17

608 72 9
                                    

Setidaknya hargai :")
Makasih sdh menginginkan emfisem berlanjut 💜💜

◻◻◻◻◻◻ 0%
Lupa alur

◼◼◻◻◻◻◻ 25%
Lupaaa alurrr

◼◼◼◼◻◻◻◻ 45%
Lupaaaaaa alurrrrr

◼◼◼◼◼◼◼◻◻◻ 60%
Lupa sangaaaadddd

◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼ 100%
Sangad sangad lupaaaaaa

(Tebolak betewe)

🍁[EMFISEM]🍁
sorry for typo

[Yun Go x Soonyoung]

"Ternyata benar, yang bukan siapa-siapa saja bisa peduli."

-E M F I S E M-

📖hepi riding yorobun 📖

"---Aku bersikap dewasa karena ini lah yang sebenarnya. Maaf jika aku lancang. Kau sakit kan? Disini."
________________________________

Yun Go termenung dengan apa yang diucapkan bocah didepannya terlebih ketika menyebut 'sakit' Yun Go penuh rahasia sebisa mungkin tak ia bongkar, sebagaimana kamu mencari apa inti masalahnya maka ia akan semakin mengunci rapat rahasia dengan sebuah senyuman bodoh.

Tak ada yang patut dijelaskan jika sudah begini, bisa-bisanya ia bertemu seorang bocah yang kelewat dewasa dan kadang pengucapan dan pemikiran bersifat kritis.

"Tak usah menutupi,"

"Bersikap seperti batu yang tak akan retak akan membuatmu semakin terpojok, diam mu adalah jawaban mu sendiri. Hyung.... Mianhae..."

"Aku harus jujur." Yun Go mengernyit bingung, tampang lesu dan suara semakin lirih membuatnya semakin menatap intens.

Grepp!

"Jangan tinggalkan aku hikss..."

Yun Go mengelus punggung ringkih itu, apa maksudnya dengan semua ini. Soonyoung hanya seorang namja kecil tapi mengapa berpikiran dewasa lalu apa mungkin Soonyoung mengetahuinya? Pikiran ini berkecamuk.

"Uljima, sering-sering aku akan mengunjungimu di rumah teman hyung. Kau harus ting--"  ucapannya terpotong kala Soonyoung menggeleng cepat.

"Aku tak perlu tinggal dengan temanmu hyung, karena satu kebohongan sudah aku tutupi jadi aku harus bicara jujur."

"Hyung aku bukan anak panti asuhan yang kabur," Yun Go menatap tak percaya. "Aku hanya kabur dari rumah karena appa selalu mengekangku, geunyang... Appa sebenarnya baik. Kau tau ini hyung?"

Tangan Soonyoung melesat masuk kedalam kantung celana lalu mengambil tabung kecil yang berisi beberapa pil.

"Kau sakit, aku tau."

"Yo-Youngie dari mana kau mendapatkannya?"

"Pil pereda sakit? Sesak? Kau tak ingat hyung saat pertama kali kita bertemu kau memintaku mengambil obat di laci bukannya?"

"Aku tak ingat."

"Kejadian beberapa tahun silam saat appa ku menolong seseorang dari sebuah tragedi, ah lebih tepatnya kecelakaan beruntun yang mengakibatkan satu orang tewas dan 3 orang terluka salah satunya ada di hadapanku."

Emfisem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang