⚠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
⚠serangan typo ⚠


Selamat membaca 💨

🍁🍁

"Yungi yung!!!"


Niatnya memang Jimin sudah selesai bermain dan akan pulang, saat akan membalik badan betapa terkejut Jimin mendapatkam Yoongi yang sedang merengkuh badan dan meremat bajunya erat sesekali memukul dadanya sendiri.

Jimin berlari mendekati, Jimin nangis sejadi-jadinya.  Ia tidak tau harus bagaimana, Jimin masih terlalu kecil untuk menangani yang seperti ini. 

Entah ini ajaib dari mana sebuah mobil berhenti tepat di tak jauh dari mereka, laki-laki paruh baya keluar mendekati mereka .

"Hei nak kenapa menangis?"

"Paman... Tolong yungi yung paman hikss... " Tanpa babibubebo laki-laki itu segera menolong mereka.

"Baiklah, cepat naik kemobil itu! Biar hyung mu paman bawa !"

Pria itu menaruh Yoongi dengan hati-hati, masih dengan deru napas yang tersengal-sengal seperti berlali puluhan kilometer tanpa henti.

"Paman bawa kerumah sakit ya ?"

"Jangan paman, bawa kami pulang saja.  Lumah kami ada di gang empat dali sini."

Sesampainya dihalaman rumah ,dengan cepat Jimin keluar dan laki-laki yang tadi menggendong Yoongi.






Brakk






"Yoon/Jim !" sentak mereka berua yang tak lain Hwa Young dan Aera.

"Ibu.. Yungi yung hiks hiks..."

"Omo!!  Yoongi, Yoon bangun!" Aera langsung nerebut Yoongi dari gendongan pria itu ,"... Hwa Young bisa ambilkan bantuan alat pernapasan buat Yoongi ada di kamar." Hwa Young mematuh.

"Napasnya benar-benar tipis, hiks Yoon bertahanlah sebentar..." 

Hwa Young datang membawa alat bantu pernapasan Yoongi, Yoongi untungnya belum sepenuhnya menutup mata jadi pembantu pernapasan tak sia-sia ,dikira akan kembali normal namun salah Yoongi kembali mersakan sesak, ini lebih parah dari sesak yang tadi . Setelah itu Aera membawanya kerumah sakit.

🍁🍁

Roda brankar beradu cepat dengan lantai , Aera siap menumpahkan tangisannya. Merapalkan doa supaya semuanya baik saja, ini yang Aera takuti jika Yoongi keluar tidak bersama dirinya. Apa yang ditakutkan memang benar-benar terjadi ,belum lagi hal terbesar yang ditakutkan Aera dan Yoongi sedang menanti.

Langkahnya terhenti karena batas mengantar cukup sampai disitu, Aera menyenderkan punggunya ke dinding . Meluruh disertai tangisan  disisi lain Hwa Young yang melihat keadaan sahabatnya meringis pedih.

Emfisem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang