Sehabis sholat tahajjud dan subuh, aku melakukan aktivitas yang seperti para santri lakukan, yaitu merapihkan dan membersihkan kamar. Aku ditugaskan menyapu, kintan mengepel, aulia merapihkan sprei, nadia mengelap jendela. Setelah semua selesai, kami bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
"Ustadzah yang ngajar kita siapa?" tanyaku.
"Ustadzah ningsih" jawab nadia.
"Baik gak orangnya?" tanyaku.
"Baik kok. Tenang saja! Kau tak perlu takut" gurau kintan.
"Iya. Ustadzah ningsih itu baik banget, penyabar, ramah. Kalo kamu mau curhat curhat sama ustadzah ningsih, pasti dia bakalan mau dengerin curhatan kamu" saut nadia. Aku hanya menganggutkan kepalaku setelah mendapatkan jawabannya dari ketiga teman baruku.
'jadi pengen buru-buru tau yang mana ustadzah ningsih' -batinku.
"Udah siap semua belum ukhty ukhty?" tanya aulia yang sudah berdiri membawa beberapa buku di tangannya.
"Udah" jawabku, kintan dan nadia.
"Yaudah yuk ke kelas" ajak aulia.
Kami langsung berjalan menuju kelas kami. Selama di perjalanan, kami tidak berbicara satu katapun. Sesampainya di ambang pintu kelas, aku menghentikkan jalanku. Kenapa denganku? Aku ragu untuk masuk ke dalam kelas baruku, aku malu.
"Assalamualaikum ukhty" tegur salam dari seseorang.
Aku menolehkan kepalaku, aku melihat seorang wanita yang berpakaian sangat sopan, hijab syari lalu gamis yang menyapu ke lantai dan juga memakai cadar. Dan dia sedang berada di hadapanku. Dan dia sangat cantik.
"Wa'alaikumsallam warohmatullah" jawabku.
"Kenapa ukhty tidak masuk ke dalam kelas?" tanya wanita itu.
Aku dibuatnya kikuk. Bingung harus menjawab apa, dan pada akhirnya aku hanya diam saja.
"Apa ukhty murid baru disini?" tanyanya lagi.
"Iya betul" jawabku.
"Ohh apa kamu yang namanya priscilla? Yang berpindah sekolah ke pondok pesantren ini?" tanya nya.
"Iya"
"Perkenalkan nama saya ustadzah ningsih, saya yang akan mengajarkan kamu di pesantren ini" ucapnya dengan mengulurkan sebelah tangannya.
Aku tersenyum mendengarnya, lalu aku menerima uluran tangan ustadzah ningsih.
"Yasudah mari masuk ke kelas" ajaknya. Aku mengangguk lalu berjalan dibelakangnya.
'ternyata benar ustadzah ningsih orangnya ramah' -batinku.
Jam kelas sudah habis, aku dan ketiga temanku segera menuju masjid untuk melaksanakan sholat zuhur, sehabis sholat zuhur kami kembali ke kamar.
"Huffttt" sampainya di kamar aku langsung menjatuhkan tubuhku ke kasur.
"Cila ke dapur dulu yu ambil makanan" ajak aulia.
"Ah entar aja dong ul aku masih capek tau" rengekku.
"Tapi aturan di pesantren gitu kalo habis pulang sekolah harus ke dapur masak barengan sama santri yang lain" ucap aulia.
"Hfttt.. Yaudah yuk ke dapur" aku terbangun dari baringanku.
Aku, aulia, kintan dan nadia beranjak ke dapur. Sesampainya di dapur, sudah banyak santriwati yang berada di sana, masing-masing sibuk memasak. Aku melirik sana sini, aku bingung mau membantu apa.
"Cila, kamu sama aku aja ya kita motongin kentang" ucap nadia
"Okedeh" sautku.
Aku dan nadia segera memotong kentang, sedangkan aulia dan kintan memotong bawang merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAM SAMPAI SURGA
No Ficción"Dengan surat Ar-Rahman kita dipertemukan dan dengan surat Ar-Rahman juga kita dipersatukan"