Kini fajarku hanya ada angin yang menerbangkan tiap harap yang ku rapal indah. Siangku, hanya ada rutinitas semu. Tak ada lagi senja yang menggiringku pulang ke peraduan. Tak ada lagi malam yang memberhentikanku duduk di emperan kota. Dan, tak ada lagi sapa yang membuat hariku nampak lebih berwarna.
Kau bukan tuanku. Sebab ku tahu, tatap mata yang tajam itu tak pernah menyorotiku. Berdamailah dengan masa lalumu, anggaplah aku hanya sebagai angin yang berlalu.
Kau adalah musuh yang membuat rasa ini tak tersentuh. Namun nyatanya memang hanya itu sumber yang membuat diksiku menjadi utuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASA PADA MASA
SachbücherTiap detik merupakan bagian dari masa yang memiliki beragam kisah berharga