Cassette 6 Side B: After I met you, I receive power that I didn't have before

538 56 59
                                    

Ps: Draft no. 8 req dari readernim~ Seperti biasa semoga nggak mengecewakan baik itu yg req maupun yg baca.hehe

Warning! Chap super panjang hampir 6k words. Soalnya kutambah bonus 1k lebih words buat 1k readsnya hehe ;)

As always for all my lovely JinHwi fams, selamat membaca♥


Because after I met you, I receive power that I didn't have before

Cassette Side B : Lee Daehwi


Daehwi merutuki buku soal dihadapannya. Buku itu bertuliskan pertanyaan-pertanyaan yang sangat tidak ia sukai. Pilihan ganda sih, tapi tetap saja Daehwi kan tidak tau rumusnya.

Buku tugas matematika. Buku menyebalkan yang meskipun sudah lebih dari 15 menit semenjak ia buka bahkan belum bisa menyelesaikan satupun dari 3 butir soal yang belum ditandai.

Buku tersebut milik adik sepupunya yang memintanya untuk mengerjakan sisa soal yang tidak dia pahami. Daehwi mengiyakan saja karena dia tidak tau kalau ternyata isinya matematika. Sekarang ia hanya bisa merutuki adik sepupunya yang menyisakannya soal-soal tersulit.

Melihat Daehwi yang kini memasang wajah seolah akan menangis, Jinyoung yang sedari tadi memperhatikannya pun berkata, "Sini coba biar kulihat."

Daehwi mengerutkan kening, tapi lalu menyerahkan buku itu pada Jinyoung saking ia sudah menyerah total. Jinyoung lalu menegakkan tubuhnya yang duduk di sofa, membaca sekilas soalnya, kemudian tangannya bergerak. Daehwi menatap Jinyoung yang sedang terfokus mengerjakan soal itu dengan wajah kagum.

Tak lama Jinyoung kembali menyerahkan bukunya pada Daehwi yang menerimanya dengan senyum lebar. Kini 3 soal pilihan ganda itu sudah tertandai, bahkan disebelahnya tertulis bagaimana cara untuk menyelesaikannya.

"Whoa kamu ternyata hebat dalam matematika ya, Jinyoungie!" puji Daehwi, tangannya mengusak rambut remaja laki-laki didepannya. "Terima kasih."

Jinyoung memalingkan pandangannya. "I –itu bukan apa-apa."

Daehwi menggeleng antusias. "Itu hebat lho! Aku saja sudah menyerah pada matematika saat seusiamu." Akunya sembari terkekeh.

"Benarkah?" kaget Jinyoung.

"Serius! Aku tidak begitu menyukai matematika. Nilaiku memang cukup baik, tapi itu karena aku benar-benar giat berusaha belajar sampai beratku turun 3 kilo." Daehwi tersenyum malu.

Melihat Jinyoung menatapnya khawatir, Daehwi buru-buru tersenyum menenangkan. Memberitahu bahwa itu hanya di masa lalu dan sekarang semenjak dirinya sudah terbebas dari matematika, kini dia baik-baik saja.

"Melihatmu tadi, sepertinya kamu memilki bakat dalam matematika. Bagaimana kalau kamu coba mengasahnya?" usul Daehwi.

Jinyoung mendengus, lalu tersenyum pahit. "Orang tuaku tidak akan senang aku berkutat dengan matematika. Mereka lebih ingin aku mendalami pengetahuan sosial. Tak peduli jika aku lebih memilih matematika sejak dulu."

Daehwi merengut. "Orang tua tidak seharusnya mengekang pilihan pendidikan untuk anaknya seperti itu. Selain membuat anak lebih tertekan, tidak bagus juga untuk memaksakan kehendak seperti itu, kan? Kalau takdir berkata lain bagaimana?"

Jinyoung tidak menjawab. Daehwi menganggap Jinyoung mulai mempertimbangkan kata-katanya.

Ya kan sayang sekali kalau potensi Jinyoung disia-siakan. Sebagai guru konseling, Daehwi memiliki tugas untuk mengarahkan murid-muridnya agar menemukan bakat dan minat yang sesuai dengan mereka, lalu memberi saran terbaik dan mendukung mereka untuk keputusan masa depan mereka.

Cassette (JinHwi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang