Cassette 11 Side B: My pretty doctor

570 59 30
                                    

Dua pesanan sekaligus aku satukan di side ini ya. Mudah-mudahan nggak mengecewakan karena aku gabung.hehe

p.s: Bukannya aku ngajarin hubungan bebas ya teruntuk readers yg dibawah umur, cuma mau kasih informasi aja kalau nggak semua orang di Korsel, maupun di negara ini itu nikah dulu baru berbuat. Itu pilihan masing-masing soalnya, tergantung pribadi serta prinsip sendirinya juga. Info ini aku kasih duluan supaya kalian nggak syok karena kali ini Jinhwinya beda.haha

Tenang tapi aku nggak buat konten dewasa soalnya aku juga masih belum bisa ngetiknya.wkwk

Selamat membaca ~ ^^


My pretty doctor

Cassette Side B : Lee-Bae Daehwi


Sesosok wanita muda memasuki ruangannya dengan gusar. Setelah menutup ruang kerjanya, ia bersandar pada daun pintu seraya menarik nafasnya secara teratur. Berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri.

"Tenang, Lee Daehwi, kamu sudah melakukan yang terbaik. Pasienmu pasti akan sembuh."

Dokter spesialis orthopedi itu membuka matanya, namun menutupnya rapat lagi kala adegan tentang apa yang terjadi barusan terlintas dikepalanya.

Daehwi, dokter wanita itu memang sudah bukan sekali-dua kali menjumpai kasus kerusakan pada tulang. Namun pada kasus tertentu, dia masih selalu harus menenangkan dirinya pasca operasi yang ia lakukan selesai.

Seperti apa yang terjadi tadi. Saat Daehwi dengan berat hati harus mengamputasi seorang anak laki-laki yang menderita osteosarcoma. Daehwi bukan melakukan itu tanpa berpikir, karena sayangnya opsi seperti operasi serta kemoterapi tak bisa dilakukan karena kankernya telah menyerbu pembuluh darah penting serta bagian sendi terdekatnya. Amputasi merupakan pilihan terakhir yang dengan berat hati harus dilakukan demi menyelamatkan jiwa si pasien, sekaligus pilihan yang paling enggan Daehwi lakukan.

Memang itu demi menjaga agar si pasien tetap hidup, tapi Daehwi tetap tak tega saat melihat si anak kekurangan selama hidupnya. Penyakit yang disebut disebabkan karena kesalahan genetik pada DNA itu harus membuat si anak harus berbeda sekarang. Namun Daehwi terus mengingatkan dirinya sendiri tentang peraturan dalam dunia kedokteran bahwa menyelamatkan hidup seseorang lebih penting dibandingkan menyelamatkan bagian tubuh yang terputus.

Saat sudah mulai tenang, Daehwi mendengar suara dering ponselnya yang menandakan adanya pesan masuk. Ia segera menghampiri mejanya dan mengambil hpnya dari laci untuk membuka pesannya.

Bagaimana harimu hari ini, honey? Aku harap kamu tidak merindukanku terlalu banyak. ;)

Senyum Daehwi sedikit mengembang setelah membaca pesan dari seseorang yang dinamakan My dumb narcistic Bae itu.

Jujur, hari ini cukup berat... Tapi aku baik-baik saja. Balas Daehwi.

Baru saja matanya berkedip tiga kali, balasan langsung didapatnya.

Kalau begitu tinggalkan mobilmu di rumah sakit itu, biar aku yang menjemputmu pulang nanti. Kubelikan minuman cokelat hangat nanti supaya kamu lebih relax.

Daehwi tersenyum semakin lebar. Tindakan serta kepedulian kekasihnya ini yang membuatnya merasa lebih tenang. Namun dengan cepat senyum itu menghilang saat mendapat balasan selanjutnya.

Atau kalau kamu mau cokelat kotak-kotak yang 'lain', aku bisa memberikannya untukmu malam ini spesial hanya untukmu, honey. ;)

Dokter itu memilih untuk tidak membalas. Ia lebih memilih menumpukan kepalanya pada kedua lengannya dan memejamkan matanya sejenak. Ketenangan terbaik memang pergi ke alam mimpi ternyata.

Cassette (JinHwi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang