Malam hari, 19:45 WIB.
Malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh bang Aldo.
Dimana, malam yang akan membuktikan nyali dan keberanian nya kepada seorang ayah dari wanita yang ia cintai.
"Abang mu mana?" tanya abi.
"Entah masih di kamar mungkin bi" jawabku.
Tak lama kemudian, keluar lah abangku dari kamarnya.
"Yuk berangkat" ucap bang aldo.
Aku melongo dengan penampilan bang aldo malam ini. Baru sadar, ternyata aku memiliki seorang abang yang tampan. Lho kenapa aku malah memujinya?.
"Mashyaallah gantengnya anak umiii" puji umi sambil menepuk-nepuk bahu bang aldo.
"Terlihat dewasa kamu do dengan gayamu seperti ini" lanjut abi.
"Cila" panggil bang aldo.
"Ha? apa bang?"
"Kamu gak puji abang ganteng gituu?"
Aku menyerengit geli.
"Mau banget ya dipuji sama aku?" tanyaku sambil bergurau.
"Gak deh, lagi juga sampai kapan pun kamu gaakan puji abang" nyinyir bang aldo.
"Hahahaha baper! Iya banggg hari ini bang aldo ganteng banget abi aja sampe kalah" ucapku sambil melirik ke abi.
"Yeh kalo abi masih muda pasti abangmu kalah gantengnya sama abi" jawab abi.
Aku, bang aldo, abi, dan umi tertawa mendengar ucapan abi.
Senangnya memiliki keluarga lengkap seperti ini....
"Yaudah yuk berangkat, mumpung belum malem banget" ajak abi.
Kami berjalan keluar rumah dan langsung memasuki mobil.
Sesampainya di rumah ka aisyah, kami langsung dipersilahkan untuk masuk ke dalam rumahnya.
Ada dua perempuan cantik tengah duduk di sofa.
Aku bingung melihat mereka.
Wajah nya hampir mirip, dan masih sama-sama muda."Bang aldo ka aisyah yang mana bang?" bisikku ke bang aldo.
"Tu yang pakai khimar hitam" jawab bang aldo berbisik juga.
Aku beranggut-anggut.
"Hm.. assalamu'alaykum warohmatulllah wabarokatuh" ucap salam abi sebagai pembuka obrolan diantara kami.
"Wa'alaykumsallam warahmatullahi wabarokatuh" jawab kami serentak.
"Untuk mempersingkat waktu mari saja langsung kita mulai acaranya" ucap abi.
"Sebagai orangtua saya cukup menuruti apa keinginan anak saya, sebelumnya jujur saya sempat ragu saat anak saya bilang sudah memiliki seorang wanita yang ia cintai, saya hanya takut wanita itu wanita yang tidak baik, dan ternyata setelah saya lihat mashyaallah.. saya percaya bahwa wanita pilihan anak saya itu baik dan shalihah, insyaallah aamiin" Lanjut abi.
"Kalau begitu dengan segala rasa hormat, saya akan memberikan kesempatan bicara untuk anak saya. Aldo silahkan nak.." kata abi.
"Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarokatuh" ucap salam bang aldo sebagai pembuka.
"Wa'alaykumsallam warohmatullahi wabarokatuh" jawab kami serentak.
Terlihat sekali wajah tegang bang aldo malam ini, ingin sekali aku menertawakannya.
Bang aldo menarik nafas lalau berkata "Pak mohon maaf jika saya lancang, tujuan saya datang kesini saya ingin mengucapkan kepada bapa dan juga aisyah bahwa saya mencintai aisyah, daripada saya mengajak aisyah berbuat dosa dan maksiat, jadi lebih baik saya langsung saja menkhitbah aisyah di depan bapak, dan saya ingin aisyah menjadi istri dan ibu dari anak-anak saya nanti" ucap bang aldo.
Aku kagum mendengarkan ucapan bang aldo.
Ah! Andai saja hanan mengucapkan itu kepadaku!
Ku lihat abahnya ka aisyah mengangguk.
"Sebagai seorang ayah dari seorang anak perempuan, tentu saya menyetujuinya. Tapi, bagaimana dengan aisyah? Apa kamu menerima nak aldo?" ucapnya berakhir pertanyaan kepada ka aisyah.
Pandanganku beralih ke ka aisyah.
Aku suka melihat wajah ka aisyah, teduh untuk dipandang.
Ka aisyah tersenyum gugup, lalu ia menjawab pertanyaan abahnya.
"Dengan izin abah dan izin allah, aisyah menerima aldo bah" katanya.
Terbitlah senyuman di bibirku, umi, bang aldo, serta abah dan umi nya ka aisyah.
"Alhamdulillah" ucap bang aldo sambil mengusap wajahnya.
Bang aldo sangat senang sepertinya.
Sama aku juga senang.
"Cie sebentar lagi jadi suami" gurauku berbisik.
"Ssstt"
"Pp dong bang!" pintaku.
"Pp apa?" tanya bang aldo tak mengerti.
"Pajak pernikahan hihihi" jawabku.
"Nikah aja belum udah minta pajak aja" saut bang aldo.
Aku tertawa kecil.
"Oh iya saya sudah menyiapkan makanan untuk makan malam, jadi mari semuanya alangkah baiknya kita makan dulu bersama-sama" ajak umi nya ka aisyah.
Aku, bang aldo, umi, dan abi mengangguk mengiyakan.
Kami bersama-sama berjalan menuju arah meja makan.
Haloo sahabat ISS, aku kembali...
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAM SAMPAI SURGA
Non-Fiction"Dengan surat Ar-Rahman kita dipertemukan dan dengan surat Ar-Rahman juga kita dipersatukan"