.
.
.
.
⚠Typo menyebar ⚠
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading 💕
.
.
.
.🍁🍁
"paru-paru nya semakin parah!"
Penuturan yang kembali membuat dinding pertahanannya roboh kembali. Aera meluruh ke lantai diikuti Hwa Young yang membantunya bangun. Dokter itu menepuk pundaknya menyalurkan rasa semangat.
"Berdoa lah, tapi ada yang ingin saya bilang. Cepat atau lambat Yoongi harus mendapatkan donor paru-paru." ucap dokter itu seraya pergi. Menyisakan mereka berdua yang masih memandang sendu putranya dari luar.
Seorang suster keluar paling akhir, Aera dengan tergesa ingin masuk.
"Boleh kami masuk?" lawan bicaranya menangguk mempersilahkan mereka masuk.
Jimin? Bocah itu sudah sebelumnya dilarang Hwa Young untuk ikut jadi Jimin masih dirumah Aera dan menyuruh suaminya untuk menemani Jimin yang sendiri.
.
.
Cahaya mentari mencelos masuk melewati gordeng yang setengah terbuka. Namja kecil itu masih setia menutup matanya. Selaku sang ibu mana yang tak tega melihat anaknya terbaring lemah dengan alat yang sama sedari anaknya dilahirkan.
Memiliki perbedaan tak membuat Yoongi menyerah tapi perbedaan membuat Aera selalu menangis.
Yoongi terlahir dengan kekurangan protein,yang berperan untuk melindungi paru-paru. Penyakit yang diderita Yoongi dengan kelainan genetika atau kekurangan protein memang jarang terjadi.
Entah kenapa tuhan menunjuk Yoongi untuk memikul beratnya hidup. Di tinggal ayahnya yang pergi selamanya, penyakit yang dideritanya, dan kedepannya Yoongi tidak tau kalau keyataan yang sebenarnya sedang menanti.
.
.
.
."Eunghh" Lenguhan Yoongi membangunkan Aera dari tidurnya.
"Yoon.. Mana yang sakit heum? Disini? Ibu elus ya." Yoongi menggaguk saja, toh memang benar yang ditunjuk Aera memang masih nyeri rasanya.
Selepas itu Aera memanggil dokter untuk memeriksa keadaanya.
"Keadaannya sudah membaik, selepas ini jangan membuatnya kelelahan ," Dokter itu membawa Aera menjauh dari Yoongi
"kalau bisa anda membujuk nya untuk melakukan terapi sebelum terlambat." penuturan itu kembali membuat Aera benar-benar harus tabah.
🍁🍁
Saat ini Jimin sedang bermain di taman, tidak sendiri disana ada Hwa Young dan Lee Ryung Ji ,ayah Jimin. Entah kenapa Jimin lebih tertarik untuk melihay salah satu pohon yang mulai mengugurkan daun. Dengan senang Jimin mengambil daun yang berjatuhan, hanya dua daun.
"Ini untuk chim, ini untuk Yungi yung. Chim simpeh ah." Setelah mengambil daun yang gugur Jimin segera kembali mendekat ke Orang tuanya.
Brukk
KAMU SEDANG MEMBACA
Emfisem
Fanfiction🄱🅁🄾🅃🄷🄴🅁🅂🄷🄸🄿 [TAHAP MAGER; belum ada revisi] let the time that answers when will fight and give up. ________________________________ "Untuk apa hidup kalau persentasi hidup saja sudah tak ada lagi, dan aku ingin menyerah." -Min Yoongi __...