Part 9

73 3 0
                                    

Malu. Bahkan yang mereka sebut "TERSABAR" pun pada puncaknya masih gatal untuk menggunjing. Rasanya seperti kembali hambar, menciut, kemudian mengecil. Menyesakkan.

Padahal sebenarnya ia hanya perlu diam kemudian menertawainya.

Saudaraku, hawariyyun...
Terimakasih karena telah membuatnya merenung beberapa waktu hingga akhirnya merutuki dirinya sendiri. Semua orang memang memiliki sifat esensi ingin diakui. Tidak masalah, manusiawi. Namun sifat itu haruslah diarahkan sedini mungkin agar tak timbul penyakit hati.

Ia kini semakin paham, bahwa bukan sabar itu ada batasnya. Melainkan dirinya sendirilah yang membuat dinding untuk membatasi sabarnya. Maka untuk memperpanjang sabar, rasa syukur yang dimilikinya harus lebih tinggi lagi dilangitkan pada sang pembolak-balik rasa.

Barakallahu fik...

ASA PADA MASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang